Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cara Bedakan Diare Akibat Hepatitis Misterius vs Diare Biasa
18 Mei 2022 15:30 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 19 Agustus 2022 9:34 WIB
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hepatitis misterius jadi salah satu penyakit yang tengah mewabah di beberapa negara, salah satunya Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dengan gejala umum yaitu diare. Sayangnya, sulit bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana cara bedakan diare akibat hepatitis misterius vs diare biasa.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, jika melihat dari kasus hepatitis misterius di Indonesia, kebanyakan pengidapnya mengalami diare yang berkepanjangan. Diare tersebut terjadi karena hepatitis misterius menyerang gangguan pencernaan seseorang.
Maka itu, Kementerian Kesehatan RI juga menegaskan agar kebersihan lingkungan juga harus terjaga, khususnya makanan dan minuman. Hal itu bertujuan untuk menekan angka tertularnya hepatitis misterius pada anak di bawah usia 15 tahun.
Ingin tahu bagaimana cara bedakan diare akibat hepatitis misterius dengan diare biasa? Simak ulasannya pada artikel di bawah ini.
Cara Bedakan Diare Akibat Hepatitis Misterius vs Diare Biasa
Munculnya hepatitis misterius di Indonesia menarik perhatian banyak orang, terutama para orang tua. Selain karena gejalanya yang mirip dengan diare biasa, hepatitis misterius juga penyakit infeksi menular yang belum diketahui pasti apa penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa penyakit ini bukan disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D, maupun E, serta bukan juga disebabkan oleh penyakit autoimun, obat-obatan, dan kelainan bawaan.
Maka itu, tenaga kesehatan menyebut bahwa hepatitis misterius sebagai non etiologi karena belum ditemukan pasti apa penyebabnya. Meski demikian, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberi imbauan agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Dengan begitu, makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh anak-anak terhindar dari berbagai macam virus hepatitis misterius atau diare biasa sekalipun.
Diare Hepatitis Misterius vs Diare Biasa
Bagaimana cara bedakan diare hepatitis misterius dengan diare biasa? Berikut informasinya, menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Muzal Kadim, SpA(K), dikutip dari YouTube channel resmi IDAI.
ADVERTISEMENT
Gejala diare pada hepatitis misterius biasanya bersamaan dengan munculnya demam ringan dan disertai mual yang hebat. Tidak hanya itu, anak yang sudah tertular hepatitis misterius akan mengalami nyeri pada perut dan lemas karena pembesaran hati.
Sementara itu, diare biasanya diawali dengan demam terlebih dahulu. Kemudian, muntah sebanyak dua hingga tiga kali yang kemudian diikuti dengan diare. Umumnya, diare biasa berbentuk sangat cair, berbau asam, dan kembung.
Lebih lanjut, Muzal juga menjelaskan bahwa memang sulit untuk membedakan diare hepatitis misterius dan biasa. Namun, ia juga menyarankan agar para orang tua segera membawa sang anak ke rumah sakit terdekat, untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Cara Mengobati Diare
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, diare adalah penyakit pencernaan yang disebabkan karena virus atau bakteri. Penyakit ini menyebabkan seseorang mengalami buang air besar dalam frekuensi yang sering.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa gejala yang akan dirasakan oleh pengidap diare adalah:
Lantas, bagaimana cara mengobati diare? Berikut informasinya, seperti yang dikutip dari laman Ciputra Hospital.
1. Perbanyak mengonsumsi air putih
Cara mengobati diare yang pertama adalah mengonsumsi air putih dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini karena pengidap diare rentan mengalami dehidrasi akibat banyaknya cairan yang terbuang saat buang air besar.
2. Gunakan larutan oralit
Larutan oralit mengacu pada air yang mengandung garam dan glukosa di dalamnya. Dengan menggunakan larutan oralit, usus kecil menyerap larutan untuk menggantikan air dan elekrolit yang hilang pada tinja.
3. Obat penghenti diare
Untuk mengobati diare, tentunya para pengidap membutuhkan obat penghenti diare. Umumnya, obat tersebut mengandung loperamide (Imodium) dan bismuth subsalicylate (Pepto-Bismol) yang digunakan untuk membantu dalam menghentikan diare.
ADVERTISEMENT
4. Mengonsumsi antibiotik
Selain mengonsumsi obat penghenti diare, para pengidap juga harus mengonsumsi antibiotik untuk menyembuhkan diare. Namun, perlu diketahui bahwa penggunaan antibiotik perlu dikonsultasikan dengan dokter.
5. Hindari konsumsi makanan pemicu diare
Setelah mengonsumsi obat penghenti diare dan antibiotik, pengidap diare juga harus menghindari makanan yang memicu diare, seperti makanan berminyak, pedas, susu, dan produk-produk turunannya.
Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Diare dengan Efektif
Tips Mencegah Diare
Setelah melihat gejala-gejala diare yang tentunya tidak ingin dirasakan, bagaimana cara mencegah terjadinya diare ? Menyadur laman Everyday Health, berikut informasi lebih jelasnya.
1. Menjaga kebersihan diri
Lingkungan yang bersih jadi faktor penting untuk mencegah terjadinya diare. Apabila kebersihan diri tidak dijaga dengan baik, segala jenis bakteri, virus, dan bentuk parasit akan dengan mudah masuk ke dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan diri adalah rutin mencuci tangan menggunakan sabun bersih dan air mengalir.
2. Memperhatikan kebersihan makanan
Selain menjaga kebersihan diri, kebersihan makanan dan minuman juga harus dijaga dengan baik. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan makanan dan minuman adalah memperhatikan cara pembuatannya.
Cara pembuatan tersebut bisa dilihat apakah minyak yang dikonsumsi bersih, jurus masak menggunakan sarung tangan atau tidak, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hindari untuk membeli jajanan yang sembarangan.
Sebagai informasi, makanan dan minuman yang diolah di tempat terbuka mudah terkontaminasi dari kuman lingkungan, seperti E.coli, Salmonella, Listeria, Campylobacter, dan Clostridium perfringens.
3. Mendapatkan vaksin
Menyadur laman National Library of Medicine, cara mencegah penularan virus diare biasa dilakukan dengan melakukan suntikan vaksin.
ADVERTISEMENT
Umumnya, tindakan pencegahan diare ini dilakukan sebelum bayi berusia 5 tahun dengan 2-3 kali penyuntikan. Dosis pertama diberikan pada bayi usia 2 bulan, dosis kedua pada usia 4 bulan, dan usia 6 bulan untuk dosis ketiga.
4. Mencuci sayur dan buah dengan benar
Memasak makanan dengan benar dapat dimulai dengan memperhatikan cara mencuci sayur atau buah agar terhindar dari terkena diare. Menurut laman The University of Maine, berikut langkah-langkahnya.
ADVERTISEMENT
(JA)