Ragam Hias Geometris: Pengertian, Ciri, dan Contohnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
19 Desember 2020 17:23 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ragam hias geometris. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ragam hias geometris. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Ragam hias geometris menjadi salah satu bentuk karya seni motif tertua yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah. Pada umumnya, ragam geometris berawal dari wujud, titik, garis, dan bidang yang berulang, dari bentuk sederhana hingga pola rumit.
ADVERTISEMENT
Ragam hias secara umum merupakan bentuk hiasan yang diulang hingga menjadi pola tertentu dalam sebuah karya seni. Ragam ini bisa dihasilkan melalui proses memahat, mencetak, menggambar, dan lainnya.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai ragam hias geometris, mulai dari pengertian, ciri-ciri, hingga contohnya.

Apa yang Dimaksud dengan Ragam Hias Geometris?

Ilustrasi ragam hias geometris. Foto: Unsplash
Secara etimologi, ragam hias berasal dari bahasa Yunani, yaitu ornare yang artinya hiasan atau menghias. Sementara secara bahasa, ragam hias dapat diartikan sebagai hiasan berupa pola berulang yang biasanya dibuat pada suatu karya seni.
Dikutip dari Buku Siswa Seni Budaya untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Sri Sudaryati dan Boiman (2021: 39), seni ragam hias dibuat dengan tujuan mengisi kekosongan permukaan dari suatu karya seni.
ADVERTISEMENT
Selain mengisi kekosongan permukaan, komponen seni yang satu ini dibuat dengan tujuan memperindah hasil karya seni. Ragam hias juga dikenal sebagai ornamen.
Sementara itu, ragam hias geometris adalah ragam hias yang dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif. Ragam hias ini mengandung berbagai unsur garis, sudut, bidang, dan ruang.
Garis-garis yang dibuat bisa dalam bentuk garis lurus, melengkung, spiral, atau zig zag. Ada pula dalam bentuk bidang seperti lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, dan juga layang-layang.
Garis dan bidang tersebut dapat dikombinasikan untuk menghasilkan suatu ragam hias geometris yang indah.

Apa Sajakah Jenis-Jenis Ragam Hias?

Ilustrasi ukiran pada dinding masjid yang merupakan salah satu ragam hias. Foto: Unsplash
Ragam hias dipengaruhi oleh berbagai faktor, meliputi faktor lingkungan alam, flora, fauna, serta budaya di masing-masing daerah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Seni Budaya untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas oleh Harry Sulastianto, dkk., (2007: 20), ragam hias dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, di antaranya:

1. Ragam Hias Flora

Ragam hias flora adalah jenis ragam hias yang menggunakan tumbuh-tumbuhan (flora) sebagai objek motifnya. Motif flora bisa dibuat sesuai aslinya, tetapi ada pula seniman yang membuat ragam hiasan sesuai dengan imajinasinya.
Jenis ragam hias ini dapat ditemui hampir di seluruh daerah Indonesia, seperti batik, ukiran, kain sulam, kain tenun, seni perwayangan, hingga rumah tradisional.

2. Ragam Hias Fauna

Ragam hias fauna adalah jenis ragam hias yang mengambil bentuk fauna sebagai motifnya. Namun, ragam ini tidak mengambil bentuk hewan sepenuhnya. Fauna yang sering dijadikan objek ragam hias ini adalah burung, singa, gajah, dan ikan.
ADVERTISEMENT

3. Ragam Hias Geometris

Ragam hias geometris adalah jenis ragam hias yang memanfaatkan garis-garis, sudut, bidang, dan ruang yang dikombinasikan sehingga membentuk pola pengulangan.
Gambar ragam hias geometris berkembang di Indonesia dengan berbagai motif, misalnya motif ceplokan, kawung, tumpal, swatika, dan sebagainya.

4. Ragam Hias Figuratif

Ragam hias figuratif adalah jenis ragam hias yang menggunakan manusia sebagai objeknya. Seniman akan meniru bentuk tubuh manusia, mulai dari kepala hingga kaki. Lalu, membuat tiruan-tiruan manusia tersebut dalam gaya tertentu.
Ragam hias ini bisa berbentuk dua dimensi, misalnya gambar dan lukisan. Selain itu, bisa juga berbentuk tiga dimensi, misalnya berupa patung atau topeng.

5. Ragam Hias Kaligrafi

Ragam hias kaligrafi adalah jenis ragam hias yang dipengaruhi oleh seni Islam yang disebut "khat" atau seni menulis indah. Ragam hias ini dapat ditemui pada ukiran bangunan di masjid, batu nisan, atau lukisan kaca.
ADVERTISEMENT

Apa Saja Ciri-Ciri Ragam Hias Geometris?

Ilustrasi contoh ragam hias geometris. Foto: Unsplash
Ragam hias geometris mempunyai keunikan dari segi bahan dan tekniknya. Adapun ciri-ciri ragam hias geometris antara lain sebagai berikut.
Ragam hias geometris dapat ditemukan di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Ragam hias ini juga memiliki motif yang bervariasi.

Apa Contoh dari Ragam Hias Geometris?

Ilustrasi contoh motif ragam hias geometris yaitu motif batik. Foto: Unsplash
Bentuk ragam hias geometris memiliki pola atau susunan yang diulang-ulang. Pada bentuk ini, macam-macam dari pola ragam hias geometris yang ditampilkan teratur, terukur, dan memiliki keseimbangan.
ADVERTISEMENT
Pola ragam hias geometris dapat ditandai dengan bentuk objek seperti persegi empat, zig zag, garis silang, segitiga, dan lingkaran. Pola bidang tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya terukur.
Bentuk lain dari geometris adalah dengan mengubah susunan pola ragam hias menjadi pola tidak beraturan dan tetap memperhatikan segi keindahan. Adapun beberapa contoh motif ragam hias geometris antara lain sebagai berikut.

1. Motif Bunga

Motif bunga menjadi salah satu motif andalan untuk pakaian atau gaun wanita. Motif ini juga sering digunakan untuk hiasan dinding. Biasanya, motif bunga dipadukan dengan warna harmonis, yaitu perpaduan warna-warna yang saling berdekatan dalam lingkaran warna.

2. Motif Batik

Pada umumnya, motif batik terdapat pada kain batik dan ornamen hiasan dinding. Motif ini terdiri dari berbagai bentuk dasar, seperti belah ketupat, lingkaran, persegi, persegi panjang, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa motif batik yang beredar di masyarakat adalah motif batik ceplokan, pilin, tumpal, meander, dan swatika.

3. Motif Daun

Motif daun merupakan salah satu motif yang paling sederhana. Meskipun begitu, motif ini sering kali dipilih sebagai hiasan pada pakaian untuk memperindah penampilan dan menunjukkan sisi sederhana.

4. Motif Busur

Motif busur memiliki tingkat estetika yang tinggi yang dibuat menggunakan bantuan busur, sehingga bentuknya rapi dan simetris. Motif busur dapat ditemukan di berbagai peralatan rumah tangga dan hiasan dinding.

5. Motif Belah Ketupat

Motif belah ketupat menggunakan gambar geometris belah ketupat sebagai objeknya. Biasanya, motif ini terdapat pada hiasan dinding, anyaman, kain sulam, dan peralatan rumah tangga.

Fungsi Ragam Hias bagi Masyarakat

Ilustrasi membatik dengan ragam hias tertentu. Foto: Unsplash
Fungsi ragam hias umumnya ditunjukkan melalui bentuk, warna, tekstur, bahan, serta unsur seni yang terpadu dengan harmonis.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Daratan dan Kepulauan Riau dalam Catatan Arkeologi dan Sejarah oleh Sofwan Noerwidi (Editor) (2021: 159-160), fungsi ragam hias bagi masyarakat, yaitu:
Dengan demikian, fungsi ragam hias tidak hanya untuk menambah keindahan, tetapi juga memiliki simbol dan makna. Ragam hias memiliki makna karena disepakati oleh masyarakat yang menggunakannya.

Klasifikasi Ragam Hias Geometris

Ilustrasi batik dengan ragam hias geometris. Foto: Unsplash
Dikutip dari Pendidikan Seni Budaya 2 SMP oleh Yoyok R. M. dan Siswandi (2008: 11-12), berikut adalah klasifikasi ragam hias geometris sebagai bagian dari budaya seni rupa di Indonesia.
ADVERTISEMENT

1. Tumpal

Tumpal adalah ragam hias tradisional Nusantara yang memiliki bentuk dasar segitiga sama kaki. Pada perkembangan selanjutnya, ragam hias ini memiliki berbagai variasi.
Ragam hias ini bermakna kekuatan alam, yang terdiri dari unsur makrokosmos (semesta), mikrokosmos (manusia), serta metakosmos (alam gaib).
Tumpal telah ditemukan pada hiasan candi-candi di Indonesia. Selain candi, hiasan tersebut juga banyak diterapkan pada bidang arsitektur, tekstil, maupun anyaman. Ragam hias tumpal disebut juga "untu walang" yang melambangkan kesuburan.

2. Pilin Berganda

Pilin adalah ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf S. Dalam variasinya, ada pula yang berbentuk SS atau pilin berganda.
Seperti ragam hias geometris lainnya, pilin berganda banyak ditemukan di berbagai daerah Nusantara. Di dalam kesenian batik, pilin menjadi bentuk dasar ragam hias parang.
ADVERTISEMENT

3. Meander

Meander adalah ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf T. Dalam perkembangannya, ragam hias ini memunculkan ragam hias swastika dan pinggir awan. Ragam hias meander banyak digunakan dalam hiasan pinggir (tepi) untuk melengkapi ragam hias pokok.

4. Swastika

Ragam hias swastika sudah dikenal di zaman perunggu, di mana peninggalan-peninggalan sejarahnya banyak ditemukan pada barang kerajinan perunggu.
Swastika merupakan varian dari pola meander dan pilin. Bentuk ragam hias swastika menyerupai gambar peredaran bintang atau matahari. Ragam hias ini menyebar hampir di seluruh daerah di Nusantara.

5. Kawung

Kawung di dalam bahasa Sunda berarti aren atau kolang-kaling. Karenanya, ragam hias kawung memiliki bentuk menyerupai buah aren yang dipotong melintang, sehingga kelihatan empat biji aren.
ADVERTISEMENT
Ragam hias ini telah ada sejak zaman dahulu, dengan bukti ragam hias ini digunakan pada hiasan patung-patung candi Hindu Jawa. Ragam hias kawung memiliki makna keserasian hidup di dunia dan akhirat.

Mengenal Jenis-Jenis Ragam Hias di Nusantara

Ilustrasi candi di Indonesia yang memiliki motif ragam hias tersendiri. Foto: Pexels
Ragam hias sudah ada pada berbagai karya seni peninggalan kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara. Dirangkum dari Seni Budaya Katerampilan oleh Sri Murtono (2007: 141-142), berikut adalah jenis-jenis ragam hias di Nusantara yang bisa dipahami.

1. Motif Ragam Hias Padjajaran

Ragam hias Padjajaran berbentuk ukel dari daun pakis dan bentuknya serba bulat. Bentuk ukel tersebut menyerupai tanda koma. Sementara ujung ukel berbentuk seperti daun patran miring.
Ragam hias Padjajaran dapat dilihat di makam Sunan Gunung Jati. Pada bangsal makam tersebut, terdapat hiasan kayu berukir.
ADVERTISEMENT
Menurut sejarah, semula bangsal tersebut adalah bangsal Taruma Negara dari kerajaan Prabu Siliwangi. Makam tersebut terletak di dekat Sungai Citarum di daerah Cirebon.

2. Motif Ragam Hias Majapahit

Ragam hias Majapahit berbentuk bulatan dan krawingan (cekung), terdiri atas ujung ukel dari daun-daun waru dan daun pakis. Pada ragam hias ini, ragam pokoknya berbentuk seperti tanda tanya.
Ragam hias Majapahit dapat dijumpai pada bekas potongan batu serta potongan kayu yang sudah rusak yang disimpan di museum Trowulan.
Selain itu, ragam hias Majapahit juga dapat dilihat pada tiang pendopo masjid Demak. Menurut sejarah, tiang tersebut merupakan benda peninggalan kerajaan Majapahit yang dibawa oleh Raden Patah.

3. Motif Ragam Hias Bali

Ragam hias Bali hampir sama dengan ragam hias Padjajaran. Perbedaannya terletak pada ujung ukel yang dihiasi dengan sehelai patran. Bentuk ukel terdiri atas ukel besar, kecil, bulat, cekung, pecahan, dan daun yang runcing.
ADVERTISEMENT
Ragam hias Bali dibawa oleh orang Bali dan dinamakan patre punggel. Ragam ini dapat dilihat di pura sebagai hiasan pintu masuk.

4. Motif Ragam Hias Yogyakarta

Ragam hias Yogyakarta memiliki motif berupa gubahan sulur-sulur bunga yang berbentuk pilin tegar. Sulur bunga tersebut sebenarnya akar gantung, melilit menyerupai tali yang bergelombang.
Pada jarak tertentu, ada tangkai yang berbentuk seperti pilin. Pilin-pilin ini mengikal ke kanan dan ke kiri berganti-ganti di tiap-tiap ujung tangkai daun. Daun-daun yang menempel pada tangkai mengikal berlawanan arah.
Ragam hias Yogyakarta banyak digunakan pada hiasan-hiasan alumunium, perak, dan emas dari barang-barang kerajinan yang dihasilkan oleh pengrajin setempat. Contohnya pada alat-alat rumah tangga seperti sendok, asbak, bejana, sarung keris, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT

5. Motif Ragam Hias Madura

Ragam hias Madura mempunyai corak atau gaya tersendiri, yakni bentuk daun yang agak kaku dan tegas. Pada setiap ujung daun yang kaku dan tegas, ada pilin-pilin yang menambah keharmonisan motif tersebut. Badang dan pilin berbentuk bulat atau cembung.
Ragam hias Madura diciptakan oleh para ahli seni di daerah itu sendiri dan tidak mencontoh motif dari daerah lain. Motif ini pada awalnya tidak diperdagangkan seperti ukiran dari daerah Jepara yang merupakan sumber penghidupan rakyat setempat.
Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan zaman, motif ragam hias Madura banyak digunakan untuk menghias perabotan. Salah satu contoh motif ini dapat dilihat di gedung Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
(GTT & SFR)