Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Lagu Cingcangkeling: Asal, Tangga Nada, dan Arti Lirik
1 September 2021 17:46 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 30 Maret 2023 14:53 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada banyak lagu anak tradisional yang ada di Indonesia. Kali ini, kita akan mengulas mengenai lagu Cingcangkeling, mulai dari asal, tangga nada, dan arti liriknya sesuai dengan pembahasan yang ada di buku Tema 6 kelas 5 SD halaman 57.
ADVERTISEMENT
Sama seperti lagu anak lainnya, Cingcangkeling biasanya dinyanyikan dengan nada yang gembira dan penuh semangat untuk menyesuaikan dengan sifat asli mereka yang selalu ceria, bergembira, dan bersemangat.
Lalu, apa tangga nada pada lagu Cingcangkeling? Simak jawaban dan penjelasannya lewat artikel berikut!
Lagu Cingcangkeling: Asal, Tangga Nada, dan Arti Lirik
Asal Lagu Cingcangkeling
Cingcangkeling adalah lagu tradisional anak-anak yang berasal dari daerah Jawa Barat . Dengan demikian, lagu ini pun menggunakan bahasa Sunda dalam liriknya.
Ada banyak kontroversi yang beredar tentang siapa sebenarnya pengarang lagu Cingcangkeling ini. Banyak sumber yang mengatakan bahwa pencipta aslinya belum diketahui sampai saat ini.
Di sisi lain, ada juga yang menjelaskan bahwa orang yang pertama kali menciptakan lagu ini adalah Benny Corda, seorang gitaris, penyanyi dan pencipta lagu yang cukup terkenal pada tahun 50-an.
ADVERTISEMENT
Benny Corda merupakan anak dari Donny Corda yang menciptakan lagu daerah Jawa Barat yang sangat populer, yakni 'Bubuy Bulan'.
Tangga Nada pada Lagu Cingcangkeling
Tangga nada pada lagu Cingcangkeling adalah slendro. Ini adalah tangga nada pentatonis yang sering digunakan pada musik karawitan Jawa dan tersusun atas lima nada primer, yaitu do, re, mi, sol, la.
Mengutip buku Serat Kandha Suluk Tembang Wayang oleh Bram Palgunadi, ciri khas tangga nada slendro adalah kehadiran nada-nada miring atau minor. Inilah yang membuat tangga nada tersebut terdengar unik dengan karakteristik musik yang gembira, lincah, bersemangat, dan menyenangkan.
Pada musik karawitan Jawa yang menggunakan tangga nada Slendro, saat penyanyi melantunkan lagunya dalam nada-nada minor, iringan seluruh musiknya tetap memainkan nada-nada mayor, kecuali ricikan rebab dan suling.
ADVERTISEMENT
Nada minor atau disebut juga dengan nada 'barang miring' tersebut hanya ditemukan pada tangga nada slendro. Nada-nada tersebut juga menjadi ciri khas vokal karawitan, tembang, atau suluk gagrak Pesisir.
Selain slendro, ada pula tangga nada pelog yang terdiri dari tujuh nada, yakni do, re, mi, fa, sol, la, si. Musik dengan tangga nada ini umumnya bersifat tenang, mulia, dan luruh.
Arti Lirik Lagu Cingcangkeling
Berikut lirik lagu Cingcangkeling yang ditulis dalam bahasa Sunda beserta artinya, agar bisa ditirukan untuk bernyanyi.
Kleung dengdek buah kopi raranggeuyan
(Bunyi tetabuhan, buah kopi bertangkai-tangkai)
Keun anu dewek ulah pati diheureuyan
(Biarkan! itu milikku jangan sering diganggu)
Cingcangkeling manuk cingkleng cindeten
(Ingatlah manusia, hati harus selalu tenang)
Plos kakolong bapak satar buleneng
ADVERTISEMENT
(Agar mendapat dunia yang penuh rahmat)
Pat lapat pat lapat katingalan masih tebih kene pisan
(Jangan sampai ketinggalan walau masih jauh)
Layarna bodas jeung celak kasurung ombak-ombak
(Layarnya putih dan terlihat kecil terdorong ombak)
Dengan hati yang tenang maka akan menumbuhkan rasa kedamaian serta menuntun manuasia ke jalan kebaikan. Dengan segala kebaikan dalam hidup kita, akan menghantarkan kita ke jalan yang direstui-nya. (DNR)