Konten Media Partner

LAPSUS: Saat Beban Tas Anak SD Lebih Berat dari Pelajaran Sekolah

1 September 2019 8:28 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak berangkat sekolah di Tambak Asri Surabaya. Foto: Windy Goestiana/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak berangkat sekolah di Tambak Asri Surabaya. Foto: Windy Goestiana/Basra
ADVERTISEMENT
Tas sekolah anak Sekolah Dasar (SD) zaman sekarang hampir tak ada bedanya dengan mahasiswa. Besar dan berat.
ADVERTISEMENT
Ukuran tas ransel mereka juga dituntut cukup besar untuk memasukkan segala keperluan sekolah, mulai dari buku tulis, buku pelajaran, kamus, tempat minum, wadah makan, sampai baju olahraga. Bahkan, ada juga anak-anak membawa tas semacam koper ke sekolah.
Saking beratnya, mereka lebih suka menyeret tasnya dibanding harus menggendongnya di pundak. Padahal, itu tas punggung.
Penasaran dengan isi tas anak-anak SD masa kini, Basra pun bertanya kepada beberapa siswa di sejumlah sekolah. Misalnya, Amelia Putri dan Sara Ramadani yang setiap hari harus membawa tambahan tas kecil untuk memasukkan botol minum dan wadah makan.
Sara Ramadani (kiri) dan Amelia Putri (kanan). Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
"Karena tasnya sudah terisi buku tulis, buku paket, dan ada pepak (kamus Bahasa Jawa) juga. Belum lagi pas hari Rabu malah lebih berat karena olahraga, jadi harus bawa baju ganti," kata Sara pada Basra, Sabtu (31/8).
ADVERTISEMENT
Karena itu, Sara dan Amelia pun mengaku sering merasakan sakit punggung kalau sudah membawa tas terlalu berat.
Nadinda Putri.
Lain lagi dengan Nadinda Putri. Siswi kelas lima di SD Negeri yang berlokasi di Surabaya Barat ini mengaku setiap hari ia membawa sedikitnya enam buku tulis, tiga buku paket pelajaran, tempat pensil, kotak makan, hingga botol minum.
Meski terbilang banyak barang bawaannya, tapi Nadinda mengaku tak merasa terlalu berat. "Soalnya jarak rumah sama sekolah lumayan dekat," ungkap Nadinda pada Basra.
Di antara Sara, Amelia, dan Nadinda, ada Tara Aisyah yang lebih beruntung. Siswa kelas lima SD Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya ini mengaku tas sekolahnya tidak terlalu berat karena sekolah menyediakan loker penyimpanan.
ADVERTISEMENT
"Jadi, ya, saya simpan saja bukunya di dalam loker. Paling dalam tas cuma bawa binder buat buku catatan, tempat pensil sama baju ganti," tutur siswa yang akrab disapa Tara ini.
Salah satu loker kelas di SAIM Surabaya.
Menanggapi barang bawaan siswa yang begitu banyak, Arlin Nurcahyani selaku guru SD SAIM mengatakan bahwa masa SD adalah masa pertumbuhan yang baik untuk anak-anak. Beban tas yang berat, menurut Arlin, akan berdampak pada postur tubuh anak.
Karena itu, selain dengan menyediakan loker untuk menyimpan buku pelajaran dan kamus-kamus yang tebal, Arlin ikut mengingatkan agar siswa hanya membawa buku sesuai kebutuhan di hari itu. Supaya saat anak sampai di sekolah mereka tidak kehabisan energi karena kelelahan. (Reporter: Amanah Nur Asiah / Editor: Windy Goestiana)
ADVERTISEMENT