Ketika Bunga Mampu Mendengar Lebah Berdengung

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
28 Oktober 2020 19:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bunga Mawar Sore dan Seekor Lebah. Foto: ajs1980518 from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Bunga Mawar Sore dan Seekor Lebah. Foto: ajs1980518 from Pixabay
ADVERTISEMENT
Dunia tidak sepenuhnya dalam kondisi benar-benar sunyi, bahkan di tempat terpencil sekalipun. Kicau burung, angin berdesir di antara pepohonan, dan serangga tetap bersenandung dengan menimbulkan efek gema yang indah. Selain itu, telinga predator dan mangsa selaras dengan keberadaan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan telah memiliki banyak khazanah pengetahuan tentang indra yang dimiliki hewan. Tetapi, studi serupa yang mengulas tentang dunia flora atau hubungannya dengan fauna jauh lebih sedikit. Salah satu yang paling umum terjadi adalah interaksi antara bunga dan lebah.
National Geographic melaporkan sekelompok peneliti dalam melakukan eksplorasi kemampuan indra pada bunga. Indra yang menjadi fokus dalam karya ini adalah kemampuan serupa pendengaran dalam merespons sesuatu. Apakah bunga tertentu dapat mendengar lebah berdengung?
Suara sangat penting bagi kelangsungan hidup, sehingga mendorong peneliti Tel Aviv University, Lilach Hadany bertanya-tanya bagaimana tumbuhan merespons suara melalui pendengaran. Eksperimen pertama menunjukkan bahwa setidaknya dalam beberapa kasus, tumbuhan dapat mendengar. Hasil tersebut memberikan jejak evolusioner yang nyata.
Bunga Mawar Sore dan Seekor Lebah. Foto: Buntysmum from Pixabay
Hadany bersama rekannya menggunakan objek bunga mawar sore (Oenothera drummondii) sebagai penelitian. Beberapa menit setelah bunga merasakan suara dari serangga penyerbuk, tanaman meningkatkan konsentrasi gula dalam nektar bunganya. Proses ini dianggap bahwa bunga itu sendiri memiliki kemampuan seperti telinga untuk mendengar, dan menangkap frekuensi tertentu dari sayap lebah sambil mengabaikan suara lain seperti angin. Hadany menyimpulkan tanaman yang mampu merespons suara akan membantu dirinya bertahan dan mewariskan genetik yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Penelitian dilakukan dengan menguji O. drummondii di dalam lab. Bunga berada dalam lima kondisi suara, yaitu hening sama sekali, rekaman lebah madu dari jarak empat inci, dan suara yang dihasilkan oleh komputer dalam frekuensi rendah, menengah, dan tinggi. Bunga yang diberi perlakukan senyap, ditempatkan di bawah toples kaca penahan getaran. Hasilnya, bunga tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam konsentrasi gula nektar. Hal yang sama berlaku untuk tanaman yang terpapar suara frekuensi tinggi (158 hingga 160 kilohertz) dan frekuensi menengah (34 hingga 35 kilohertz).
Tetapi untuk tanaman yang terpapar pemutaran ulang suara lebah (0,2 hingga 0,5 kilohertz) dan juga suara frekuensi rendah (0,05 hingga 1 kilohertz) menghasilkan fenomena yang berbeda. Dalam tiga menit setelah terpapar rekaman ini, konsentrasi gula dalam tanaman meningkat dari antara 12 dan 17 persen menjadi 20 persen.
Bunga Mawar Sore dan Seekor Lebah. Foto: Buntysmum from Pixabay
Tim peneliti cukup terkejut saat mengetahui hipotesisnya benar-benar terjawab. Bahkan, mereka mengulanginya pada situasi lain. Mereka melakukan hal yang sama saat musim yang berbeda dengan menggunakan tanaman yang dirawat baik di dalam dan di luar ruangan. Hadany mengatakan sangat yakin hasilnya sesuai dengan dugaan.
ADVERTISEMENT
Lalu penelitian ingin mencari tahu lebih jauh tentang cara kerja suara melalui transmisi dan interpretasi getaran. Bunga pada objek penelitian yang memiliki bentuk bervariasi, seperti cekung atau mangkuk, memungkinkan menerima dan memperkuat gelombang suara seperti parabola. Tim kemudian membandingkan getaran dari masing-masing lima perlakukan suara.
Bunga yang memiliki bentuk seperti mangkuk, mampu merespons getaran rekaman lebah dengan sangat baik. Pada kesempatan lain, tim ingin memastikan bahwa bentuk fisik bunga berpengaruh terhadap kemampuan indra pendengarnya. Oleh karena itu, mereka menempatkan bunga dengan beberapa kelopak yang telah hilang. Hasilnya, bunga itu gagal menangkap suara rekaman serangga penyerbuk.
Hadany mengakui bahwa masih banyak pertanyaan yang tersisa tentang kemampuan tanaman yang baru ditemukan ini untuk merespon suara. Apakah beberapa "telinga" lebih baik untuk frekuensi tertentu daripada yang lain? Mengapa mawar sore membuat nektarnya menjadi lebih manis sebagai respons mendengar suara lebah?
ADVERTISEMENT
Hadany berpendapat bahwa mungkin tanaman saling mengingatkan satu sama lain terhadap suara hewan herbivora yang sedang melakukan penyerbukan pada tetangganya. Dia menambahkan bunga telah berevolusi dengan hewan penyerbuk untuk waktu yang sangat lama. Karyanya diharapkan sebagai langkah pertama untuk memacu ilmuwan lain dalam melakukan investigasi lebih dalam terkait hubungan hewan dan tumbuhan.
Bunga Mawar Sore. Foto: Anzhuzhu from Pixabay