Di Konferensi AWMUN 2021, Pelajar Madrasah Soroti Peran Generasi Muda

Alfath Flemmo Maulasufa
Musisi Komposer Musik, Programmer Komputer, Founder/CEO Flemmo Enterprise Music, S1 Ilmu Komunikasi BINUS University Malang, S1 Sistem Informasi Universitas Presiden Jababeka Cikarang, dan Penerima Penghargaan Sony Music Group SMG Global Scholars.
Konten dari Pengguna
1 September 2021 21:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alfath Flemmo Maulasufa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (18), pelajar kelas XII Bahasa MAN 1 Jombang, Jawa Timur, Delegasi Asia World Model United Nations (AWMUN) Virtual Conference 2021. (dok. pribadi).
zoom-in-whitePerbesar
Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (18), pelajar kelas XII Bahasa MAN 1 Jombang, Jawa Timur, Delegasi Asia World Model United Nations (AWMUN) Virtual Conference 2021. (dok. pribadi).
ADVERTISEMENT
Asia World Model United Nations (AWMUN) Virtual Conference 2021 telah usai. Saya, Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (18), pelajar kelas XII Bahasa MAN 1 Jombang, Jawa Timur, menjadi delegasi konferensi virtual AWMUN 2021 yang berlangsung selama tiga hari pada 27-29 Agustus lalu. Konferensi ini telah dihadiri sebanyak 1105 peserta perwakilan dari 57 negara yang terbagi dalam dua belas council.
ADVERTISEMENT
Nah, saya bergabung dalam konsil United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Awalnya, saya memilih sebagai delegasi Indonesia. Namun, panitia memutuskan bahwa saya harus mewakili negara Netherlands.
Ketika acara pembukaan, saya menikmati pertunjukan spektakuler cultural night secara virtual Bajidor Kahot Dance” oleh Sanggar Tari Larasati. Setelah itu, saya menyimak sambutan dari Sekretaris Jenderal AWMUN, Shofie Saraf. Kemudian dilanjutkan pembicara yang menginspirasi saya, Dr. Sue Vize. Ia merupakan Penasihat Regional UNESCO untuk Ilmu Sosial dan Humaniora untuk Asia Pasifik yang berbasis di Bangkok.
Maharsyalfath mengikuti Pembukaan Asia World Model United Nations (AWMUN) Virtual Conference 2021. Sambutan oleh Sekretaris Jenderal AWMUN, Shofie Saraf (kiri-bawah) dan Dr. Sue Vize, Penasihat Regional UNESCO untuk Ilmu Sosial dan Humaniora di Asia Pasifik (kanan-bawah). Foto: tangkap layar Konferensi Virtual AWMUN 2021.
Keesokan harinya, saya melanjutkan kegiatan Sidang Komite dimulai dari MUN 101 selama dua jam, mulai jam sembilan pagi. Pada sesi ini, saya dan para delegasi lainnya belajar tentang bagaimana melakukan MUN melalui penjelasan dari Board of Director (BoD), disertai simulasi contoh-contoh praktis.
ADVERTISEMENT
Kemudian, saya mengikuti konferensi yang sebenarnya. Saya sangat bersemangat ketika mengikuti sesi dengar pendapat (caucus) dari delegasi negara-negara dan diskusi yang dikemas dalam simulasi sidang anggota. Acara dimulai dengan Roll Call, General Speakers’ List, Moderated Caucus, Unmoderated Caucus, dan Topic Discussion. Saya melihat para peserta benar-benar penuh semangat serta antusias mengikuti konferensi.
Sungguh, kegiatan yang luar biasa ini telah menginspirasi saya. Saya mendapat banyak pelajaran, pengalaman baru, dan jaringan pertemanan internasional. Dalam kesempatan diskusi, saya berkesempatan menyatakan pendapat. Saya menyoroti tentang transformasi pendidikan, isu radikalisme, hingga peran generasi muda untuk perdamaian dunia di era teknologi internet industri 4.0 sesuai topik UNESCO, "Empowering Youth to Build Peace".
Maharsyalfath, Siswa MAN 1 Jombang (Foto: kiri-atas, nomor 2), menghadiri Konferensi Internasional AWMUN, 27-29 Agustus 2021 (dok. pribadi)
Lalu, ketika di sesi moderated caucus, saya menyampaikan tentang faktor pendorong radikalisme.
ADVERTISEMENT
Saya berkesimpulan bahwa masalah radikalisme ini sedang menjadi suatu ancaman nyata bagi generasi muda di dunia. Wajar apabila negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pihak-pihak terkait, kini lebih gencar mencegah radikalisme atau deradikalisasi di kalangan remaja atau pemuda.
Dalam forum AWMUN tersebut, saya juga mendorong adanya solusi global multi-cultural policy. Saya menyampaikan hal ini di depan forum karena menurut saya sangat urgent bagi negara-negara di dunia dalam upaya mereduksi permasalahan young generation demi perdamaian dunia yang berkelanjutan.
Letter of Acceptance (LOA), Asia World MUN Conference 27-29 Agustus 2021 untuk Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa, Pelajar MAN 1 Jombang, Jawa Timur. (dok. pribadi).
Usia muda termasuk masa rentan menjadi intoleran dan radikal, karena usia remaja masuk dalam fase mencari jati diri atau identitas. Apalagi saya juga melihat adanya ketidakadilan di generasi muda.
ADVERTISEMENT
Bagi saya, ini merupakan tantangan global yang serius. Untuk benar-benar memberdayakan kaum muda, masyarakat seharusnya memberikan kesempatan yang luas kepada kaum muda untuk bergabung dan menghadirkannya dalam komunitas dan organisasi kemasyarakatan.
Untuk itu, melalui forum internasional AWMUN 2021, saya menawarkan beberapa solusi aksi pemberdayaan pemuda.
Selanjutnya, di forum AWMUN 2021 saya menyoal tentang optimalisasi penggunaan internet. Saya berpendapat bahwa akses ke internet sangat penting untuk mewujudkan visi masa depan pemuda.
ADVERTISEMENT
Saya melihat bahwa internet sangat berpengaruh dalam kehidupan anak muda. Sayangnya, saya telah membaca bahwa ada beberapa penelitian telah menyelidiki lebih banyak aspek negatif dari perilaku online remaja, yaitu kecanduan dan risiko online, terutama cyberbullying.
Terkait cyberbullying, saya memberi catatan dan menyampaikannya kepada forum. Tidak semua remaja rentan terhadap dampak negatif dari internet. Sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi remaja yang paling berisiko dan mengembangkan intervensi yang efektif untuk melindungi remaja.
Di sisi lain, saya juga menyampaikan di forum AWMUN tentang aspek positif dari penggunaan internet, yaitu dapat memperkuat interaksi sosial dan memberikan intervensi kesehatan.
Maharsyalfath (foto: kiri-atas), Mengikuti materi Rule of Procedure untuk Working Paper dan Draft Resolution AWMUN 2021 (dok. pribadi).
Kemudian, saya juga menyoroti kondisi dunia saat ini yang sedang menghadapi masalah pelik dan mengkhawatirkan di masa pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Di puncak kegiatan, pada hari ketiga Asia World MUN Virtual Conference, saya bersama delegasi menyelesaikan Working Paper dilanjutkan penyusunan Draft Resolution dan amandemen. Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua, Wakil Ketua, dan Pelapor yang luar biasa, diskusi dan debat berjalan lancar.
Meskipun tidak dapat dihindari bahwa selama debat ada sedikit 'ketegangan' di antara beberapa delegasi, namun semua delegasi penuh semangat. Konferensi AWNUN 2021 ini merupakan pengalaman saya yang sangat bernilai dan menyenangkan. *Alfath.