Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menag Yaqut Qoumas Apresiasi Alfath, Gaungkan Moderasi Beragama Tembus FeLSI
7 Oktober 2021 20:20 WIB
Tulisan dari Alfath Flemmo Maulasufa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saya, Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (18), pelajar kelas 12 Bahasa di MAN 1 Jombang, Jawa Timur. Saya lolos dalam 25 pelajar berprestasi di bidang penulisan artikel features di lomba jurnalistik Festival Literasi Siswa Indonesia (FeLSI) 2021, Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kemendikbudristek RI. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, mengapresiasi pencapaian saya dalam menggaungkan moderasi beragama melalui literasi.
Di kompetisi FeLSI 2021, saya menulis artikel feature jenis profil (biografi) bertema moderasi beragama. Melalui lomba jurnalistik ini, saya mendapat bahan bakar baru berupa semangat bangkit literasi untuk kembali pulih dari pandemi Covid-19. Dengan gaya penulisan story telling, artikel saya tembus final nasional.
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, yang kerap disapa Gus Yaqut, melalui akun resmi Twitter-nya @YaqutCQoumas merasa bangga dan retwit akun @maulasufa.
"Pak Menteri Gus @YaqutCQoumas, ini saya Alfath @maulasufa, siswa MAN 1 Jombang. Artikel saya 'Moderasi Beragama' tembus 25 Karya Terbaik Nasional Puspresnas, Kemendikbud. Kisahnya, saya tulis di Viva @CeritaAnda_ Mohon dukungan direpost di @Kemenag_RI", postingan tweet saya di akun Alfath Flemmo Maulasufa @maulasufa pada Selasa, 5 Oktober 2021.
Lalu, twit Gus Yaqut tersebut, disambut oleh Kementerian Agama Republik Indonesia melalui akun Twitter resmi @Kemenag_RI.
"Selamat atas prestasi Mas @maulasufa. Apresiasi atas kontribusinya dalam penguatan Moderasi Beragama", tulis Kemenag RI melalui akun Twitter @Kemenag_RI kepada saya, Maharsyalfath.
Saya lebih bersemangat untuk menulis artikel ketika saya membaca pengumuman finalis. Nama saya Maharsyalfath berada pada urutan pertama dari 25 daftar siswa SLTA penulis artikel feature terbaik yang diumumkan oleh Kemendikbud melalui akun Instagram @puspresnas, 11 September 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
Dewan juri di bidang lomba artikel feature FeLSI 2021 terdiri dari para wartawan senior dan pakar jurnalistik. Jurinya yaitu Didi Kaspi Kasim (National Geographic Indonesia), Yohanes Enggar Harususilo (Kompascom), Syarief Oebaidillah (Media Indonesia), dan Lina Jusuf (Ruang Inspirasi Muda).
Awalnya, saya menulis artikel features di lomba FeLSI 2021 untuk kategori humaniora, sosial, budaya, dan agama, Judulnya yaitu "Telling Story, Moderasi Beragama Melalui Musik di Era Pandemi ". Sungguh, ini merupakan pengalaman pertama kali saya dalam mengikuti lomba jurnalistik tingkat nasional untuk siswa sekolah SMA/MA/SMK, dan saya langsung lolos final nasional.
Kemudian, saya mengubah redaksional artikel untuk dipamerkan di babak final FeLSI 2021. Saya melakukan perubahan redaksi supaya lebih menarik dan menyentuh perasaan pembaca. Saya menyederhanakan judul dan menyempurnakan isi artikel lebih dinamis layaknya roller-coaster. Judul artikel saya menjadi lebih singkat, "Moderasi Beragama Melalui Musik, Mengapa Tidak? "
Selanjutnya, artikel saya dipamerkan di laman Pameran Karya Finalis FeLSI 2021. Artikel ini favorit dan terpopuler ketimbang artikel lainnya. Artikel saya paling banyak dibaca oleh pengunjung pameran.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada 6 Oktober 2021 pukul 23:00 wib, saya melihat karya saya di laman Puspresnas. Artikel saya berjudul "Moderasi Beragama Melalui Musik, Mengapa Tidak? ", telah dibaca lebih dari 600 kali pengunjung dan 44 di antaranya menyukai.
Sungguh tidak menyangka, artikel features saya favorit pembaca mengalahkan peraih juara satu, dua, dan tiga. Juara 1, Aifa Meisi Putri Aulia mendapat 128 pengunjung dan 3 suka; juara 2, Hanun Aishy Marwa mendapat 132 pengunjung dan 2 suka; juara 3, Nayla Syarifah Hiefra mendapat 114 pengunjung dan 5 suka.
Saya mengisahkan perjalanan saya mulai masa kanak-kanak hingga sekarang remaja. Di dalam artikel itu, saya mengangkat figur seorang 'kritikus sastra' sekaligus seniman, almarhum Mukhsin Ahmadi. Ia merupakan dosen IKIP Malang, sahabat dekatnya budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun) dan almarhum penyair WS Rendra. Ia merupakan tokoh inspirator saya dalam menulis artikel.
ADVERTISEMENT
Sebagai musisi muda, saya menekuni dunia komposisi musik. Saya aktif mempromosikan pentingnya moderasi beragama melalui komunitas. Saya telah mengunggah beberapa lagu karya saya tentang kemanusiaan berjudul 'Dynamic' dan 'The Beginning of Us' di kanal Youtube Flemmo Music.
Saya juga menggaungkan moderasi beragama melalui kegiatan saya di dalam negeri hingga ke mancanegara.
Di komunitas global, saya mengikuti kegiatan regional dan internasional. Sejak 2020, saya sukarelawan Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI ). Saya juga mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemuda, yaitu Istanbul Youth Summit (IYS ) 2021 Turki, UNESCO Summer Camp IMUN Virtual Conference 2021 , Asian World Model United Nations AWMUN 2021, dan anggota ASEAN Youth Organization (AYO).
ADVERTISEMENT
Untuk menyalurkan bakat dan minat musik, saya membangun startup bernama Flemmo Enterprise Music. Startup ini kemudian lolos dalam "Top 12 Startup Kewirausahaan Tingkat Nasional" pada kompetisi Entrepreneurship World Cup 2021 . Kemudian, saya mengomposisi lagu "Happy Day". Lagu ini terpilih sebagai tiga lagu terbaik dalam kompetisi lagu kebangsaan (global anthem) untuk Youth For Understanding (YFU) yang berkantor pusat di Washington, D.C., Amerika Serikat.
Saya memilih jurusan bahasa di madrasah aliyah. Saya sangat berminat untuk mempelajari ilmu sastra, filsafat, dan budaya. Melalui Program Summer Camp Yale Young Global Scholars (YYGS) 2021 , saya mengikuti sesi kuliah pendek di bidang Literature, Philosophy, and Culture (LPC) pada musim panas, Yale University, Amerika Serikat, pada 21 Juni - 3 Juli 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
Ke depan, saya akan terus konsisten menggaungkan pentingnya moderasi beragama sebagai instrumen dalam menjembatani dua kelompok ekstrem liberalis versus konservatif, untuk mencegah intoleransi dan radikalisme. Moderasi beragama ini sangat urgen dipopulerkan kepada generasi Z demi mendukung toleransi dan perdamaian.
(Penulis: Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (18), siswa MAN 1 Jombang, Jawa Timur, finalis lomba artikel features nasional di Festival Literasi Siswa Indonesia (FeLSI) 2021, Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kemendikbudristek RI).
Live Update