Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
14 Hadis tentang Silaturahmi dan Persaudaraan
13 April 2022 18:37 WIB
·
waktu baca 7 menitDiperbarui 4 Juli 2022 19:29 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selain membahas agama , Islam juga kerap mengatur kehidupan umatnya. Salah satunya adalah anjuran menjaga silaturahmi dan persaudaraan antar-sesama manusia. Terkait hal ini, Rasulullah SAW telah bersabda dalam hadis tentang silaturahmi dan persaudaraan.
ADVERTISEMENT
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas membahas bahwa orang yang beriman kepada Allah SWT adalah yang selalu menghormati tetangga atau tamunya . Dengan kata lain, jika seseorang menghormati sesama manusia, ia termasuk ke dalam golongan orang beriman.
Masih ada beberapa hadis lain yang juga membahas tentang silaturahmi dan persaudaraan. Namun, sebelum itu, simak terlebih dahulu penjelasan mengenai makna silaturahmi dalam Islam berikut ini.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Silaturahmi?
Secara etimologis, silaturahmi berasal dari dua kata, yaitu silah (صلة) yang berarti menyambung dan ar rahim (الرحم) yang bermakna karib-kerabat. Dengan kata lain, silaturahmi adalah menyambung hubungan dengan para karib-kerabat.
Adapun menurut Imam An Nawawi dalam kitabnya yang berjudul Syarh Shahih Muslim, beliau berkata:
وَأَمَّا صِلَةُ الرَّحِمِ فَهِيَ الْإِحْسَانُ إِلَى الْأَقَارِبِ عَلَى حَسَبِ حَالِ الْوَاصِلِ وَالْمَوْصُولِ فَتَارَةً تَكُونُ بِالْمَالِ وَتَارَةً بِالْخِدْمَةِ وَتَارَةً بِالزِّيَارَةِ وَالسَّلَامِ وَغَيْرِ ذَلِكَ
Artinya: “Adapun silaturahmi adalah berbuat baik kepada karib-kerabat sesuai keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan. Terkadang berupa kebaikan dalam hal harta, terkadang dengan memberi bantuan tenaga, terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan cara lainnya.”
Silaturahmi dapat dilakukan kapan saja, tapi amalan ini kerap menjadi salah satu agenda utama saat hari raya Idulfitri atau Lebaran tiba. Biasanya, silaturahmi yang dilakukan umat Islam di Indonesia ketika hari raya Idulfitri adalah mudik atau pulang ke kampung halaman.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk menyambung silaturahmi dengan keluarga dan sanak saudara. Dalam agama Islam sendiri, terdapat beberapa hadis yang membahas tentang silaturahmi dan persaudaraan . Beberapa di antaranya akan dijabarkan di bawah ini.
Hadis tentang Silaturahmi dan Persaudaraan
Berikut adalah beberapa hadis tentang silaturahmi dan persaudaraan berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang dihimpun dari buku Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1 oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri:
1. Perintah Silaturahmi
Ibadah kepada Allah SWT ada banyak macamnya, termasuk bersilaturahmi antar-sesama manusia. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ، ذَرْهَ
Artinya: “Beribadahlah pada Allah SWT dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah salat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orangtua dan saudara.” (HR. Bukhari).
ADVERTISEMENT
2. Makna Silaturahmi
Rasulullah SAW menegaskan bahwa silaturahmi tidak hanya sekadar berbuat baik, tetapi berusaha menjalin hubungan meski lingkungan tersebut merusak persaudaraan dengan dirinya. Beliau bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
Artinya: “Silaturahmi bukanlah yang saling membalas kebaikan. Namun seorang yang berusaha menjalin hubungan baik meski lingkungan terdekat (relatif) merusak hubungan persaudaraan dengan dirinya.” (HR. Bukhari).
3. Ancaman bagi yang memutus silaturahmi dan persaudaraan
Rasulullah SAW juga mengingatkan ancaman Allah SWT bagi siapa saja yang memutus hubungan dengan para kerabatnya dan tidak mempertahankan tali silaturahmi, seperti dalam sabda berikut ini:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنَا الرَّحْمَنُ، وَأَنَا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنَ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Allah SWT yang Maha Besar dan Maha Kuasa berfirman: Aku adalah yang Maha Pengasih (Ar-Rahman). Aku membuat ikatan persaudaraan dan memberinya nama dari namaKu. Jika siapa saja mempertahankan ikatan silaturahmi, mempertahankan hubungan dengannya. Dan Aku akan memutus hubungan dengan siapa saja yang memutuskan silaturahmi.” (HR. Abu Daud).
4. Cara Silaturahmi
Selain memuliakan tamu, terdapat beberapa cara lainnya untuk menyambung tali silaturahmi yang bisa dilakukan setiap muslim:
ـ (وَصِلَةُ الرَّحِمِ) أَيْ الْقَرَابَةِ (مَأْمُورٌ بِهَا) وَهِيَ فِعْلُك مَعَ قَرِيبِك مَا تُعَدُّ بِهِ وَاصِلًا غَيْرَ مُنَافِرٍ وَمُقَاطِعٍ لَهُ (وَتَكُونُ) صِلَتُهُمَا (بِالْمَالِ وَقَضَاءِ الْحَوَائِجِ وَالزِّيَارَةِ وَالْمُكَاتَبَةِ، وَالْمُرَاسَلَةِ بِالسَّلَامِ) وَنَحْوِهَا
Artinya: “Menyambung tali rahim atau kekerabatan adalah diperintahkan, yakni tindakan Anda kepada kerabat Anda yang sekiranya dengan itu dianggap menyambung, tidak mengabaikan dan memutus. Caranya ada kalanya dengan memberi harta, menunaikan kebutuhannya, mengunjunginya, saling menyurati, saling berkirim salam dan lain sebagainya,” (Zakaria al-Anshari, Asna al-Mathâlib, II, 486).
ADVERTISEMENT
5. Manfaat Silaturahmi
Manfaat silaturahmi dengan menerima kunjungan atau berkunjung dapat mempererat hubungan tali persaudaraan. Manfaat bersilaturahmi juga dijelaskan dalam hadis berikut:
إِذَا دَخَلَ الضَّيْفُ عَلَى الْقَوْمِ دَخَلَ بِرِزْقِهِ وَإِذَاخَرَجَ خَرَجَ بِمَغْفِرَةِ ذُنُوْبِهِمْ
Artinya: “Ketika tamu datang pada suatu kaum, maka ia datang dengan membawa rezekinya. Ketika ia keluar dari kaum, maka ia keluar dengan membawa pengampunan dosa bagi mereka.” (HR. Ad-Dailami)
Keutamaan Hadis Silaturahmi
Ada banyak keutamaan yang akan didapat oleh seorang muslim jika selalu menyambung tali silaturahmi. Merujuk pada buku Inilah Pesan Penting di Balik Berkah & Manfaat Silaturahmi oleh Anna Mariana dan Milah Nurmilah, keutamaan silaturahmi telah diterangkan dalam beberapa hadis berikut:
1. Dilapangkan rezekinya
Rezeki bisa datang dari mana saja dan melalui siapa saja. Oleh karena itu, penting untuk menjaga tali silaturahmi. Sebab, seseorang yang sedang menganggur bisa tiba-tiba mendapatkan pekerjaan dari orang yang baru saja ditemuinya.
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang senang agar dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umumnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari).
2. Dijauhkan menemui masa-masa sulit
Seseorang yang memperbanyak silaturahmi akan dicukupkan kebutuhannya oleh Allah SWT, baik dalam pemenuhan segi materi atau pemecahan masalah lain. Berkunjung, bertemu, berbicara, dan berbagi bisa jadi salah satu cara meringankan masalah yang ada.
Nabi SAW bersabda, “Tidaklah sebuah keluarga yang gemar menyambung tali silaturrahim kemudian mereka akan meminta-minta.” (HR. Ibnu Hibban, dinyatakan sahih oleh Al Albani).
3. Dipanjangkan umurnya
Manusia dalam kehidupannya tidak akan lepas dari tekanan hidup. Tekanan-tekanan yang hadir tentu akan memengaruhi kesehatan mental. Ketidaksiapan mental dalam menghadapi tekanan atau masalah akan berpengaruh terhadap kesiapan fisik.
Baca juga: Hadis tentang Silaturahmi dalam Islam
ADVERTISEMENT
Tekanan bertubi-tubi yang dibiarkan bertumpuk bisa jadi mengakibatkan badan yang tidak sehat, bahkan mungkin kematian. Di sinilah diperlukan kegiatan silaturahmi untuk meringankan beban tersebut.
Bergaul, berbagi, dan bercengkerama secara psikologi sangat membantu mengurangi stres. Memiliki saudara atau teman akan menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan tenteram, sehingga jauh dari penyakit.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Silaturahmi dapat menambah umur, sedangkan sedekah dengan sembunyi-sembunyi dapat meredam murka Allah.” (HR. Ath-Thabrani, dinyatakan hasan oleh Al Albani).
4. Menyambung persaudaraan
Keutamaan silaturahmi bagi setiap muslim yang mengamalkannya ialah dapat menyambung tali persaudaraan yang putus ataupun belum tersambung sebelumnya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Laysa al-muwwashil bil mukafi’ wa lakin al-muwwashil ‘an tashil man qatha’ak. (HR Bukhari)
Artinya: “Bukanlah bersilaturahmi orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturahmi adalah yang menyambung apa yang putus.” (HR Bukhari)
ADVERTISEMENT
5. Dihapuskan dosanya
Silaturahmi menjadi salah satu amalan yang bisa menghapus dosa-dosa setiap muslim yang menjalankannya.
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ، فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
Artinya: “Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu saling bersalaman, kecuali keduanya diampuni dosanya sebelum keduanya berpisah,” (HR. Abu Dawud).
6. Mencegah dosa
Menyambung tali silaturahmi juga dapat mencegah diri dari dosa yang menyebabkan seseorang masuk ke neraka. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis tentang silaturahmi dari Abu Bakroh, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
Artinya: “Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)” (HR. Abu Daud no. 4902, Tirmidzi no. 2511, dan Ibnu Majah no. 4211, shahih)
ADVERTISEMENT
7. Masuk surga
Tak hanya itu, kita juga dapat menjumpai beberapa hadis lainnya yang juga membahas tentang anjuran menjalin silaturahmi bagi setiap Muslim.
Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ
Artinya: “Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)
(NDA dan FNS)