Ekspor Gandum Ukraina Berlanjut, Inikah yang Bikin Harga Mi Instan RI Naik?

14 Agustus 2022 15:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal kargo berbendera Sierra Leone Razoni, membawa gandum Ukraina, terlihat di Laut Hitam di lepas pantai Kilyos, dekat Istanbul, Turki, Selasa (2/8/2022). Foto: Umit Bektas/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kapal kargo berbendera Sierra Leone Razoni, membawa gandum Ukraina, terlihat di Laut Hitam di lepas pantai Kilyos, dekat Istanbul, Turki, Selasa (2/8/2022). Foto: Umit Bektas/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ekspor gandum dari Ukraina terus berlanjut, di tengah perang Rusia-Ukraina yang belum berakhir. Ukraina merupakan negara utama pengekspor gandum ke pasar dunia, termasuk Indonesia. Ekspor yang sempat terhenti, mendorong harga mi instan di Indonesia naik.
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (14/8), kapal pengangkut gandum ekspor asal Ukraina, kembali berlayar. Ini kelanjutan dari pelayaran ekspor Ukraina pada Senin (1/8) atau pertama kali sejak serangan militer. Rusia ke negara itu.
Reuters melaporkan, kapal yang diberangkatkan kali ini adalah MV Brave Commander yang disewa Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) di bawah PBB. Total sudah ada 16 kapal yang mengangkut bahan pangan ekspor dari Ukraina.
"Kapal MV Brave Commander selesai memuat lebih dari 23 ribu ton gandum di pelabuhan Pivdennyi, Ukraina, menuju Ethiopia di Afrika," kata seorang pejabat PBB, seperti dilansir Reuters.
Kapal itu akan melalui Laut Hitam, jalur pelayaran ekspor Ukraina yang diawasi bersama oleh PBB dan Turki. Rusia dan Ukraina menjalin kesepakatan dengan PBB dan Turki, untuk membuka perdagangan komoditas pangan untuk mencegah krisis global.
ADVERTISEMENT

Harga Mi Instan Indonesia Tetap Naik

Ilustrasi Indomie. Foto: Shutterstock
Dari belasan kapal pengangkut gandum ekspor serta biji-bijian lainnya dari Ukraina, seluruhnya diprioritaskan untuk mengatasi kelaparan dan krisis pangan terlebih dahulu. Komoditas yang diangkat kapal-kapal itu merupakan milik WFP yang didanai PBB.
Kelangkaan gandum di pasar dunia, telah memicu kenaikan harga mi instan di Indonesia. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menjelaskan Indonesia mengimpor gandum dari Ukraina dalam jumlah yang besar. Pada 2020 nilai impor gandum di Indonesia mencapai USD 2,6 miliar, dengan total volume impor mencapai 10,2 juta ton.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina berada di urutan pertama sebagai pengimpor gandum di Indonesia. Pada tahun 2020, impor gandum Indonesia dari Ukraina mencapai 2,96 juta ton. Dari angka ini, Ukraina berkontribusi pada lebih dari 20 persen stok gandum di Indonesia,” jelas Bobby.
ADVERTISEMENT
Sebuah truk terlihat di terminal gandum selama panen jelai di wilayah Odesa, Ukraina. Foto: Igor Tkachenko/REUTERS
Seperti yang sudah diprediksi, lanjutnya, perang Rusia-Ukraina itu juga berdampak pada harga mi instan yang mengalami kenaikan,” ungkap Bobby kepada kumparan, Kamis (14/7).
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap gandum impor, pemerintah akan mengembangkan sorgum sebagai bahan baku mi instan. Direktur Indofood, Fransiscus Welirang, mendukung rencana tersebut.
"Rencana pengembangan mi instan dari bahan baku Sorgum tersebut sudah dibicarakan dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Jadi, nanti ada program pengembangan tanaman sorgum bersama-sama," kata Fransiscus Welirang, Sabtu (13/8).