Ketimbang dari RI, Ini Alasan Elon Musk Pilih Nikel Australia buat Tesla

30 Juli 2021 8:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tesla meneken perjanjian kerja sama pengadaan nikel dengan perusahaan tambang asal Australia, BHP. Foto: BHP
zoom-in-whitePerbesar
Tesla meneken perjanjian kerja sama pengadaan nikel dengan perusahaan tambang asal Australia, BHP. Foto: BHP
ADVERTISEMENT
Sudah ditelepon langsung Presiden Jokowi hingga Luhut untuk berinvestasi mobil listrik di Indonesia, Elon Musk melewatkan lagi tawaran itu dan memilih kerja sama dengan Australia, untuk pengadaan nikel buat Tesla Inc.
ADVERTISEMENT
Perusahaan mobil listrik milik Elon Musk itu, sebelumnya juga membangun pabrik baru di India, ketimbang Indonesia.
Kerja sama pengadaan nikel yang merupakan bahan baku utama baterai kendaraan listrik, diteken Tesla Inc dengan perusahaan tambang Australia, BHP. Dikutip dari laman resmi BHP, kerja sama itu bukan sekadar pengadaan nikel, tapi menyangkut hal yang lebih strategis. Yakni pengembangan industri yang ramah lingkungan.
"Rantai pasok baterai listrik yang dihasilkan Tesla, bisa ditelusuri secara detail asal bahan baku nikelnya dari tambang BHP. Penelusuran end to end ini dilakukan dengan mengimplementasi teknologi blokchain," demikian ditulis BHP di laman resmi perusahaan.
Padahal mengutip data Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2019, cadangan nikel Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, yaitu mencapai 21 juta ton senyawa metal. Australia ada di posisi kedua dengan cadangan 20 juta ton senyawa metal, disusul Brasil (16 juta ton) dan Rusia (7 juta ton).
ADVERTISEMENT

Analisis Eks Wamen ESDM, Arcandra Tahar

Mantan Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar terlihat di Kementerian ESDM, Selasa (22/10/2019). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Eks Wakil Menteri (Wamen) ESDM, Arcandra Tahar, menilai masalah keberlanjutan dan isu lingkungan memang jadi pertimbangan utama kerja sama Tesla dan BHP. "Tekanan dari pemegang saham, agar Tesla menunjukkan usaha dan berpartisipasi dalam mengurangi dampak dari perubahan iklim," kata Arcandra Tahar, dikutip dari akun instagramnya, Jumat (30/7).
Dia menjelaskan, BHP adalah salah satu perusahaan tambang yang sangat peduli dengan lingkungan dan berhasil menjadi penambang nikel dengan emisi CO2 terkecil. Mereka punya komitmen untuk mengelola tambang yang ramah lingkungan dengan menggunakan energi terbarukan.
"Ada kesamaan visi antara Tesla dan BHP dalam mengatasi masalah kerusakan lingkungan akibat kegiatan bisnis yang tidak berorientasi ramah lingkungan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Arcandra, dapat dibayangkan bagaimana reaksi investor, apabila Tesla bekerja sama dengan penambang nikel yang tidak ramah lingkungan. Tesla bisa jadi mendapatkan harga nikel yang lebih murah, tapi kalau nilai sahamnya turun maka kerugian besar bagi Tesla.
Meski Arcandra Tahar menyatakan analisis pribadinya itu belum tentu benar, namun dalam beberapa kesempatan Elon Musk memang sangat menekankan isu keberlanjutan (sustainability). "Tesla akan memberi Anda kontrak raksasa untuk jangka waktu yang lama, jika Anda menambang nikel secara efisien dan dengan cara yang ramah lingkungan," ujar Elon Musk di kesempatan Battery Day yang digelar Tesla.