Profil Wamen BUMN Dony Oskaria yang Jadi COO Danantara

24 Februari 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamen BUMN Dony Oskaria. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wamen BUMN Dony Oskaria. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri (Wamen) BUMN Dony Oskaria menjadi salah satu pimpinan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
ADVERTISEMENT
BPI Danantara telah diresmikan Presiden Prabowo Subianto hari ini, Senin (24/2). Dony Oskaria menduduki jabatan COO, mendampingi Rosan Roeslani yang dipercaya jadi CEO, serta Pandu Sjahrir yang menjadi CIO.
Pembentukan BPI Danantara sudah tercantum dalam UU perubahan ketiga atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang sudah disahkan pada Rapat Paripurna pada 4 Februari 2025.

Profil Dony Oskaria

Dony bukan lagi sosok asing di pemerintahan dan BUMN. Sebelum dilantik menjadi Wamen BUMN di Kabinet Merah Putih, Dony menjabat sebagai Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau Holding BUMN InJourney sejak Oktober 2021.
Kiprahnya di BUMN dimulai ketika dipercaya menjadi Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia. Sebelumnya, ia pernah menjabat Komisaris Garuda Indonesia sejak Desember 2014, hingga akhirnya diberhentikan Menteri BUMN saat itu, Rini Soemarno pada April 2019.
ADVERTISEMENT
Sebelum ke Garuda Indonesia, Dony berkarier di industri perbankan yang berada di bawah naungan CT Corp, yakni PT Bank Mega Tbk. Ia juga menjabat di group CT Corp, seperti CEO Trans Kalla Makassar, CEO AntaVaya, hingga CEO untuk Trans Studio, Trans Hotel, dan Trans Mall.
Dony merupakan pria kelahiran Tanah Datar, Sumatera Barat, tahun 1969. Ia bersekolah sampai SMP kelas 2 di Sumatera Barat sebelum akhirnya pindah ke Jakarta.
Di Jakarta, Dony melanjutkan pendidikannya di SMP 75 Kebon Jeruk, lalu ke SMA 78. Setelah lulus, Dony kuliah di jurusan akuntansi Universitas Andalas pada 1989. Namun, Dony kemudian pindah ke Universitas Padjadjaran jurusan Hubungan Internasional.
Pada 2016, Presiden Joko Widodo memintanya bergabung sebagai anggota Dewan Penasihat Presiden Bidang Ekonomi dan Industri di Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN).
ADVERTISEMENT