Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Kecuali Andrea Agnelli serta para suporter Brescia Calcio, rasanya tak ada penggemar sepak bola yang tidak senang melihat Atalanta Bergamasca Calcio mengacak-acak konstelasi persepakbolaan Italia dan Eropa.
Seiring dengan melebarnya jarak antara si kaya dan si miskin, sepak bola jadi begitu mudah ditebak. Asalkan punya banyak uang yang bisa digunakan untuk merekrut pemain dan pelatih terbaik, kans sebuah tim untuk meraih kemenangan secara otomatis bakal meningkat.
Namun, tidak semua tim miskin menolak tunduk begitu saja. Ada beberapa dari mereka yang, dengan segala keterbatasannya, mampu membuat tim-tim yang lebih kaya garuk-garuk kepala. Di Spanyol ada Getafe , di Inggris ada Sheffield United , dan di Italia ada Atalanta.
Bagi Atalanta, duit yang cekak bukan masalah. Meski anggaran gajinya cuma menempati urutan ke-13 di antara para kontestan Serie A , klub beralias La Dea itu mampu menyodok ke papan atas. Tak cuma itu, mereka juga sukses lolos ke fase gugur dalam kesempatan pertamanya berlaga di Liga Champions .
Untuk keberhasilan ini, pelatih Gian Piero Gasperini layak untuk mendapatkan kredit tertinggi. Mantan pelatih Genoa dan Inter Milan ini sukses menyulap Atalanta dari tim yoyo menjadi tim yang begitu menyebalkan dan menyulitkan untuk dihadapi.
Kendati begitu, tanpa pemain yang tepat, tentunya Gasperini tidak akan bisa membawa Orobici (orang-orang Bergamo, red) terbang setinggi ini. Nah, berikut adalah lima pemain Atalanta yang perannya begitu sentral musim ini.
Alejandro 'Papu' Gomez
Mustahil untuk bercerita soal Atalanta tanpa Alejandro 'Papu' Gomez. Boleh dibilang, sosok asal Argentina ini sekarang sudah menjadi bandiera (simbol) bagi klub asal Lombardia tersebut.
Sebelum bermain untuk Atalanta, Gomez sudah pernah bersinar bersama klub Italia lainnya, Catania. Akan tetapi, di tim asal Sisilia itu kiprah Gomez tidaklah sementerang bersama Atalanta.
Gomez meninggalkan Catania pada 2013 untuk bergabung dengan klub Ukraina, Metalist Kharkiv, dan semusim berikutnya barulah dia resmi berkostum Atalanta. Gomez sendiri direkrut untuk menggantikan Jack Bonaventura yang hijrah ke Milan.
Pada akhirnya, transfer Gomez terbukti lebih berhasil. Bonaventura sampai saat ini masih belum bisa mengangkat Milan. Kariernya pun terhambat oleh cedera berkepanjangan. Sementara, Gomez jadi simbol keberhasilan Atalanta.
Selama hampir enam musim, Gomez sudah bermain 222 kali untuk Atalanta dengan koleksi 53 gol dan 60 assist. Musim ini, pemain 32 tahun tersebut merupakan kreator terbaik bagi tim dengan torehan 12 assist di Serie A serta Liga Champions. Selain itu, 7 gol juga sejauh ini sudah dia lesakkan.
Josip Ilicic
Jika Gomez adalah kreator terbaik, maka Josip Ilicic adalah eksekutor terbaik Atalanta. Pemain jangkung asal Slovenia ini sekarang berstatus sebagai topskorer klub dengan torehan 16 gol yang 15 di antaranya dia bukukan di Serie A.
Sama halnya dengan Gomez, Ilicic pun sebelumnya sudah pernah bersinar untuk klub Italia lainnya. Ketika Gomez bermain untuk Catania, Ilicic sempat membela panji Citta di Palermo.
Kedua pemain itu sama-sama meninggalkan Sisilia pada 2013 tetapi, di saat Gomez berkelana ke Ukraina, Ilicic menemukan tempat berlabuh di Italia utara bersama Fiorentina. Di sini pun pria kidal ini sukses menjadi bintang.
Namun, semua itu tidak ada bandingannya dengan kesuksesan Ilicic bersama Atalanta. Sentuhan, kontrol jarak dekat, sampai akurasi tembakannya yang eksepsional itu membuat Ilicic kini jadi pemain depan Atalanta yang paling berbahaya.
Mario Pasalic
Nama Mario Pasalic sudah cukup lama beredar dalam daftar-daftar wonderkid yang memang seringkali luput itu. Keputusan Chelsea untuk mendatangkannya dari Hajduk Split semakin mempertegas anggapan bahwa Pasalic memang calon bintang masa depan.
Namun, tanpa pernah turun sekali pun, Pasalic langsung dipinjamkan ke Elche. Setelah itu, secara berturut-turut dia dikirim ke Monaco, AC Milan, dan Spartak Moskva, sampai akhirnya pada 2018 lalu pemain Kroasia ini tiba di Atalanta.
Peminjaman ke Atalanta pada musim lalu terbilang berhasil di mana Pasalic tampil dalam 33 laga Serie A dengan koleksi 5 gol dan 3 assist. Berkat kontribusinya, Nerazzurri pun sukses lolos ke Liga Champions untuk kali pertama.
Keberhasilan itu membuat Chelsea langsung menyodori perpanjangan kontrak sampai 2022 yang, ternyata, diterima oleh Pasalic. Namun, usai memperpanjang kontrak, masa peminjaman Pasalic di Atalanta justru ditambah satu tahun lagi.
Pada musim keduanya bersama Atalanta ini, kontribusi Pasalic makin menjadi saja. Sampai sekarang dia sudah turun dalam 30 pertandingan Serie A dan Liga Champions. Di kedua ajang tersebut, dia sudah menorehkan 7 gol dan 7 assist.
Dengan catatan demikian, Pasalic pun menjadi pemain tengah paling produktif di skuat Atalanta saat ini. Tak heran jika kini Atalanta tengah berusaha untuk mengikat pemain kidal ini secara permanen.
Robin Gosens
Apalah artinya Atalanta tanpa seorang Robin Gosens. Namanya, posisinya, dan gaya bermainnya memang tidak semewah Gomez dan Ilicic tetapi pemain asal Jerman ini adalah bagian integral dari kesuksesan Atalanta.
Sebagai seorang wing-back, Gosens bukanlah yang tercepat. Akan tetapi, dia punya kontrol bola, kualitas umpan, serta finishing yang bagus. Di saat bersamaan, Gosens juga sangat tangguh dalam bertahan, khususnya pada duel bola-bola atas.
Pada musim pertamanya dia memang masih harus bersaing dengan Leonardo Spinazzola tetapi tanda-tanda kehebatannya sudah terlihat. Itulah mengapa, ketika Spinazzola hengkang ke Juventus pada 2018, Gosens secara otomatis mendapat tempat sebagai wing-back kiri utama Atalanta.
Hasilnya pun tak mengecewakan. Dari 28 laga Serie A, dia mencetak 3 gol dan 2 assist. Musim ini, catatan Gosens makin 'tidak masuk akal'. Di liga domestik, dia sudah mengemas 7 gol dan 5 assist. Di Liga Champions, satu gol telah disumbangkannya.
Jose Luis Palomino
Striker, gelandang, dan wing-back sudah disebut, dan kini saatnya memberi penghargaan bagi bek tengah Atalanta, Jose Luis Palomino.
Jika dibandingkan dengan lini tengah dan depan, lini belakang Atalanta memang tampak paling 'lemah' karena mereka yang bercokol di sini sebetulnya cuma pemain-pemain semenjana, termasuk Palomino sendiri.
Sekalinya ada pemain hebat yang bersinar seperti Mattia Caldara dan Gianluca Mancini, klub-klub besar langsung bergerak cepat untuk mencaplok. Itulah mengapa mereka yang bertahan di Atalanta saat ini bukanlah yang terbaik.
Namun, apalah artinya nama besar jika dibandingkan dengan konsistensi di lapangan. Caldara boleh saja lebih terkenal karena pernah dibeli Juventus tetapi saat ini, setelah kembali ke Atalanta, dia kalah bersaing dengan trio Palomino, Berat Djimsiti, dan Rafael Toloi.
Di antara trio itu sendiri, Palomino-lah yang paling menterang penampilannya. Catatan aksi defensifnya (2,9 tekel, 2,3 intersep, 2,6 sapuan, dan 3,3 kemenangan duel udara per laga) adalah yang paling menonjol di Atalanta saat ini.
Tak hanya itu, pemain asal Argentina berusia 30 tahun itu juga punya kontribusi lumayan dalam menyerang. Tercatat, saat ini dia sudah mengemas 1 gol dan 1 assist, sama seperti catatan milik Djimsiti.
Honorable Mentions: Duvan Zapata, Maarten de Roon, Luis Muriel, Berat Djimsiti, dan Ruslan Malinovskiy.