Memetakan Persaingan Topskorer Premier League 2019/20

7 Agustus 2019 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
David de Gea meratapi kemasukan saat Manchester United menghadapi Arsenal. Foto: Eddie Keogh/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
David de Gea meratapi kemasukan saat Manchester United menghadapi Arsenal. Foto: Eddie Keogh/Reuters
ADVERTISEMENT
Premier League menjadi menarik tak cuma karena persaingan juara dan perebutan tiket ke Liga Champions, tetapi juga berkat pertarungan para penyerang tajam demi penghargaan topskorer.
ADVERTISEMENT
Untuk topik terakhir, sulit untuk menerkanya. Karena pola tetap menyoal topskorer Premier League dari musim ke musim. Dua tahun terakhir adalah kejayaan Afrika lewat ketajaman Mohamed Salah, Sadio Mane, serta Pierre-Emerick Aubameyang.
Mundur ke musim 2015/16 serta 2016/17 giliran Harry Kane mendominasi sebagai topskorer. Sebelumnya lagi, Amerika Latin mengambil otoritas via kesuksesan Luis Suarez (2014/15) dan Sergio Aguero (2015/16).
Memang tak mudah karena banyak variabel yang menjadi penentu. Mulai dari gol, pengalaman, hingga perannya di tim. Nah, dalam kesempatan kali ini, kumparanBOLA coba menyusun peringkat penyerang Premier League berdasarkan variabel-variabel tersebut.
Jadi, tunggu apa lagi? Kita mulai saja.
5) Harry Kane
Harry Kane rayakan golnya ke gawang Chelsea. Foto: REUTERS/Phil Noble
Boleh jadi musim lalu adalah musim terburuk Kane dalam enam musim terakhir. Biasanya kapten Timnas Inggris ini mencetak lebih dari 20 gol dalam satu musim Premier League. Tetapi, untuk musim 2018/19, dia cuma mampu mencetak 17 gol.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, jangan buru-buru mencoret nama Kane dari peta persaingan 'Sepatu Emas' musim ini. Perlu diingat, penurunan performa striker berusia 26 tahun ini musim lalu disebabkan sejumlah masalah.
Di awal musim, fisiknya mudah lelah akibat jeda antara Piala Dunia 2018 dan liga begitu singkat. Masalah Kane saat itu kemudian ditambah dengan perubahan peran dari target-man menjadi penyerang yang juga harus mengkreasikan kans.
Setelah dua masalah ini dilewatinya, apesnya Kane malah dijegal cedera pergelangan kaki dan ligamen pada paruh kedua musim 2018/19. Jika mengacu laporan Transfermarkt, total hari Kane di meja perawatan ialah 91 hari.
Namun, Kane sudah mendapatkan rehat yang cukup di musim panas ini. Pramusim 2019 pun mampu dijalaninya dengan torehan dua gol. Salah satunya adalah gol tendangan dari tengah lapangan saat melawan Juventus.
ADVERTISEMENT
Yep, Kane tampak sudah siap untuk kembali menunjukkan sisi terbaiknya di musim 2019/20.
4) Sergio Aguero
Aguero merayakan gol ke gawang Chelsea. Foto: Reuters/Carl Recine
Seperti yang sudah-sudah, musim lalu juga diakhiri Aguero dengan status topskorer klub. Angka tepatnya di Premier League adalah 21 gol. Sungguh impresif, karena Aguero bukan satu-satunya tumpuan Manchester City untuk mencetak gol.
Memang tantangan Aguero bakal makin berat musim ini karena persaingan di internal tim. Ketajaman Raheem Sterling dan Gabriel Jesus kini telah meningkat pesat. Meski begitu, perlu diingat juga striker asal Argentina ini unggul secara pengalaman dan memiliki mentalitas yang tangguh pula.
Jadi, bisalah kita berharap Aguero mengakhiri Premier League musim ini lagi-lagi dengan catatan 20 gol atau lebih.
3) Sadio Mane
Sadio Mane, penyerang pengantar senyum untuk Liverpool. Foto: Reuters/Carl Recine
Premier League musim lalu berakhir menarik karena ada tiga pemain yang menerima 'Sepatu Emas'. Salah satunya, ya, Sadio Mane.
ADVERTISEMENT
Musim 2018/19 adalah musim kedua Mane sebagai inverted-winger dan dengan peran inilah penyerang andalan Senegal ini bisa mencetak 22 gol di Premier League. Menariknya, jika dibandingkan dengan tandemnya di lini serang, Mohamed Salah, performa Mane selama kurun waktu tersebut terasa lebih stabil.
Mane tak seperti Salah yang sempat terjebak puasa gol sangat lama. Sehingga, tak jarang kemenangan Liverpool pada musim lalu malah ditentukan dari penyelesaian akhir eks pemain RB Salzburg ini. Transfermarkt mencatat ada enam pertandingan liga yang berakhir kemenangan Liverpool berkat gol Mane.
Meski begitu, Mane tampaknya bakal tetap menjadi penyerang underrated pada musim ini. Tak masalah bagi sosok berusia 26 tahun itu, mengingat fokus utamanya masih membantu tim. Dengan waktu rehat yang cukup setelah tampil di Piala Afrika 2019, at least, Mane bisa menjalani musim ini sebaik musim lalu.
ADVERTISEMENT
2) Pierre-Emerick Aubameyang
Aubameyang merayakan gol ke gawang Cardiff City. Foto: Reuters/Peter Cziborra
Penyerang lain yang mendapatkan penghargaan 'Sepatu Emas' musim lalu adalah Aubameyang. Namun, jika dibandingkan dengan kompetitornya, catatan menit per gol eks striker Borussia Dortmund ini merupakan yang terbaik. Aubameyang rata-rata hanya perlu 124 menit untuk mencetak setiap golnya di musim lalu.
Sepertinya musim ini bakal menjadi musim terbaik Aubameyang selama berseragam Arsenal. Pasalnya, kedatangan Dani Ceballos pada bursa transfer musim panas ini memberikan asa lini tengah The Gunners bakal kembali cair. Jangan lupakan pula rekrutan terbaru bernama Nicolas Pepe, yang sudah komplet sebagai penyerang.
Aktivitas transfer Arsenal di bursa transfer musim ini harusnya membuat serangan mereka menjadi cair. Dan jika itu terjadi, tentu Aubameyang bakal merasakan dampak baiknya juga.
ADVERTISEMENT
1) Mohamed Salah
Mohamed Salah lagi-lagi raih Sepatu Emas Premier League. Foto: REUTERS/Phil Noble
Memodifikasi lirik dari salah satu lagu fenomenal Jay-Z, inilah yang menimpa Salah musim lalu. "He has got ninety-nine problems but being the topscorer ain't one."
Di awal musim, Salah sempat kesulitan beradaptasi dengan peran barunya sebagai striker. Sempat pula eks penyerang Fiorentina ini menjalani puasa gol sepanjang sembilan pertandingan di tengah musim. Namun, pada akhirnya, dia mampu mengakhiri Premier League 2018/19 dengan 22 gol.
Ya, terlihat 'kan ada sebab jelas mengapa Salah dijuluki 'Si Raja Mesir'?
Di musim ini, terbuka lebar kans Salah untuk kembali mencetak lebih dari 20 gol dalam semusim Premier League. Tengok saja penampilan Salah saat melawan City di Community Shield pada 4 Agustus silam. Meski itu laga perdana Salah setelah liburan musim panas, penyerang 27 tahun ini masih dapat menebar ancaman.
ADVERTISEMENT
Total 10 tembakan, dengan 6 di antaranya tepat sasaran mampu dilesakkan Salah. Tercatat pula Salah mampu melakukan 5 aksi dribel dan melepas 1 umpan kunci. WhoScored pun memberikan nilai tertinggi untuk Salah di laga itu, yakni 8,5.
Bisa dibayangkan ancaman macam apa yang bisa ditebar Salah saat dia sudah mencapai puncak performanya?
Wildcard:
Nicolas Pepe
Nicolas Pepe berseragam Arsenal. Foto: Dok. Arsenal
Catatan 22 gol dan 11 assist di Ligue 1 musim lalu. Itulah sebab empat tim besar Eropa melayangkan tawaran bernilai tinggi untuk mendapatkannya di bursa transfer musim panas ini. Belum lagi menimbang kemampuan beroperasi di berbagai posisi, mulai dari penyerang hingga gelandang.
Alasan-alasan itu pula yang membuat pendukung Arsenal menanti-nanti debut Pepe --sesuatu yang belum dipenuhi oleh pelatih Unai Emery.
ADVERTISEMENT
Nah, kalau adaptasinya terhadap sepak bola Inggris bisa berlangsung kilat, efek positifnya tak cuma bakal dirasakan Arsenal. Secara kompetisi pun lebih menarik karena lebih banyak penyerang tajam.
Jamie Vardy
Vardy menangkan Leicester atas Sheffield United. Foto: Reuters/Carl Recine
Seperti wine berkualitas, ketajaman Jamie Vardy malah makin terasah seiring bertambahnya usia. Striker kelahiran Sheffield ini mampu mencetak 18 gol pada Premier League musim lalu.
Karena Leicester City belum membeli striker anyar, maka Vardy masih menjadi tumpuan utama dalam urusan mencetak gol musim ini.
Raheem Sterling
Raheem Sterling merayakan golnya. Foto: REUTERS/Phil Noble
Musim lalu adalah musim terbaik Sterling selama berseragam City. Di ajang Premier League, eks pemain Queens Park Rangers ini mencatatkan 17 gol. Standar tinggi ini harusnya bisa dilampaui Sterling musim ini, jika 'penyakit' suka buang-buang peluang emas tak kembali kambuh.
ADVERTISEMENT