5 Hal Terkait Kepergian Rama Aiphama

12 Maret 2020 7:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rama Aiphama. Foto: ANTARA FOTO/Fanny Octavianus
zoom-in-whitePerbesar
Rama Aiphama. Foto: ANTARA FOTO/Fanny Octavianus
ADVERTISEMENT
Rama Aiphama adalah penyanyi yang sangat terkenal di era 90-an. Gaya berpakaiannya dinilai eksentrik, berkat kacamata hitam, topi dan jubah yang selalu warna-warni.
ADVERTISEMENT
Lama tak terdengar kabarnya, Rama Aiphama meninggal dunia di usia 61 tahun pada Rabu (11/3). Berikut adalah lima hal terkait kepergian pria berdarah Gorontalo itu.
1. Meninggal karena penyakit lambung
Rama Aiphama Foto: YouTube/East Jhoo
Melalui keterangan adik Rama Aiphama, Ibrahim bin Syagab Al-Idrus, kondisi kesehatan sang kakak mulai menurun pada Rabu (11/3) dini hari. Ibrahim mengatakan, Rama sempat mengeluhkan rasa sakit di bagian perut.
Setelah meminum obat asam lambung dan berusaha beristirahat, sakit di perut Rama tak kunjung sembuh hingga pukul 03.00 WIB. Ketika hendak diantar ke kamar mandi oleh sang anak, Kemal Aiphama, Rama terjatuh.
Seketika itu juga, Kemal merasa tubuh sang ayah semakin melemas dan dingin. Kemal pun menyatakan, Rama Aiphama meninggal dunia sebelum sempat mendapat pertolongan medis.
ADVERTISEMENT
2. Tidak punya riwayat sakit kronis
Rama Aiphama Foto: YouTube/Pakcu My
Menurut anak kedua Rama, Kemal Aiphama, semasa hidupnya sang ayah tidak pernah menderita sakit kronis. Hidupnya bahkan tergolong sehat.
"Enggak ada penyakit, kayak diabetes, gitu. Makanya, saya lumayan syok. Paling kalau abah sakit itu cuma masuk angin atau apa, kecapekan, kurang tidur gitu," ujar Kemal ketika ditemui di rumah duka di kawasan Condet, Jakarta Timur, Rabu (11/3).
Meski begitu, adik Rama, Ibrahim bin Syagab Al-Idrus, mengaku sudah mendapat firasat melalui mimpi sejak beberapa minggu lalu.
"Saya, malam Jumat kemarin sih sempat mimpi. Seperti ada keranda begitu. Ya, saat itu, saya bingung juga, maksudnya apa?" kata Ibrahim.
3. Masih sempat rilis single selawat dua bulan lalu
Rama Aiphama Foto: YouTube/Pakcu My
Meski hampir tidak pernah tampil lagi di televisi, Kemal Aiphama, anak kedua Rama, mengatakan bahwa sang ayah masih rajin berkesenian. Bahkan, dua bulan lalu Rama baru saja merilis single religi.
ADVERTISEMENT
"Kemarin tuh abah baru rilis, dua bulan lalu, lagu selawat. Lagu itu dibuat dalam bahasa Mandarin gitu," kata Kemal.
Ini pun menjadi bukti bahwa Rama Aiphama masih terus mencintai musik hingga akhir hayat. Ia sama sekali tidak mau dikalahkan oleh usia yang sebenarnya sudah sangat tua.
4. Sempat ingin garap album baru tahun ini
Cynthia Lamusu dan anak kedua Rama Aiphama. Foto: Alexander VIto/kumparan
Bukan cuma merilis single, Kemal Aiphama juga mengatakan, sang ayah sedang mempersiapkan proyek album baru. Rencananya, album itu ingin digarap tahun ini.
"Sebenarnya, tahun ini tuh ada niatan album project. Tapi, ternyata 'kan, Tuhan berkehendak lain," kata Kemal.
Personel B3 sekaligus kerabat Rama, Cynthia Lamusu, juga memberi pernyataan serupa ketika hadir di rumah duka. Ia mengetahui bahwa Rama masih terus aktif berkesenian dan bahkan, sempat berrmimpi untuk membuat proyek musik bersama.
ADVERTISEMENT
"Saya sebenarnya masih ada satu mimpi lagi yang belum terwujud, memproduksi lagu-lagu dari kampung saya, Gorontalo. Baru kepkiran mau ajak Kak Rama sekalian nostalgia. Tapi, sayangnya Allah berkehendak lain ya," ujar Cynthia.
5. Dimakamkan di Cimanggis
Kerabat dan keluarga berdoa di makam Rama Aiphama di TPU Al Muchdar, Cimanggis, Rabu (11/3). Foto: Alexander Vito/kumparan
Setelah meninggal, jenazah Rama Aiphama sempat disemayamkan di rumah duka di kawasan Condet, Jakarta Timur, sejak pagi hingga siang hari. Ketika hampir semua keluarga Rama dari luar kota tiba, jenazah pun dibawa ke TP Al Mocdar, Cimanggis, Jakarta Timur, sekitar pukul 16.30 WIB.
Adik dan anak kedua Rama, Ibrahim serta Kemal, turut masuk liang lahat selama prosesi pemakamam dilakukan. Bukan cuma menguburkan, Kemal juga menjadi orang terakjir yang menngumandangkan adzan pada sang ayah.
Selama prosesi pemakaman dilakukan, hujan turun sangat deras. Hujan yang menguyur seolah menemani tangis sedih Kemal, ketika ustaz membacakan doa-doa bagi sang ayah.
ADVERTISEMENT