Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Cerita Istri Ernest Prakasa Sempat Alami Depresi Usai Melahirkan
23 November 2018 13:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Istri Ernest Prakasa , Meira Anastasia pernah mengalami depresi beberapa tahun lalu. Hal itu terjadi seusai ia melahirkan anak keduanya, Snow Auror Arashi.
ADVERTISEMENT
Depresi yang Meira alami memengaruhi kehidupannya. Hidupnya menjadi terasa begitu berat, susah berpikir jernih, dan sering bertengkar dengan sang suami.
“Beberapa tahun yang lalu (setelah melahirkan Snow), aku mengalami sebuah emotional turbulence. Sekarang aku baru sadar mungkin itu masuk dalam kategori post-partum depression,” tulis Meira dalam akun Instagram miliknya, belum lama ini.
Depresi postpartum merupakan masalah kesehatan mental yang biasanya terjadi pada perempuan usai persalinan. Meira berusaha untuk mengatasi permasalahannya tersebut, salah satunya dengan berkomunikasi dengan beberapa temannya.
Dari pembicaraan dengan salah seorang temannya, Meira disarankan untuk bertemu psikolog. Pada awalnya ia ragu untuk mengikuti saran temannya tersebut. Sebab, perempuan berusia 35 tahun itu merasa, “Masa sampai harus ke psikolog, sih?”
ADVERTISEMENT
Untuk lebih meyakinkan dirinya, Meira akhirnya berkonsultasi dengan Ernest Prakasa . Setelah menerima masukan dari sang suami, Meira memutuskan untuk pergi ke psikolog.
Meira menceritakan suasana pertemuannya dengan psikolog. Mereka duduk bersama di sebuah ruangan dan berkomunikasi dengan santai. “Ngobrolin segala macam,” tulisnya.
Setelah itu, Meira melanjutkan pertemuannya dengan psikolog. Di pertemuan kedua, si psikolog memintanya untuk mengajak Ernest. Pria berusia 36 tahun itu memenuhi permintaan psikolog. Ia datang bersama sang istri.
“Jadi, lebih kayak couples therapy. Kami jadi sama-sama tahu apa yang terjadi, bagaimana perasaan masing-masing,” tulis Meira.
Pembicaraan dengan psikolog berdampak positif untuk hubungan Meira dan Ernest. Misalnya saja, Ernest menjadi memahami perasaan Meira dan bisa lebih berempati dengan kondisi psikologis sang istri.
ADVERTISEMENT
“Because Ernest is my support system! So I really need him to understand what’s going on in my head,” tulis Meira.
Melalui cerita yang dia bagikan tersebut, Meira ingin memperlihatkan bahwa setiap rumah tangga pasti ada permasalahan, termasuk rumah tangganya dengan Ernest Prakasa . Namun, masing-masing orang tentu memiliki jalan keluar yang dianggap paling baik untuk menyelesaikan permasalahan mereka.
“Karena enggak semua orang sama. Kalau memang sayang, doakan saja yang terbaik. Dan kalau lihat kami berdua seperti baik-baik saja terus, padahal enggak lho. Banyak berantemnya juga. Afterall, we’re humans. Humans have flaws,” tulis Maera.