Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Anak yang telah beranjak besar dan segera masuk sekolah dasar, bukan berarti ia tak lagi perlu imunisasi , Moms. Imunisasi penting diberikan sejak ia baru lahir, pada usia sekolah, remaja hingga dewasa.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi., Sekretaris Satuan Tugas Imunisasi IDAI dalam keterangan tertulis yang diterima kumparanMOM.
"Sangat perlu, karena hasil imunisasi bayi dan balita, kekebalannya akan menurun perlahan sehingga pada usia sekolah dan remaja sangat rendah, berisiko mudah tertular oleh penyakit-penyakit tersebut," katanya.
Berikut daftar imunisasi yang bisa diberikan pada anak usia sekolah dasar menurut sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):
Hepatitis B (HB)
Vaksin untuk mencegah penyakit Hepatitis B ini idealnya diberikan pada bayi baru lahir, lalu diberikan lagi saat berusia 2,3, dan 4 bulan. Namun anak yang belum pernah mendapatkannya saat bayi atau imunisasi sebelumnya belum mencapai respons imun yang diharapkan, vaksin HB dapat diberikan kapan saja (imunisasi catch-up), termasuk pada usia sekolah dasar.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman IDAI, melengkapi vaksin HB dapat dilakukan tanpa pemeriksaan kadar anti-hepatitis B.
Polio
Vaksin polio oral (OPV), diberikan sedini mungkin setelah bayi dilahirkan. Namun jika belum diberikan saat bayi, anak tetap bisa mendapatkan vaksin polio suntik (IPV) pada usia sekolah dasar hingga 18 tahun.
Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT)
Vaksin ini idealnya diberikan sejak bayi dengan pemberian booster pada usia 5 tahun. Apabila vaksin ini terlambat diberikan, tidak dianjurkan untuk mengulang dari awal, tetapi diberikan sesuai jadwal usia.
Untuk anak usia lebih dari 7 tahun, diberikan vaksin Td atau Tdap. Pemberian vaksin DPT ke-6 dapat diberikan Td/Tdap pada usia 10-12 tahun dan vaksin booster Td diberikan setiap 10 tahun.
ADVERTISEMENT
Influenza
Meski dianggap sebagai penyakit ringan, influenza sangat mengganggu aktivitas jika sering menyerang si kecil. Influenza bahkan bisa memicu komplikasi yang menyebabkan kematian. Oleh karena itu vaksin influenza perlu diulang pemberiannya setiap tahun.
Campak
Vaksin campak booster diberikan kepada anak pada usia 6 atau 7 tahun. Namun jika anak sudah mendapatkan MMR dua kali, vaksin campak tidak perlu diberikan.
Mumps, Measles, dan Rubella (MMR)
Vaksin MMR idealnya diberikan dua kali yakni saat anak berusia 15 bulan dan 5 tahun. Namun bila vaksin booster belum diberikan lebih dari usia 6 tahun, vaksin MMR bisa diberikan kapan saja.
Tifoid
Vaksin ini diberikan untuk mencegah demam tifoid atau tifus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Karena Indonesia termasuk wilayah endemis, vaksin tifoid diberikan mulai usia 2 tahun dan diulangi pemberiannya setiap 3 tahun.
ADVERTISEMENT
Varisela
Vaksin yang bertujuan untuk bertujuan mencegah cacar air ini bisa diberikan setelah berusia 12 bulan atau idealnya sebelumnya masuk sekolah dasar. Namun jika diberikan pada usia 13 tahun ke atas, perlu 2 dosis dengan interval 4 minggu.
Japanese Encephalitis (JE)
Vaksin JE diberikan kepada anak yang tinggal di daerah endemis dan atau akan bepergian ke wilayah tersebut, misalnya seperti Provinsi Bali. Vaksin booster dapat diberikan 1-2 tahun berikutnya.
Dengue
Vaksin untuk mencegah demam berdarah ini bisa diberikan pada anak usia 9-16 tahun, sebanyak tiga kali dengan interval 6 bulan.
_______________________
kumparanMOM mendukung penuh Pekan Imunisasi Dunia dengan menyiapkan puluhan artikel tentang imunisasi sepanjang minggu ini khusus untuk Anda, Moms.
ADVERTISEMENT
Baca semuanya dengan mengikuti topik Pekan Imunisasi Dunia dan jangan lupa sebarkan pada seluruh keluarga dan teman-teman Anda, ya.