Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT
Tapi tenang Moms, Anda tidak sendiri kok. Di dunia ini ada banyak orang tua dengan anak balita yang juga menghadapinya. Anda juga perlu bersyukur, pasalnya memanjat merupakan salah satu tahap penting dalam pengembangan keterampilan motorik kasar anak.
Namun memang, orang tua tetap perlu memerhatikan faktor keamanannya. Saat memanjat, anak bisa saja jatuh, terbentur, tertimpa benda-benda hingga menderita beberapa cedera yang lebih serius.
Orang tua juga perlu memahami apa yang memotivasi anak balita untuk memanjat agar bisa mencari cara untuk mengarahkan kembali dorongan yang dimiliki anak dengan kegiatan lain yang lebih aman. Ya Moms, anak di usia balita memanjat karena mereka mampu! Atau setidaknya, mencoba untuk mampu.
ADVERTISEMENT
Apa maksudnya? Anak-anak mulai mendapatkan kontrol yang lebih besar atas gerakan tubuh mereka pada usia sekitar 18 bulan. Di usia ini, anak sadar kalau ia bisa melempar bola, berlari cepat melintasi taman, kuat mendorong sesuatu hingga mampu membawa tubuhnya sendiri (dengan berbagai cara) hingga ke atas lemari.
Ini lompatan besar bagi si kecil yang sebelumnya hanya bisa duduk bermain di lantai atau melihat orang-orang dewasa beraktivitas saja. Dan karena menemukan kemampuan dalam tubuhnya, balita pun ingin menjelajahi, mengukur atau mencari tahu batas-batasnya kemampuannya ini.
Tentu saja, kepribadian anak juga berpengaruh di sini, Moms. Mengutip Very Well, ada anak yang lebih mudah cemas atau takut jatuh, sehingga perasaan ini mencegah mereka untuk mencoba batas kemampuannya terlalu jauh. Anak-anak seperti ini mungkin akan dengan mudah bisa dihalangi untuk memanjat benda-benda yang berbahaya atau terlalu tinggi. Misalnya cukup dengan teguran dari orang tua saja.
ADVERTISEMENT
Tapi ada juga anak dengan tipe kepribadian lain, yang seolah sulit dihentikan. Bagi balita yang seperti ini, memanjat benda atau mencapai tempat tinggi adalah sensasi! Ia ingin memuaskan rasa ingin tahu mereka tentang apa yang ada atau bisa di lihatnya dari atas lemari. Balita dengan tipe kepribadian ini juga mungkin lebih gigih mencoba meniru anak-anak di sekitarnya yang usianya lebih besar.
Lantas, bagaimana orang tua harus menyikapinya?
Yang jelas, Anda tidak bisa serta merta melarang si kecil memanjat, Moms. Ingat kalau kegiatan ini juga baik untuk membangun kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan anak sekaligus merupakan cara bagi anak-anak kecil untuk belajar tentang lingkungan mereka dan untuk mendapatkan kepercayaan diri.
ADVERTISEMENT
Jadi sebaiknya, coba terapkan teknik disiplin yang efektif untuk menghentikan perilaku tertentu tanpa membuat anak merasa dilarang memanjat. Sebab bila merasa dilarang, balita justru akan merasa tidak dipahami keinginannya dan menganggap memanjat semakin menyenangkan atau menantang.
Seperti apa contoh disipilin efektif terkait urusan memanjat ini?
Fokuslah pada inti dari keinginan memanjat yang dimiliki balita yaitu ingin aktif. Maka, berilah anak banyak waktu dan ruang untuk bergerak. Ajak ia ke taman, lapangan, tempat bermain. Biarkan ia berlari, berputar, melompat, dan tentunya juga memanjat di sana dalam pengawasan Anda.
Jangan lupa, segera amankan juga benda-benda di rumah yang mungkin menarik untuk dipanjat anak ya, Moms. Pakulah erat lemari buku ke dinding dan simpan benda-benda yang mudah jatuh menimpa balita Anda.
ADVERTISEMENT
Sebagai gantinya, Anda juga bisa menyediakan benda-benda untuk dipanjat yang relatif aman. Misalnya tumpukan bantal, sofa, hingga kursi dan meja pendek dalam beberapa ukuran. Katakan pada anak, "Kita akan bermain aral rintang!" Lalu jelaskan, ini permainan spesial yang hanya bisa dilakukan bila ada ibu atau ayah sebagai penyelenggara atau juri yang menghitung waktunya!