Penyebab Rahim Harus Diangkat

7 Juni 2021 17:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyebab rahim harus diangkat. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Penyebab rahim harus diangkat. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Pernah mendengar kondisi di mana seorang wanita harus menjalani prosedur pengangkatan rahim? Dalam dunia medis, prosedur medis untuk mengangkat rahim dikenal dengan sebutan histerektomi.
ADVERTISEMENT
Web MD Melansir, setelah menjalani operasi pengangkatan rahim --terlebih jika ovarium juga diangkat, maka seorang wanita akan mengalami menopause yang artinya ia tidak akan mengalami periode menstruasi lagi dan tidak bisa hamil. Sementara bila indung telur tidak diangkat, ia dapat memasuki fase menopause di usia yang lebih awal dibandingkan yang seharusnya.
Bukan cuma itu, kebanyakan wanita dianjurkan oleh dokter untuk tidak melakukan hubungan seks dan menghindari mengangkat beban berat selama 6 minggu pasca operasi histerektomi.
Lantas, apa saja kondisi yang mengharuskan wanita melakukan pengangkatan rahim? Berikut penjelasannya.

Macam-macam Penyebab Rahim Harus Diangkat

1. Fibroid
Ilustrasi wanita alami sakit di bagian perut. Foto: Shutterstock
Healthline melansir, fibroid merupakan pertumbuhan massa yang bersifat non-kanker yang terbentuk di sekitar rahim. Ini adalah salah satu penyebab umum histerektomi.
ADVERTISEMENT
2. Endometriosis
Endometriosis merupakan kondisi saat sel-sel yang melapisi rahim tumbuh di luarnya atau di sistem reproduksi, seperti ovarium, kandung kemih, rektum, dan tuba falopi. Sel-sel yang melapisi rahim ini jika terperangkap di tempat lain bisa sebabkan jaringan di sekitarnya meradang atau bahkan rusak. Sehingga, Anda bisa saja mengalami nyeri yang hebat, menstruasi tak teratur, hingga ketidaksuburan (infertilitas). Untuk itu, operasi pengangkatan rahim bisa jadi jalan keluar jika pengobatan lain tak berhasil.
3. Kanker
kanker bisa jadi penyebab rahim perlu diangkat Foto: Shutterstock
Jika Anda menderita kanker, seperti kanker rahim, ovarium, serviks, atau endometrium, maka histerektomi atau pengangkatan rahim akan dilakukan. Histerektomi pun mungkin menjadi salah satu pilihan pengobatan bila kanker sudah menyebar ke seluruh tubuh dan sudah mencapai stadium lanjut.
ADVERTISEMENT
4. Adenomiosis
Kondisi ini terjadi ketika lapisan rahim tumbuh menjadi otot rahim. Hal ini menyebabkan dinding rahim menebal sehingga wanita bisa mengalami rasa sakit dan pendarahan hebat.
Adenomiosis biasanya sering hilang setelah menopause. Tapi, jika gejala semakin parah, Anda mungkin memerlukan perawatan yang lebih cepat seperti tindakan histerektomi.
5. Penyakit Radang Panggul
Ilustrasi Nyeri Panggul. Foto: dok. Unsplash
Penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan nyeri panggul yang hebat. Biasanya, PID dapat diobati dengan antibiotik. Namun, jika menyebar bisa merusak rahim dan tuba falopi. Maka dari itu, dokter mungkin akan menyarankan histerektomi jika Anda memiliki PID yang parah.
6. Hiperplasia
Hiperplasia merupakan kondisi lapisan rahim terlalu tebal akibat kadar estrogen yang terlalu banyak. Dalam beberapa kasus, bila hiperplasia semakin parah kemudian dokter menduga kondisi ini dapat berkembang menjadi kanker, maka histerektomi mungkin akan direkomendasikan.
ADVERTISEMENT
7. Komplikasi Persalinan
Penyebab rahim harus diangkat Foto: shutterstock
Rahim harus diangkat biasanya juga dapat terjadi setelah persalinan pervaginam atau operasi caesar. Komplikasi tertentu, seperti pendarahan hebat mungkin membuat dokter menyarankan ibu melakukan histerektomi. Karena, bila tak ditangani segera, kondisi ini bisa mengancam jiwa.
8. Prolaps Uteri
Kondisi ini dapat terjadi ketika rahim turun dari posisi normal ke dalam saluran miss V alias vagina. Ini biasanya sering terjadi pada wanita yang telah melahirkan beberapa kali secara pervaginam.
Dalam beberapa kasus, dokter dapat memperbaiki jaringan panggul yang melemah dengan operasi invasif minimal. Namun bila langkah tersebut tak berhasil atau bukan pilihan terbaik, maka histerektomi bisa jadi jalan keluarnya.
9. Plasenta Akreta
Plasenta akreta terjadi selama kehamilan saat plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim. Kondisi ini bisa sangat bahaya, tapi seringkali tak menimbulkan gejala.
ADVERTISEMENT
Pada hampir semua kasus, persalinan caesar yang diikuti dengan histerektomi dilakukan demi mencegah kehilangan banyak darah yang terjadi saat plasenta terlepas.