Tanda Tantrum yang Tidak Normal pada Anak

9 November 2020 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak tantrum, kapan orang tua harus khawatir? Foto: Shutterstok.
zoom-in-whitePerbesar
Anak tantrum, kapan orang tua harus khawatir? Foto: Shutterstok.
ADVERTISEMENT
Tantrum adalah letupan kemarahan anak yang sering juga disebut dengan istilah anak mengamuk. Layaknya orang mengamuk, tantrum bisa terdiri dari gabungan tingkah laku menjerit, melempar barang, membuat tubuh kaku, menangis, memukul, serta berguling-guling di lantai atau tidak mau beranjak dai tempat tertentu.
ADVERTISEMENT
Tantrum umumnya merupakan ekspresi frustrasi si kecil. Ya Moms, anak-anak mungkin merasa frustrasi karena ketidakmampuan mereka untuk melakukan aktivitas yang mereka coba, seperti mengambil satu benda di atas lemari atau membuka tutup kotak mainannya.
Tantrum juga bisa menjadi ekspresi frustrasi anak karena merasa kurang memiliki kontrol terhadap kehidupan mereka. Misalnya ketika ia masih ingin terus bermain tapi diminta untuk tidur, atau ingin permen tapi tidak dibelikan.
Selain itu, terkadang tantrum juga bisa sengaja dilakukan anak sebagai upayanya untuk mendapatkan perhatian dari orang tua atau orang dewasa lainnya. Itu sebabnya kebiasaan tantrum akan lebih sering dilakukananak bila anak mengetahui bahwa dengan cara itu keinginannya akan dipenuhi.
ADVERTISEMENT
Apa artinya? Orang tua perlu memahami, anak tumbuh bukan hanya sekadar fisik, tetapi juga emosionalnya. Tanda-tanda perkembangan emosi anak berkembang adalah ia bisa menunjukkan rasa senangnya, bahagia, sedih, frustasi, kecewa, dan masih banyak lagi.
Jadi tantrum pada umumnya normal dan wajar saja. Walau normal, orang tua perlu tetap memperhatikan dengan cermat. Amati, apakah ada tanda-tanda yang tidak normal saat anak tantrum?

Tanda-tanda Tantrum yang Tidak Normal

Tanda-tanda Tantrum yang Tidak Normal Foto: Shutterstock
Dilansir Romper, Jennifer Katzenstein, Ph.D, direktur psikologi dan neuropsikologi di RS Johns Hopkins, Amerika Serikat mengatakan ketika orang tua menghadapi amukan anak, tindakan terbaik yang bisa dilakukan adalah tetap tenang dan secara aktif mengabaikan perilaku tersebut.
Tetapi bagi sebagian anak, tantrum menjadi masalah luar biasa yang tidak dapat diabaikan begitu saja karena itu mengganggu hari Anda atau dapat berpengaruh terhadap emosi si kecil. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua mengetahui mana tantrum yang masuk kategori masih normal dan yang tidak.
ADVERTISEMENT
"Ada berbagai macam perilaku pada anak-anak yang merupakan bagian dari proses perkembangan emosional normal. Ada amukan yang sesuai dengan usia, tetapi seiring bertambahnya usia anak, amukan mereka harus lebih sedikit dan kurang intens," ujar Nicole M. Avena, asisten profesor ilmu saraf di Mount Sinai School of Medicine.
Ia menambahkan, jika tantrum menjadi lebih sering, keras, dan tidak kunjung memendek seiring berjalannya waktu, Anda patut khawatir, Moms.
Ketika anak-anak berusia 3 atau 4 tahun, mereka cenderung memukul dan menendang, tetapi dengan bimbingan, mereka akan berhenti dengan sendirinya. Tapi kalau tidak kunjung berhenti berarti Anda harus khawatir.

Tantrum Bisa Jadi Tanda Ada Gangguan Emosi pada Anak

Tantrum Bisa Jadi Tanda Ada Gangguan Emosi pada Anak Foto: Shutterstock
Robert Hamilton, seorang dokter anak di Pusat Kesehatan Providence Saint John, setuju bahwa kebanyakan tantrum pada balita wajar dan tidak perlu dikhawatirkan orang tua. Namun saat seorang anak berusia 3-4 tahun, tantrum seharusnya sudah berhenti.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak yang terus mengalami amukan yang signifikan dan sering pada saat ini harus dibawa ke dokter anak. Walau terlihat bukan masalah serius, tapi ia bisa melukai dirinya sendiri," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa ada anak yang berusia 9 tahun yang masih tantrum dan bersikap dramatis. Namun tidak bisa diabaikan, karena tantrum bisa jadi tanda adanya gangguan emosi pada anak. Si kecil bisa mengalami rasa sakit seperti muntal, mual, bahkan melukai dirinya sendiri, Moms.
Jadi jika merasa tantrum si kecil sudah mempengaruhi kehidupan sehari-harinya atau kehidupan keluarga Anda, segera cari bantuan ya, Moms. Apalagi jika seorang anak di atas usia 4 tahun bersikap kasar dan tidak dapat diarahkan dari amukannya, atau jika amukannya semakin lama. Ini saatnya Anda berdiskusi lebih lanjut dengan psikolog anak.
ADVERTISEMENT