ACT Bangun Posko Bantuan di Jalur Gaza

14 November 2019 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asap membubung menyusul ledakan di Gaza, Palestina.  Foto: REUTERS / Suhaib Salem
zoom-in-whitePerbesar
Asap membubung menyusul ledakan di Gaza, Palestina. Foto: REUTERS / Suhaib Salem
ADVERTISEMENT
Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) membangun beberapa posko first response di beberapa titik di jalur Gaza, Palestina, khususnya di daerah perbatasan. Sekitar 100 orang relawan juga disiapsiagakan untuk menjaga posko-posko tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sejak kemarin sore, waktu jalur Gaza, kami sudah menyiapkan bantuan untuk merespons situasi terkini di jalur Gaza, utamanya yang darurat adalah bantuan medis," kata Direktur Eksekutif Global Humanity Response ACT, Bambang Triyono, di kantor ACT Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (14/11).
Sementara itu, Vice President ACT Ibnu Khajar menyebut, bantuan dari masyarakat Indonesia sangat diharapkan. Pasalnya, meski saat ini Israel sudah sepakat akan melakukan gencatan senjata, namun Palestina sudah mulai memasuki musim dingin.
Warga Palestina mencari puing-puing yang masih bisa diselamatkan usai serangan udara Israel di Jalur Gaza Selatan, Palestina. Foto: REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa
Di puncak musim dingin nanti, suhu udara di jalur Gaza bisa mencapai nol derajat Celcius. Padahal, masyarakat yang menjadi korban, hanya bisa berkumpul di reruntuhan bangunan tanpa pakaian hangat dan makanan.
"Maka kami ingin mengajak masyarakat Indonesia hari ini untuk turut andil dalam perjuangan ini," tutur Ibnu.
ADVERTISEMENT
Jalur Gaza kembali memanas setelah Komandan Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam, Bahaa Abu Al-Atta, tewas diterjang roket Israel di kediamannya, Selasa (12/11). Tak hanya itu, Israel juga mencoba mengincar tokoh-tokoh Jihad Islam lainnya di Damaskus, Suriah, namun gagal.
Pihak Israel berdalih serangan itu hanya mengincar lokasi-lokasi para militan Jihad Islam. Namun, sebagian dari 32 korban tewas dan 82 korban luka justru terdiri dari warga sipil.
Setelah Baha Abu Al-Atta dibunuh, Jihad Islam tidak tinggal diam. Mereka melontarkan roket balas dendam ke Yerusalem, Tel Aviv, dan kota-kota lainnya.
Akibat serangan ini, kantor dan sekolah di bagian selatan Israel ditutup. Di sisi lain, anak-anak sekolah di jalur Gaza juga diliburkan sebagai dampak saling serang Israel-Jihad Islam.
ADVERTISEMENT
Pimpinan Jihad Islam, Zeyad Al-Nakhala pun mengajukan syarat gencatan senjata dengan Israel. Salah satunya adalah penghentian serangan ke lokasi milisi dan melonggarkan blokade di jalur Gaza.
Israel sepakat untuk melakukan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir itu. Gencatan senjata ini dimulai pada Kamis (14/11), Subuh waktu setempat.