Aksi Kawanan Perampok yang Semakin Sadis

15 Juni 2017 8:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perampokan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perampokan (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kawanan perampok yang tak segan-segan menghilangkan nyawa korbannya membuat resah masyarakat. Belum reda pemberitaan tentang perampokan yang menyebabkan tewasnya Davidson Tantono (31) pada 9 Juni lalu, seorang mahasiswi bernama Italia Chandra Kirana Putri (23) di Karawaci, Tangerang, 12 Juni lalu.
ADVERTISEMENT
Italia ditembak di bagian dada dari jarak dekat oleh perampok, setelah memergoki aksi mereka yang akan mencuri benda berharga di rumahnya. Italia yang berteriak untuk menarik perhatian tetangga, membuat pelaku panik. Dia pun menembak gadis tersebut hingga jatuh tersungkur.
Kronologis penembakan di Daan Mogot (Foto: Ridho Robby/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kronologis penembakan di Daan Mogot (Foto: Ridho Robby/kumparan)
Meski sempat dibawa ke rumah sakit, namun sayang, nyawa mahasiswi kedokteran gigi salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta itu, tak tertolong.
Menurut polisi, komplotan perampok di 2 kasus tersebut, beraksi tanpa ampun. Senjata api rakitan menjadi barang utama yang selalu digunakan kawanan ini. Tentu saja, saat beraksi, mereka tak seorang diri, melainkan bersama beberapa orang, seperti yang terjadi dalam perampokan di Daan Mogot (4 orang) dan Karawaci (2 orang).
ADVERTISEMENT
Aksi pun, biasanya sudah mereka rencanakan jauh-jauh hari. Seperti kasus Daan Mogot, keempat pelaku rupanya memiliki peranan tersendiri, mulai dari menargetkan korban, mengawasi suasana di sekitar korban, serta menggembosi kendaraan korban. Sementara di kasus Karawaci, seorang pelaku bertugas sebagai eksekutor, yakni yang merampok dan memegang senjata api, sementara seorang pelaku berugas sebagai pengemudi.
Senjata api sitaan polisi (Foto: Feny Selly/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Senjata api sitaan polisi (Foto: Feny Selly/Antara)
"Untuk senjata api itu jelas, dugaan kuat itu rakitan. Dari perkenaannya pada korban hasil otopsi itu, dia kena jaringan lunak, seharusnya dari jarak sekian kalau itu pabrikan itu bisa tembus. Dan kemudian yang di Cengkareng juga begitu," kata Karopenmas Polri, Brigjen Rikwanto, 14 Juni lalu.
ADVERTISEMENT
Dua kasus ini sudah menemukan titik terang. Seorang pelaku perampokan di Daan Mogot telah ditangkap, sementara pelaku perampokan di Karawaci mudah diidentifikasi karena wajahnya terekam di CCTV sekitar lokasi kejadian.
Namun, aksi perampokan sadis sebenarnya tak hanya terjadi kali ini. Tanggal 30 April lalu, seorang remaja berinisial DS (17) nekat merampok sebuah toko kelontong di Cileungsi, Bogor. Tak hanya merampok, siswa sebuah SMA di Bantar Gebang ini, juga tak segan menghilangkan nyawa Ahmad Fadli (20), seorang mahasiswa yang juga anak pemilik toko.
Pelaku perampokan dan pembunuhan (Foto: Dok. Polres Bogor)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku perampokan dan pembunuhan (Foto: Dok. Polres Bogor)
DS nekat menghabisi nyawa Fadli, karena ketahuan. DS yang panik, kemudian memukul Fadli dengan tabung gas 3 kg. Tak sampai di sana, Hp hingga dompet berisi uang milik Fadli pun ikut digondol DS, setelah melarikan beberapa bungkus rokok.
ADVERTISEMENT
Jenazah Fadli baru ditemukan oleh tetangga, beberapa jam setelah perampokan. Warga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi, sementara jenazah Fadli dibawa ke rumah sakit. Setelah melalui penyelidikan, DS akhirnya tertangkap bulan setelah 2 bulan buron.
"Pelaku yang masih dibawah umur ini diancam Pasal 365 ayat 1 dan 3 KUHP atau Pasal 338 KUHP dengan ancaman pidana penjara selama 15 tahun," ujar Kapolres Bogor AKBP AM Dicky dalam keterangannya, 14 Juni lalu.