Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Wacana ini keluar setelah rapat koordinasi penanggulangan terorisme bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju beberapa waktu lalu.
"Pak Menteri Agama mengatakan, pada saat bertemu wapres itu, kita punya 260 ribu penceramah dan akan kita aktifkan itu. Kita akan tentukan di mana saja titik titik prioritas, mudah mudahan ini adalah hal yang sangat baik," kata Suhardi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/11).
Nantinya, BNPT akan mengkaji titik-titik mana yang dinilai rawan paham radikal untuk kemudian para penceramah ini disebar.
ADVERTISEMENT
"Mereka bergerak, kelompok-kelompok dan dia tidak bunyi. Dan kalau bunyi pasti akan segera diambil oleh kelompok, dan bertemu baru mereka mendiskusikan hal semacam itu. Ini modus modus baru harus kita waspadai, sel-sel itu semua kita monitor," tuturnya.
"Tapi kan ada modus-modus yang berubah, karenanya waspada mereka juga. Tapi yang paling penting adalah mindset itu masih ada harus kita waspadai. Ini perlu serta masyarakat semuanya," lanjutnya.
Upaya penanggulangan paham radikal juga akan bekerja sama dengan kementerian lain, seperti Kemdikbud hingga Kemendagri. Untuk Kemdikbud, diharapkan ada kurikulum tentang pendidikan karakter agar masyarakat siap menghadapi dinamika perkembangan zaman.
"Dan kemudian kemendikbud akan membuat ini, dan masyarakat kita ini katakanlah teknologi dan informasi sudah luar biasa mempengaruhi kehidupan. Bagaimana pola pendidikan yang pas. Satu, bagaimana kurikulumnya, bagaimana pendidikan karakternya bisa kita bangun," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lalu Kemendagri bisa mengarahkan jajarannya hingga ke tingkatan terkecil seperti RT dan RW untuk melapor jika menemukan oknum-oknum dengan tindakan tak wajar.