news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BNPT: Lawan Radikalisme, Menag Akan Kerahkan 260 Ribu Penceramah

21 November 2019 13:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNPT Suhardi rapat dengan Komisi III DPR, Kamis (21/11/2019). Foto: Efira Tamara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPT Suhardi rapat dengan Komisi III DPR, Kamis (21/11/2019). Foto: Efira Tamara/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah tak diam dan terus berupaya menangkal terorisme di seluruh penjuru Indonesia. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengungkapkan Menteri Agama Fachrul Razi akan menyebar 260 ribu penceramah guna meminimalisir paham-paham radikal.
ADVERTISEMENT
Wacana ini keluar setelah rapat koordinasi penanggulangan terorisme bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju beberapa waktu lalu.
"Pak Menteri Agama mengatakan, pada saat bertemu wapres itu, kita punya 260 ribu penceramah dan akan kita aktifkan itu. Kita akan tentukan di mana saja titik titik prioritas, mudah mudahan ini adalah hal yang sangat baik," kata Suhardi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/11).
Nantinya, BNPT akan mengkaji titik-titik mana yang dinilai rawan paham radikal untuk kemudian para penceramah ini disebar.
Kepala BNPT Suhardi rapat dengan Komisi III DPR, Kamis (21/11/2019). Foto: Efira Tamara/kumparan
Suhardi mengatakan, saat ini BNPT dan Densus 88 terus bekerja sama memantau pergerakan terorisme. Hadirnya 260 ribu penceramah ini diharapkan dapat mengubah cara berpikir masyarakat, baik yang belum terpapar ataupun sudah terpapar paham radikalisme.
ADVERTISEMENT
"Mereka bergerak, kelompok-kelompok dan dia tidak bunyi. Dan kalau bunyi pasti akan segera diambil oleh kelompok, dan bertemu baru mereka mendiskusikan hal semacam itu. Ini modus modus baru harus kita waspadai, sel-sel itu semua kita monitor," tuturnya.
"Tapi kan ada modus-modus yang berubah, karenanya waspada mereka juga. Tapi yang paling penting adalah mindset itu masih ada harus kita waspadai. Ini perlu serta masyarakat semuanya," lanjutnya.
Kepala BNPT, Komjen Suhardi Alius. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
Upaya penanggulangan paham radikal juga akan bekerja sama dengan kementerian lain, seperti Kemdikbud hingga Kemendagri. Untuk Kemdikbud, diharapkan ada kurikulum tentang pendidikan karakter agar masyarakat siap menghadapi dinamika perkembangan zaman.
"Dan kemudian kemendikbud akan membuat ini, dan masyarakat kita ini katakanlah teknologi dan informasi sudah luar biasa mempengaruhi kehidupan. Bagaimana pola pendidikan yang pas. Satu, bagaimana kurikulumnya, bagaimana pendidikan karakternya bisa kita bangun," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lalu Kemendagri bisa mengarahkan jajarannya hingga ke tingkatan terkecil seperti RT dan RW untuk melapor jika menemukan oknum-oknum dengan tindakan tak wajar.