Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Di Balik Kisah Cinta Para Diktator Dunia
14 Februari 2017 20:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Cinta bisa tumbuh di mana pun, kapan pun, dan dalam hati siapa pun, termasuk pada mereka yang konon memiliki hati keras dan tangan besi.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarahnya, para diktator dikenal sebagai manusia yang kejam dan tak punya hati. Tak terhitung nyawa manusia yang mereka lenyapkan.
Namun, apa benar cinta sungguh-sungguh tak ada di hati mereka? Apa benar mereka tak pernah luluh pada percikan asmara yang mungkin tumbuh di jiwa?
Joseph Stalin
Pemimpin kedua Uni Soviet ini naik menggantikan Vladimir Lenin pada 1924. Namanya identik dengan label ditaktor yang kejam dan keras. Kepemimpinannya termasuk yang paling berdarah di masa Uni Soviet berdiri.
Dalam kehidupan pribadinya, Stalin menikah secara resmi sebanyak dua kali. Kedua pernikahan tersebut tak bertahan lama. Nahas, dua-duanya dipisahkan oleh kematian.
Stalin dipertemukan dengan cinta pertamanya, Ekaterina Svanidze, oleh kawan sekolahnya. Kato, panggilan kecil Ekaterina, jatuh cinta pada pesona Stalin yang begitu kuat.
ADVERTISEMENT
Stalin yang jatuh cinta saat memandang mata Kato bahkan rela meruntuhkan ateisme dalam dirinya untuk menjalankan pernikahan secara Kristen Ortodoks bersama perempuan itu.
Pernikahan sederhana nan manis itu berlangsung tahun 1906 di Tbilisi, Georgia. Dari pernikahannya tersebut, Stalin dan Kato dikaruniai seorang putra yang diberi nama Yakov.
Namun, setelah menikah, Stalin justru sering meninggalkan keluarga kecilnya. Kato dan Yakov pun kerap hidup dalam sepi, ditinggal sosok ayah dan suami.
Sepi keluarga kecil itu berbuah derita. Kato terserang penyakit tifus, dan wafat tahun 1907, meninggalkan Stalin dan Yakov.
Kematian Kato meninggalkan luka mendalam bagi Stalin. Kesedihan terungkap dari baris yang ia ucapkan mengenai Kato.
“This creature softened my heart of stone. She’s died and with her have died my last warm feelings for humanity.”
ADVERTISEMENT
12 tahun kemudian, Stalin kembali menemukan tambatan hati. Ia Nadezhda Alliluyeva, seorang gadis 16 tahun yang juga jatuh cinta pada raut tampan dan legam rambut Stalin.
Dua hati pun jadi satu. Pernikahan kedua Stalin digelar tahun 1919. Dengan Nadya, panggilan istrinya, pernikahan itu diberkati dua anak.
Namun lagi-lagi, karakter keras Stalin yang seringkali tak peduli keluarga, kembali muncul dan menimbulkan guncangan pada rumah tangga muda tersebut.
Nadya tak jarang merasa stres. Perdebatan dan pertikaian meruncing di antara keduanya. Nadya akhirnya memutuskan untuk bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri.
Kematian Nadya pun membawa luka mendalam bagi Stalin. Ia begitu marah dan berduka, sampai-sampai tak mau mengunjungi pemakaman istrinya.
ADVERTISEMENT
Benito Mussolini
Diktator Italia Benito Mussolini menikah dua kali, dan pernah menjalani hubungan dengan beberapa perempuan lain selama hidupnya.
Kisah cinta pertama ia jalani bersama seorang dokter kecantikan bernama Ida Dalser tahun 1909. Hubungan itu berlanjut hingga jenjang pernikahan. Mussolini menikahi Dalser tahun 1914, walaupun tak ada catatan resmi terkait pernikahan mereka.
Pernikahan tersebut diberkati dengan seorang anak yang diberi nama Benito Albino Mussolini.
Namun, meski telah memiliki seorang anak, Mussolini kerap mencampakkan anak-istrinya. Ia bahkan menganggap mereka sebagai aib memalukan.
Mussolini pun memutuskan untuk kembali menikah, kali ini dengan Rachele Guidi pada tahun 1915. Dari pernikahan itu, Mussolini memiliki tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan.
ADVERTISEMENT
Pada pernikahan keduanya ini, Mussolini berusaha untuk menebus kesalahannya dalam pernikahan sebelumnya dengan menjaga keluarganya agar terus aman.
Di akhir Perang Dunia II, Mussolini dan keluarganya diburu, menyebabkan Rachele harus kabur dari Italia. Namun akhirnya ia tertangkap dan dikembalikan ke tanah kelahirannya. Saat itulah ia berpisah dengan Mussolini.
Berpisah dengan Rachele, Mussolini menjalin hubungan asmara dengan perempuan lain. Ia memiliki banyak perempuan simpanan, salah satunya adalah Clara Petacci.
Tahun 1945, Clara Petacci dan Mussolini bertekad untuk kabur ke Swiss, meski akhirnya mereka tertangkap dan dieksekusi.
Mao Zedong
Selama hidupnya, pendiri dan presiden pertama Republik Rakyat Tongkok, Mao Zedong, menikah empat kali dan memiliki setidaknya enam anak. Angka ini tak pasti. Ada rumor menyebutkan ia punya anak lebih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Pernikahan pertama Mao dilangsungkan dengan perempuan yang dijodohkan dengannya di masa kanak-kanak. Tak ada dokumen resmi terkait dengan pernikahan itu.
Mao dewasa menikah untuk kedua kalinya dengan Yang Kaihui, istri yang tercatat sah. Pernikahan berlangsung tahun 1920 saat Yang berumur 25 dan Mao berumur 27.
Namun pada tahun 1930, Yang ditangkap oleh golongan Nasionalis dan disiksa hingga tewas.
Setelah Yang meninggal, Mao kembali menikah. Kali ini dengan He Zizhen. Pernikahan ketiganya ini pun tak berjalan lama. Hanya 9 tahun sebelum keduanya memutuskan bercerai.
Mao memutuskan untuk pergi ke Uni Soviet dan menetap selama 10 tahun di sana sebelum akhirnya kembali ke China. Tahun 1959, Mao dan He bertemu untuk kali pertama sekaligus terakhir setelah 22 tahun sejak tahun pernikahan mereka.
ADVERTISEMENT
Mao pun kembali meminang gadis lain, Jiang Qing. Mereka sesungguhnya sudah menikah saat Mao masih bersama He. Bersama Jiang Qing, Mao memiliki seorang anak perempuan bernama Li Na.
Adolf Hitler
Kepemimpinan Hitler yang keras menenggelamkan sisi “lembut” dari kehidupan sang Diktator Nazi Jerman. Dalam hidupnya, perempuan bernama Eva Braun menjadi sosok signifikan.
Nama Eva Braun semula tak banyak didengar. Ia memang jarang dimunculkan ke publik. Hubungannya dengan Hitler berjalan unik: begitu dekat, namun terasa jauh.
Hitler memilih untuk menyembunyikan hubungan romantis ini, sehingga Braun tak banyak berperan dalam front stage Hitler.
Sayangnya, Eva Braun kerap diperlakukan kasar dan tidak adil oleh Hitler. Bahkan pada satu kesempatan, Hitler secara sengaja menafikan keberadaan Braun.
ADVERTISEMENT
Namun, dasar sudah cinta, kasih Braun tak berkurang meski Hitler kerkarakter keras. Ia tetap menaruh cinta pada sang diktator dan setia mendampinginya.
Di sisi lain Hitler juga memiliki afeksi yang kuat terhadap Braun. Meski tak bisa dibilang romantis atau dramatis, Hitler punya cara sendiri dalam mencintai Braun.
Tapi, lagi-lagi, cinta dan tragedi kerap berjalan seiring. Kesetiaan Braun yang begitu kuat terhadap Hitler telah mengantarkannya pada kematian lebih awal:
Saat kondisinya makin terpojok oleh lawan politik, Hitler mencoba untuk berpisah dengan Braun, namun Braun menolak.
Tanggal 30 April 1945, keduanya sepakat untuk minum racun sianida bersama demi menghindar dari kematian memalukan bagi mereka: mati di tangan musuh.
Sianida bekerja cepat pada diri Braun. Sesaat setelah menengggak racun itu, Braun mengembuskan napas terakhir. Sementara Hitler menembak dirinya sendiri untuk mempercepat proses kematian yang menyakitkan.
ADVERTISEMENT
Jasad Eva dan Hitler dibawa keluar dari German oleh pasukan Uni Soviet, dan akhirnya dihancurkan pada 1970.
Kim Jong-il
Pada masa kecilnya, Kim Jong-il sudah harus kehilangan ibu. Kepergian ibunda begitu membekas bagi Kim cilik yang masih membutuhkan kasih sayang.
Kesedihannya yang mendalam makin menjadi saat sang ayah memutuskan untuk menikah kembali. Tumbuh dewasa, Kim selalu tidak cocok dengan Ibu tirinya.
Ketidakcocokan ini selanjutnya memberi “warna” pada cara Kim berinteraksi dengan para perempuan.
Istri pertama Kim adalah Kim Young-Sook, anak pejabat militer senior yang dipilih oleh ayahnya untuk menjadi menantu.
Kim tak menambatkan hati pada istrinya seorang. Selama menikah, Kim menjalin hubungan dengan selebriti Korea, Song Hye-rim, yang juga telah menjadi istri orang.
ADVERTISEMENT
Kim sampai-sampai memaksa Song untuk bercerai dari suaminya. Tapi ini tak pernah terjadi. Selamanya, hubungan keduanya berjalan tak resmi meski diketahui publik. Tahun 2002, Song meninggal di Moscow.
Tak lama berselang, Kim telah kembali menambatkan hati lagi pada perempuan lain. Ia adalah Ko Young-hee. Hubungan ini pun tak berjalan lama.
Ko wafat akibat kanker yang menggerogoti tubuhnya. Dari Ko, Kim mendapatkan tiga anak: Kim Sul-song, Kim Jong-chul, dan Kim Jong-un yang kini memimpin Korea Utara.
Konon, Kim Jong-il juga dekat dengan seorang pesulap Jepang bernama panggung Putri Tenko. Itu sebabnya ia memiliki jadwal berkunjung ke Tokyo setiap musim panas selama 8 tahun pada periode 1980-an.
Seakan membalas cinta Kim, Putri Tenko pun berbalas kunjung ke Korea Utara pada 1998 dan 2000.
Jadi, bagaimana menurutmu tentang kisah cinta para diktator dunia itu?
ADVERTISEMENT
Kamu mencari cinta? Simak kisah-kisah berikut