Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Hasil Survei: Trump dan Kamala Kejar-kejaran Jelang Debat Kedua Pemilu AS
9 September 2024 12:31 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menjelang debat kedua Pemilu Amerika Serikat (AS) 2024, persaingan antara Donald Trump dan Kamala Harris semakin ketat. Jajak pendapat nasional terbaru menunjukkan perolehan suara kedua kandidat yang hampir imbang.
ADVERTISEMENT
Menurut survei New York Times dan Siena College yang dirilis Minggu (8/9), Trump unggul tipis dengan 48% dibandingkan Harris yang meraih 47%.
Selisih ini berada dalam margin eror survei sebesar tiga poin persentase, menunjukkan hasil Pemilu 5 November mendatang masih sangat tidak pasti.
Di negara bagian penentu, survei CBS/YouGov menunjukkan hasil serupa. Harris unggul tipis di Michigan (50%-49%) dan Wisconsin (51%-49%), sementara keduanya imbang di Pennsylvania.
Walau Trump baru saja melewati masa sulit kampanye setelah Presiden Joe Biden mundur dari pencalonan, ia tetap mendapat dukungan kuat dari basis pemilihnya.
Di sisi lain, survei NYT mengungkap 28% pemilih masih merasa perlu mengetahui lebih banyak tentang Kamala, sedangkan hanya 9% merasa demikian terhadap Trump.
ADVERTISEMENT
Debat kedua yang akan digelar pada Rabu (11/9) pagi WIB diperkirakan akan menjadi momen krusial.
Kamala diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelaskan kebijakan-kebijakan yang direncanakannya dan meraih dukungan lebih besar.
Meski begitu, isu ekonomi dan inflasi akan menjadi tantangan baginya. Dalam hal ini, Trump masih lebih dipercaya oleh pemilih kulit putih kelas pekerja dan tidak berpendidikan perguruan tinggi dalam hal penyediaan peluang ekonomi (53%-27%).
Dikutip dari Guardian, Ketua Tim Kampanye Kamala, Jen O'Malley Dillon, mengakui bahwa mereka adalah "kuda hitam" dalam persaingan ini, namun tetap optimis dengan strategi penggalangan dana yang agresif untuk memastikan kemenangan pada November.
Sejak menggantikan Biden sebagai kandidat utama Demokrat, Kamala gencar berkampanye. Tapi dirinya tetap membatasi penampilan tak tertulis dan wawancara dengan media.
ADVERTISEMENT