Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ini Jawaban Kamala dan Trump di Debat soal Gencatan Senjata Israel-Hamas
11 September 2024 9:39 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Debat yang mempertemukan Kamala Harris dan Donald Trump pada Rabu (11/9) juga membahas mengenai kebijakan luar negeri. Pertanyaan pertama bagi Kamala dalam topik ini adalah bagaimana ia akan meyakinkan Israel dan Hamas untuk menyetujui gencatan senjata.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Wakil Presiden AS itu tak secara konkret menjawab pertanyaan. Sebaliknya, senada dengan posisi Joe Biden, ia bersumpah untuk membela Israel, sambil mengakui invasi Israel ke Gaza telah menewaskan banyak warga sipil Palestina.
Ini jawaban lengkap Kamala.
"Kini, Israel memiliki hak untuk membela diri dan bagaimana cara melakukannya penting. Karena memang benar, terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah terbunuh, anak-anak, ibu-ibu. Yang kita tahu adalah bahwa perang ini harus diakhiri. Dan cara untuk mengakhirinya adalah kita memerlukan kesepakatan gencatan senjata, dan kita perlu mengeluarkan para sandera, jadi kita akan terus bekerja sepanjang waktu untuk itu. Kita harus memetakan arah menuju two-state solution, dan dalam solusi itu, harus ada keamanan bagi rakyat Israel dan Israel, dan ukuran yang sama bagi Palestina," tutur Kamala.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, “Saya akan selalu memberi Israel kemampuan untuk membela diri, khususnya yang berkaitan dengan Iran, dan ancaman apa pun yang ditimbulkan Iran dan proksinya terhadap Israel”.
Mendapat pertanyaan yang sama, Trump tak banyak menyampaikan hal baru. Ia masih bersikeras bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober dan invasi Rusia ke Ukraina tidak akan terjadi jika ia menjadi presiden. Hal itu masih sama dengan perkataannya dalam pidato dan debat pertama.
“Jika saya menjadi presiden, itu tidak akan pernah terjadi. Jika saya menjadi presiden, Rusia tidak akan pernah, tidak akan pernah, saya mengenal Vladimir Putin dengan sangat baik. Ia tidak akan pernah. Tidak ada ancaman itu juga,” kata Trump.