Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Ibrahim Hamdi alias Baim (8 tahun), siswa kelas 1 SD di SDN 13 Medan Kota, meninggal diduga akibat dibully dan dianiaya oleh 5 kakak kelasnya pada Selasa (27/6).
ADVERTISEMENT
Ibu Baim, Yusraini Nasution (37), bercerita, mulanya sang anak mengeluh badannya kesakitan karena dipukul oleh kakak kelasnya.
“Tanggal 22, itu hari Kamis, pulang sekolah. Dia pulang sekolah mampir ke tempat saya jualan di samping Masjid Raya Al-Mashun, Kota Medan. Dia mengeluh kesakitan, mengadu, dia dipukul oleh kakak kelasnya usai pulang sekolah,” kata Yusraini kepada kumparan di rumah duka Jalan Tengah, Kota Medan, Jumat (30/6).
Kepada ibunya, Baim mengaku dipukul oleh satu orang saja. Mendapat informasi itu, Yusraini langsung menghampiri orang tua pelaku. Tapi orang tua tersebut membantah.
Lalu, pada Kamis malam, Baim kemudian demam. Mulanya, Yusraini menganggap itu demam biasa. Jadi, ia merawat Baim di rumah saja, selama 2 hari.
ADVERTISEMENT
Pada hari ketiga, kata Yusraini, Baim kemudian mengeluhkan badan dan kepala sakit. Ia pun memilih untuk mengantarkan Baim ke tukang kusuk (tukang pijat) langganannya.
Kepada Yusriani, tukang kusuk mengatakan bahwa sekujur tubuh Baim memar.
“Tukang kusuk bilang, ini badannya memar. Tapi saya lihat, enggak ada apa-apa. Sebelum kusuk, saya mandiin juga enggak ada memar sama sekali,” kata dia.
Singkat cerita, Baim pun dibawa pulang dan membaik. Namun, pada hari kelima, Baim kembali mengeluh kesakitan.
“Dia ngeluh lagi, 'Badan Baim sakit Mak'. Kita bawa ke tukang kusuk. Lalu, besoknya kita bawa ke RSU Madani. Di sana alatnya kurang lengkap, enggak bisa scanning. Kita kan pake BPJS, kita dirujuk ke RSUD Pirngadi jam 14.00 WIB. Sekitar jam 19.30 WIB, anak saya sudah meninggal,” sambung dia.
ADVERTISEMENT
Sebut 5 Nama Pelaku
Ibu Baim, Yusraini Nasution (37), bercerita, sang anak sebelum meninggal sempat menyebutkan 5 nama yang diduga menjadi pelaku pemukulan dan bully terhadapnya. Kelimanya merupakan anak tetangga Yusraini.
“Jadi sehari sebelum meninggal, saya kebangun jam 04.00 WIB pagi. Baim bilang, ‘Mereka jahat sama awak, Mak’, terus dia sebutkan 5 nama. Ini kakak kelas Baim, mereka kelas 4 dan 5,” ujarnya.
“Yang 5 ini, tinggalnya di sekitaran sini,” sambungnya.
Baim tak menjelaskan lebih jauh mengapa ia dipukul dan dibully oleh kakak kelasnya itu.
Sekolah Disorot LPAI Sumut
Kepala Lembaga Perlindungan Anak Sumut, John Edward Hutajulu, prihatin dengan peristiwa yang menimpa Baim. Ia khawatir jika dugaan bullying dan penganiayaan itu benar dan terjadi di sekolah.
ADVERTISEMENT
“Ini (pembullyan terhadap Baim) terjadi usai jam sekolah ya. Nah di sini prihatinnya ke sekolah, kalau di dalam sekolah. Karena kalau sampai itu mengakibatkan kehilangan nyawa, berarti bully-nya itu sangat, apa lah ya, sampai kasar lah, sampai meninggal,” kata John kepada kumparan pada Jumat (30/6).
"Kalau itu terjadi di dalam sekolah, kita sangat khawatir. Sangat prihatin dengan kondisi sekolah, kenapa bisa sampai terjadi," tambah John.
Meski begitu ia masih menunggu hasil penyelidikan polisi untuk memastikan penyebab meninggalnya Baim. Ia tidak bisa bicara banyak soal proses hukum yang berjalan.
Pemko Medan & Pemda Sumut Beri Atensi
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Sumatera Utara menegaskan akan monitor kasus Baim secara intensif.
ADVERTISEMENT
“Dinas PPPA Provinsi Sumut akan terus memonitoring perkembangan kasus ini,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sumut, Manna Wasalwa Lubis, kepada kumparan, Jumat (30/6).
Sejatinya, Baim akan ditangani oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat atau P3APM Kota Medan. Namun pihaknya sudah berkoordinasi untuk ikut memantau.
“Dinas PPPA dan KB Provsu sudah melakukan koordinasi dengan Dinas P3APM Kota Medan dan Polrestabes Medan. Karena sesuai dengan kewenangan, kasus ini menjadi wewenang Dinas P3APM Kota Medan untuk melakukan pendampingan dan penanganan,” jelasnya.
Diselidiki Polisi
Ibu Baim, Yusraini, mengatakan pihaknya dan keluarga mulanya memilih untuk tidak melaporkan kasus yang menimpa Baim. Itu karena, dia mempertimbangkan yang diduga menjadi pelaku adalah anak-anak yang masih di bawah umur.
ADVERTISEMENT
“Ibu tidak ada nolak lapor polisi, tapi ibu juga tidak melapor. Tapi kasus ini bergulir kan, saya diminta untuk lapor. Kalau saya jahat, saya bisa sebut namanya yang dibilang anak saya, tapi saya pikir itu kan anak-anak ya, nanti ke depannya gimana,” tuturnya.
“Lalu, polisi datang ke sini, menyelidik. Ibu ditanya, ibu mau kasus ini berlanjut, ya ibu mau. Ibu pengin tau siapa saja. Itu Baim juga sudah diautopsi,” kata dia.
Yusraini pun mengaku dirinya sudah memenuhi panggilan kepolisian untuk memberikan keterangan terkait tewasnya Baim.
Kapolsek Medan Kota, Kompol Selvitriangsih, mengatakan, saat ini kasus tewasnya Baim ditangani oleh Unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan.
“Ditangani Unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan,” kata Selvi.
ADVERTISEMENT
kumparan sudah mencoba menghubungi Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Medan, AKP Gabriella Gultom, untuk menanyakan perkembangan kasus ini, namun belum direspons.