Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Melihat Aksi Iwan Siregar, Satpol PP Paling Ditakuti di Tanah Abang
16 Mei 2017 16:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
"Gerobak enggak minggir saya angkat!" teriak Iwan Siregar berang melihat banyak pedagang di trotoar Tanah Abang.
ADVERTISEMENT
Dia berjalan menghampiri satu persatu pedagang diikuti oleh beberapa anak buahnya. "Saya hitung, kalau enggak saya angkat!" bentak Iwan kepada salah satu pedagang.
Ya, petugas Satpol PP satu ini memang ditakuti oleh para pedagang di kawasan Tanah Abang. Sanking 'galak'nya, dirinya bahkan mendapat julukan 'Malaikat Pencabut Nyawa'.
Namanya Iwan Siregar. Sesuai dengan namanya, dia berasal dari Sumatera Utara. Sudah 13 tahun dia mengabdikan hidupnya membentak para pedagang nakal di Jakarta Pusat. Kariernya sebagai Satpol PP dimulai sejak 2004. Saat itu, dia ditugaskan untuk menjaga dan menertibkan kawasan Monas.
"Saya sejak 2004 di Monas. Setelah itu di Pasar Senen, Grand Pramuka. Sekitar 2006 sampai 2007 di Pasar Baru kemudian di Monas lagi. Terus 1 Maret 2016 di Tanah Abang," tuturnya kepada kumparan (kumparan.com) di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (16/5).
ADVERTISEMENT
Satpol PP identik dengan ngamuk-ngamuk kepada pedagang nakal. Namun menurut Iwan, hal tersebut harus dilakukan agar pedagang mau mengikuti peraturan. "Kalau enggak tegas nanti kita dianggap main-main selama ini," tuturnya.
Baca juga: Tanah Abang Kembali Rapi
Meskipun setiap hari 'ngamuk' dengan pedagang, Iwan mengaku itu hanyalah bawaan dirinya saja. "Emang pembawaannya gitu. Suaranya aja (yang) kenceng," katanya sambil tertawa.
Iwan mengaku tidak hanya sering silang pendapat dengan para pedagang, tapi juga dengan pengunjung pasar. Bahkan sering pengunjung pasar meminta Iwan supaya jangan terlalu galak ketika menertibkan pedagang."Saya biasa aja. Karena kita continue (melakukan penertiban). Jadi kalau lihat saya ya emang gitu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Namun Iwan menyayangkan, setelah tahu para pedagang hanya mau mengikuti permintaan Satpol PP jika dia ikut dalam penertiban. "Mereka jadi ngeliatnya saya doang. Kalau ada saya mereka minggir. Cuma karena berbeda caranya (petugas menertibkan pedagang) jadi mereka lihat orang aja," ujarnya.
Iwan juga berpesan kepada pengunjung agar membantu masyarakat yang lain untuk menciptakan ketertiban di jalan dengan tidak selalu berhenti dan membeli dari pedagang di trotoar.
"Saya sarankan masyarakat bantulah kita. Kalau mereka memenuhi trotoar (yang), terganggu juga masyarakat yang lain. Ini kan bukan baru, udah dari 2013 programnya Pak Jokowi," himbaunya.