Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pengakuan Habib Rizieq di RI: Diperiksa Intel Saudi-Bukan Musuh Pemerintah
12 November 2020 6:30 WIB
ADVERTISEMENT
Imam Besar FPI , Habib Rizieq Syihab, telah memulai beberapa aktivitasnya di Indonesia, setiba dari Arab Saudi pada Selasa lalu. Ia langsung mengisi ceramah yang disiarkan oleh media internal FPI, Front TV.
ADVERTISEMENT
Beberapa ceramahnya menceritakan beragam pengalamannya di Saudi, hingga pandangannya ke depan. Berikut kumparan rangkum kumpulan ceramah dari Habib Rizieq Syihab:
Habib Rizieq Klaim Punya Perjanjian dengan BIN, Tunjukkan ke Otoritas Saudi
Semasa di Arab Saudi, Habib Rizieq mengaku pernah didatangi badan intelijen negara tersebut. Mereka menanyakan tentang adanya suatu laporan yang menyebutkan bahwa Badan Intelijen Negara (BIN ) tengah memburu Rizieq.
Namun, Rizieq menepis tudingan tersebut. Ia segera menunjukkan dokumennya dengan BIN kepada otoritas intelijen Arab Saudi.
"Saya punya buktinya, saya punya dokumen perjanjian antara saya dengan BIN Indonesia. Saya terjemahkan lagi dalam Bahasa Arab. Resmi di situ saudara. Dan dokumen ini kan belum saya buka ke masyarakat," kata Rizieq pada ceramah yang disiarkan Front TV, Rabu (11/11).
ADVERTISEMENT
Setelah paham, intelijen Arab Saudi pun pamit pulang. Rizieq mengeklaim intelijen tersebut minta maaf atas salah paham tersebut. Namun, Rizieq tidak akan membuka isi dokumen tersebut. Katanya, hal itu ditunjukkan pada saat darurat saja.
Habib Rizieq Mengaku Diperiksa Intelijen Saudi, Tunjukkan Dokumen SP3 Kasusnya
Habib Rizieq juga sempat ditanyai pihak Arab Saudi tentang laporan yang menyeret namanya. Termasuk persoalan kenapa ia sampai ke Arab Saudi. Informasi yang diterima pihak Saudi, Rizieq adalah buronan interpol dan masuk dalam daftar red notice.
Ia juga dilaporkan sebagai orang politik yang berbahaya dan bisa membuat onar dan keributan di Saudi. Selain itu, pihak keamanan Saudi juga menanyai dua kasus yang sempat menjerat Rizieq, yakni di Polda Metro dan di Polda Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
"Saya katakan tidak punya kasus hukum, saya punya SP3 (surat perintah penghentian penyidikan). SP3-nya saya terjemahkan ke dalam bahasa Arab," tegas dia.
Habib Rizieq memang sempat disidik atas beberapa kasus di Polda Metro terkait pornografi dan Polda Jabar soal ucapan sampurasun. Namun kasus itu diklaim sudah selesai.
"Begitu mereka baca (SP3) mereka kaget. Loh inikan hukum sudah selesai kenapa tetap dilaporkan Anda bersalah. Jadi pemerintah Saudi sendiri yang menilai," tutup Rizieq.
Habib Rizieq Cerita 3 Kali Tiket Pulangnya Dibatalkan Misterius
Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab nyaris batal pulang ke Indonesia. Hal ini dikarenakan ada upaya membatalkan tiket perjalanan pulangnya sampai 3 kali .
Pertama, ada upaya memalsukan emailnya dengan memakai foto Rizieq. Email ini lalu dikirim ke tempat pemesanan tiket. Setelah itu, sang pemilik email meminta agar tiketnya dibatalkan. Beruntung, pihak penjual tiket mengkonfirmasi kepada Rizieq. Sehingga pembatalan itu gagal.
Yang kedua, ada upaya saat Rizieq berangkat ke Riyadh. Ada email yang memesan tiket ke tempat Rizieq membeli tiket. Mereka memborong semua tiket maskapai Saudia, dan meminta agar Rizieq serta keluarga membatalkan perjalanan pulangnya. Upaya ini berhasil.
ADVERTISEMENT
"Jadi dibuatlah email atas nama travel dikirim ke Istanbul. Minta supaya jadwal saya istri dan kedua putri saya dibatalkan. Jadi malam Ahad itu sudah batal saya punya jadwal," tambah Rizieq.
Namun, Rizieq akhirnya mendapat tiket dengan kode booking baru. Meski mendapat tambahan biaya, Rizieq tak mempermasalahkannya. Tapi masalah belum berakhir, ada lagi percobaan untuk menjerat Rizieq.
"Tiba-tiba jam 4 sore di airport dapat panggilan saya punya putri yang satu tiketnya batal. Ini permainan gila-gilaan. Kita konfirmasi bagaimana bisa batal, alasannya katanya ada ATM palsulah, ada orang mengaku bahwa ATM-nya dipakai, duitnya dicuri dan sebagainya," jelas Rizieq.
Hal tersebut adalah masalah besar. Karena, jika putri Rizieq tidak bisa pulang, Rizieq pun harus tetap tinggal. Karena ia berlaku sebagai kafilnya (penjamin). Rizieq akhirnya mendapat bantuan dari otoritas Saudi.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya jam 5 sore semua bisa teratasi. Jam 6 sore kita bisa masuk ke ruang tunggu dan jam 7 kita sudah bisa berangkat. Alhamdulillah," tutup Rizieq.
Habib Rizieq: Kita Bukan Musuh Pemerintah, Kita Musuh Kezaliman
"Jadi di sini saya mau kandaskan sebelum saya akhiri. Sekali lagi kita yang ada di sini habaib, ulama, sekali lagi kita bukan musuh pemerintah. Kita bukan musuh negara, kita bukan musuh tentara, kita bukan musuh polisi," kata Rizieq seperti dalam video yang diupload dalam akun Front TV, Selasa (10/11).
"Kita musuh kezaliman, kita musuh kecurangan, kita musuh kemunafikan, kita musuh segala kejahatan, betul?" tambah Rizieq.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disambut antusias oleh para pendukung Habib Rizieq. Ia mengatakan tidak ada kompromi untuk hal negatif yang ia musuhi.
Habib Rizieq Bicara Soal Dorongan Rekonsiliasi
Sebelum pergi ke Arab Saudi, Habib Rizieq getol dan vokal melawan pemerintah. Namun, setelah berselang 3 tahun dan ia sudah kembali ke Indonesia, muncul wacana agar Imam Besar FPI ini mau melakukan rekonsiliasi dengan pemerintah.
Rizieq pun menyampaikan komentarnya, seusai pengajian yang disiarkan media internal FPI, Front TV.
"Kalau ada yang mengatakan Habib Rizieq bisa enggak ke depan kita lakukan rekonsiliasi? Saya katakan sekali lagi, rekonsiliasi hanya bisa berdiri atas dasar niat dan tekad yang baik. Tapi kalau rekonsiliasi berdiri atas dasar kecurangan, kezaliman, kejahatan saudara tidak mungkin," jelas Rizieq, Rabu (11/11).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Imam besar FPI itu menegaskan, para ulama dan habaib tidak ada masalah dengan pemerintah. Dia menegaskan, mereka bukan musuh pemerintah dan negara.
"Sekali lagi kita yang ada di sini habaib, ulama, sekali lagi kita bukan musuh pemerintah. Kita bukan musuh negara, kita bukan musuh tentara, kita bukan musuh polisi," tutur dia.