Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sejumlah aksi demonstrasi dari berbagai elemen masyarakat akan dilakukan di beberapa titik di Jakarta. Demonstrasi bergulir menyusul revisi superkilat RUU Pilkada oleh DPR yang mengabaikan putusan MK — satu-satunya lembaga penafsir konstitusi.
ADVERTISEMENT
Massa aksi terdiri dari berbagai elemen. Di antaranya adalah komedian Cing Abdel, Abdur Asryad, Bintang Emon, Yuda Keling, hingga Arie Kriting terlihat di depan DPR.
Mereka bahkan membawa poster 'Agak Laen' berwarna merah. Abdur dan Cing Abdel terlihat mengenakan kaca mata hitam di depan DPR.
Massa aksi di depan DPR hingga pukul 10.21 WIB terlihat sudah dipadati massa.
Arus lalu lintas di depan DPR seiring massa yang berdatangan juga mulai dialihkan karena sempat tersendat.
Sejumlah petugas kepolisian bersiaga di depan DPR. Hingga terlihat pagar beton dan mobil rantis di depan DPR di Jalan Gatot Subroto.
Habiburokhman Dilempari Massa Demo Kawal MK: Ngapain Pakai Tameng Woy?
Anggota Komisi III DPR dari Gerindra Habiburokhman tadinya ingin menemui massa aksi demo soal revisi UU Pilkada di depan Gedung DPR, Senayan, Kamis (22/8) pagi.
ADVERTISEMENT
Habiburokhman juga sempat dilempari botol. Ada aksi dorong-dorongan juga.
Melihat hal itu, Habiburokhman kemudian tak jadi menemui massa. Gantinya, Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal yang masuk ke dalam DPR.
Saat itu masih sibuk meneriaki Habiburokhman.
Aktivis 98-Akademisi Bagi-bagi Bunga: Bukan Atas Nama Ahok-Anies, tapi Demokrasi
Massa yang terdiri dari akademisi, guru besar, aktivis 98 diterima oleh perwakilan Mahkamah Konstitusi usai melakukan aksi dukungan atas putusan soal pilkada di aula Gedung Mahkamah Konstitusi, Gambir, Jakpus, Kamis (22/8).
Berdasarkan pantauan kumparan di lokasi mereka diterima oleh Jubir MK Fadjar Laksono dan Anggota MKMK Yuliandri. Perwakilan demonstran yang ikut ke dalam menyampaikan pernyataan sikap dan dukungan mereka kepada Mahkamah Konstitusi.
Hal itu dibacakan oleh Wanda Hamidah, yang baru saja menyatakan diri keluar dari keanggotaan Partai Golkar.
ADVERTISEMENT
"Salam sejahtera untuk kita semua, saya mewakili kawan-kawan, teman-teman, sanggup-sanggup yang merasakan kegelisahan yang sama pada hari ini, akan membacakan sebagai perwakilan dari kawan-kawan yang hadir baik di dalam ruangan ini maupun di jalanan yang hari ini menyatakan pendapat mereka," ujar Wanda dalam audiensi tersebut.
Usai pembacaan pernyataan sikap itu, diwakilkan oleh Omie Komariah Madjid, Istri Nurcholish Madjid aka Cak Nur, MK diberikan bunga mawar merah dan merah muda sebagi bentuk dukungan atas putusan yang dinilai sebagai sikap 'insaf' dari putusan MK 90 tahun 2023 lalu.
Sejumlah tokoh silih berganti menyampaikan pandangan, termasuk salah satunya Zainal Arifin Mochtar alias Uceng, yang menegaskan bahwa aksi yang mereka lakukan ini bukanlah untuk kepentingan Pilkada, melainkan untuk kepentingan demokrasi Indonesia yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
"Yang terakhir, saya mau bilang, kita berkumpul di sini lagi-lagi bukan atas nama Ahok, bukan atas nama Anies, bukan atas nama siapa pun, kita di sini atas nama masa depan demokrasi Indonesia," kata Uceng.
Anggota MKMK Yuliandri menjamin dukungan yang disampaikan para demonstran diterima oleh para hakim MK dan menyatakan lembaga tertinggi konstitusi Indonesia ini bersama-sama dengan mereka.
"Untuk itu saya tadi sudah koordinasi dengan semua tim di mkmk, termasuk juga I Dewa Gede Palguna kami siap menerima dan juga menampung apa yang kemudian menjadi komitmen kita pada hari ini," kata Yuliandri.
Demo Ricuh
Massa demo menolak RUU Pilkada di depan Gedung DPR di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, pada Kamis (22/8), menjebol pagar besi.
ADVERTISEMENT
Posisinya berada di samping Gedung DPR.
Usai menjebol pagar, beberapa massa aksi masuk ke area dalam gedung.
Sejumlah petugas kepolisian langsung menghalau massa yang menerobos masuk ke area gedung DPR.
Pagar Belakang DPR Dijebol Massa Demo Tolak RUU Pilkada, Polisi Bersiaga
Sejumlah elemen masyarakat juga menggelar aksi unjuk rasa menolak RUU Pilkada di bagian belakang Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (22/8).
Pantauan kumparan di lokasi, massa didominasi mahasiswa dari Trisakti, adapula organisasi GMNI. Mereka sebelumnya telah menjebol pagar akses masuk ke Kompleks Parlemen.
Namun, massa aksi masih bertahan di area luar. Sejumlah aparat kepolisian dengan peralatan lengkap berbaris mencegah mahasiswa merangsek masuk.
Hingga saat ini, aksi masih berlangsung. Secara bergantian, dari para perwakilan massa menyampaikan orasi tentang keresahan mereka.
ADVERTISEMENT
Demo RUU Pilkada di DPR Ricuh: Massa Terus Lempar Batu ke Arah Polisi
Aksi unjuk rasa menolak RUU Pilkada di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (22/8) memanas.
Setelah berhasil menjebol pagar gedung, massa aksi terlihat melempar batu ke arah petugas polisi yang berjaga.
Sebagian pendemo juga masuk ke arah gedung parlemen itu. Polisi berupaya menghalau mereka untuk kembali ke luar area.
Pendemo yang didominasi mahasiswa itu juga membakar ban di depan pagar Gedung DPR.
Massa Demo RUU Pilkada Terobos Blokade, Polisi Semprotkan Water Cannon
Unjuk rasa menolak RUU Pilkada di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, ricuh.
Kericuhan tak hanya terjadi di depan gedung, melainkan juga di belakang gedung parlemen itu.
ADVERTISEMENT
Sejumlah massa yang didominasi mahasiswa mencoba menerobos barikade polisi. Massa aksi memaksa masuk Gedung DPR melalui pintu belakang.
Blokade polisi sempat diterobos. Namun, tak berhasil lama. Polisi kemudian kembali memukul mundur pengunjuk rasa dan menyemprotkan water cannon.
Demo di Jogja
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid ikut turun ke jalan bersama massa 'Jogja Memanggil' di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Kamis (22/8). Ia ikut berdemonstrasi.
Rektor UII Ikut Demo Jogja Memanggil, Baca Puisi Berjudul 'Sak Karepmu'
Fathul membacakan puisi karyanya yang berjudul "Sak Karepmu" atau yang berarti terserah kamu.
"Izinkan saya membacakan puisi yang saya tulis dua bulan lalu, berjudul Sak Karepmu," kata Fathul di lokasi.
Salah satu dari penggalan puisi itu, Fathul menyinggung soal kekuasaan.
ADVERTISEMENT
"Terserah kamu, di tanganmu kekuasaan laksana pedang tajam menebas cita-cita, melukai hati yang tenang," demikian penggalan puisi itu.
Massa Jogja Memanggil 'Tolak Revisi UU Pilkada' Bubar, Aksi Berjalan Tertib
Massa Jogja Memanggil yang menggelar aksi 'Tolak Revisi UU Pilkada' di sepanjang Parkir Abu Bakar Ali hingga Titik Nol Kilometer telah membubarkan diri dengan tertib, Kamis (22/8) sore. Arus lalu lintas di sekitar lokasi pun kembali lancar.
"Aksi hari ini berjalan dengan lancar tak ada kendala yang berarti, tidak ada hal-hal anarkis. Terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang hadir hari ini. Aksi di Yogya berjalan dengan tertib," kata Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma.
Aditya mengatakan pihaknya menurunkan 500 personel untuk mengamankan aksi demo.
ADVERTISEMENT
"Arus lalu lintas sudah dibuka, sudah lancar," bebernya.
Sebelumnya massa Jogja Memanggil menggelar aksi sejak pukul 08.00 WIB mereka berkumpul di Parkir Abu Bakar Ali.
Selanjutnya massa long march dan berorasi di depan kantor DPRD DIY. Lalu, dilanjutkan dengan aksi teatrikal melempar poster Jokowi dan keluarga di depan Gedung Agung atau Istana Negara.
Aksi kemudian ditutup dengan orasi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Massa secara tertib membubarkan diri mulai sore hari. Pukul 18.00 WIB lokasi demo sudah bersih, lalu lintas juga sudah lancar.
Demo di Makassar
Ribuan mahasiswa yang melakukan demo menolak revisi UU Pilkada di Kota Makassar, Sulsel, berhasil menduduki kantor DPRD Provinsi Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, pada Kamis sore (22/8).
ADVERTISEMENT
Massa dari berbagai kampus, seperti Unhas, UNM, UMI, Unibos, dan organisasi kemahasiswaan di Kota Makassar tersebut, terlebih dahulu menjebol pagar pembatas. Mereka kemudian masuk dan menduduki kantor dewan tersebut.
Selain berorasi, ribuan massa juga membentangkan spanduk berisi tuntutan mendesak Presiden Jokowi dan DPR RI tidak berupaya menganulir Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024.
Bahkan, terdapat spanduk bertuliskan agar Jokowi digulingkan dari pemerintahan. Sebab dianggapnya telah merusak tatanan demokrasi.
"Gulingkan Jokowi, Adili Penjahat Demokrasi," demikian tulisan di salah satu spanduk yang dibentangkan mahasiswa di gedung DPRD Sulsel.
Massa Demo Revisi UU Pilkada di Makassar Dipaksa Bubar: Iriana Jokowi Mau Lewat
Massa yang berdemo "kawal putusan MK" di Kota Makassar, Sulsel, dibubarkan paksa polisi lantaran adanya kunjungan Iriana Joko Widodo di Makassar, pada Kamis siang (22/8).
ADVERTISEMENT
Massa yang tergabung Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) itu menggelar unjuk rasa di pertigaan Jalan AP Pettarani-Jalan Letjen Hertasning, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.
Iriana Jokowi berkunjung ke Kota Makassar untuk menghadiri sejumlah kegiatan, salah satunya ialah Talkshow Sosialisasi Anti Narkoba di Four Points Hotel Makassar.
Jalan AP Pettarani memang menjadi salah satu akses jalan yang dilintasi oleh Iriana ke hotel yang berada di Jalan Andi Djemma Makassar itu.
Berdasarkan pantauan kumparan, mereka berunjuk rasa mengawal putusan MK Nomor 60/PPU-XXII/2024 dan Nomor 70/PPU-XXII/2024. Mereka orasi secara bergantian sambil membakar ban di tengah jalan.
"Putusan MK Nomor 60 dan 70 adalah keinginan rakyat. Jika DPR melakukan pembangkangan konstitusi maka itu adalah pengkhianatan terhadap rakyat," kata Musa salah satu orator aksi.
ADVERTISEMENT
Demo di Bandung
Massa dari berbagai elemen berkumpul di depan gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (22/8). Mereka menggelar a
ksi penolakan revisi UU Pilkada.
Massa aksi membakar spanduk. Asap hitam membubung ke langit Bandung.
Di tengah kepulan asam hitam, para orator meneriakkan tuntutan-tuntutan di depan gedung DPRD Jabar secara bergantian. Diselingi lagu-lagu nasional yang dinyanyikan secara bersama-sama.
"Akumulasi kemuakan sudah tidak bisa lagi dibendung hari ini. Kami mengundang seluruh masyarakat untuk hadir dan terlibat," kata Indra, perwakilan dari Front Rakyat Menggugat Negara, kepada wartawan di lokasi, Kamis (22/8).
Meski ada penundaan sidang paripurna di DPR RI soal revisi UU Pilkada, Indra mengatakan kemarahan masyarakat telah mencapai puncaknya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, gelombang aksi ini tak hanya menyoal Revisi UU Pilkada, tetapi juga sebagai bentuk protes atas hal-hal lain yang tidak memihak kepada rakyat.
"Sangat banyak, karena kami terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari buruh, pelajar, mahasiswa, dosen, guru honorer, hingga warga yang tertindas. Setiap elemen masyarakat hari ini menyuarakan kemuakan mereka," ujarnya.
Massa di DPRD Jabar Dibubarkan Polisi: Lampu Mati, Gas Air Mata Ditembakkan
Massa aksi demo tolak Revisi UU Pilkada di depan gedung DPRD Jawa Barat (Jabar) dibubarkan paksa oleh polisi. Langkah tersebut diambil usai para demonstran tak henti memaksa masuk dengan menggoyang-goyangkan pagar dan melakukan aksi ricuh lainnya.
Pada pukul 18.07 WIB, air dari water cannon disemprotkan ke arah demonstran, tapi massa tetap bertahan. Polisi memberikan imbauan agar massa bubar.
ADVERTISEMENT
Pada 18.10 WIB demonstran menembakkan petasan ke arah gedung DPRD. Pada 18.19 WIB sejumlah massa sudah masuk halaman gedung DRPD, namun segera dibarikade aparat.
Pada 18.21 terpantau lampu halaman gedung DPRD Jabar dimatikan. Dengan barikade polisi turun ke jalan Diponegoro membubarkan massa yang ricuh.
Pukul 18.23 WIB, massa mulai kocar-kacir menjauh karena barikade polisi keluar.
Demo di Semarang
Aksi demo di kantor DPRD Jawa Tengah berlangsung panas. Mahasiswa menjebol gerbang samping kantor DPRD dan melempari gedung dengan botol, kayu, dan cone pembatas jalan.
Pantauan kumparan, aksi demo itu awalnya berlangsung kondusif di depan gedung DPRD, namun massa akhirnya berpindah ke gerbang samping kantor DPRD.
Massa kemudian melempari barang-barang yang ada di sekitar mereka ke dalam halaman.
ADVERTISEMENT
Polisi langsung menyiagakan pasukan mobil water cannon untuk menghalau massa.
Melihat situasi yang chaos, korlap demo berusaha menertibkan anggota mereka.
"Hati-hati provokasi," katanya.
Dalam orasinya, mahasiwa menyebut Presiden Joko Widodo sebagai Raja Jawa yang harus dilengserkan.
26 Mahasiswa di Semarang Terluka saat Demo di DPRD Jateng, Ada yang Dibawa ke RS
26 mahasiswa dilarikan ke rumah sakit karena terkena gas air saat aksi unjuk rasa di kantor DPRD Jawa Tengah, Kamis (22/8/2024). Mereka mayoritas mengalami sesak napas dan pingsan.
"Ada 26 orang yang menjadi korban, tetapi tidak semuanya dibawa ke rumah sakit. Data sementara, ada 16 orang yang dibawa ke rumah sakit," ujar Tim hukum massa aksi dari LBH Semarang, Syamsuddin Arif kepada wartawan, Kamis (22/8).
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, mayoritas mahasiswa mengalami sesak napas, luka-luka dan bahkan ada yang sempat pingsan.
"Satu mahasiswa ada yang (diduga) kena tendangan polisi, sehingga butuh dijahit. Dijahit bagian hidung," ungkap dia.
Sementara itu, perwakilan massa aksi, Iqbal Alma menilai dalam aksi demo itu aparat kepolisian bertindak cukup represif. Bahkan, polisi juga mengejar para demonstran.
"Tidak hanya gas air mata tapi kami juga dikejar oleh aparat," kata Iqbal.
Akademisi, mahasiswa, hingga buruh menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR hingga Istana Kepresidenan pada hari ini, Kamis (22/8). Aksi di berbagai daerah muncul akibat revisi super kilat RUU Pilkada oleh DPR yang mengabaikan putusan MK.
Updated 25 Agustus 2024, 9:50 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini