Timnas AMIN Sebut Ada Kecurangan di Kinabalu Malaysia: Paslon 02 Suaranya 8.077

15 Februari 2024 21:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebulu tangkis RI di Malaysia batal mencoblos Pemilu 2024 karena warga membludak di Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) di World Trade Center, Jalan Tun Ismail, Chow Kit, Kuala Lumpur, pada 11 Februari. Foto: PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Pebulu tangkis RI di Malaysia batal mencoblos Pemilu 2024 karena warga membludak di Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) di World Trade Center, Jalan Tun Ismail, Chow Kit, Kuala Lumpur, pada 11 Februari. Foto: PBSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewan Pakar Timnas AMIN, Bambang Widjojanto, mengungkap dugaan pelanggaran Pemilu dalam penghitungan suara KPU di Kota Kinabalu, Malaysia. Suara untuk paslon 02, Prabowo-Gibran melambung mencapai 8.077 suara.
ADVERTISEMENT
"Sebagai contoh, untuk (hasil suara) luar negeri saya masuk di Malaysia, saya masih di Kinabalu. Dan di situ ada angka yang fantastis," kata Bambang dalam konferensi pers di Sekretariat Perubahan, Brawijaya 10, Jakarta Selatan, Kamis (15/2).
Bambang menjelaskan, awalnya suara dari formulir C1 di Kota Kinabalu menunjukkan paslon 01 mendapatkan 22 suara, paslon 02 sebanyak 77 suara dan paslon 03 sebanyak 36 suara.
Data tersebut lalu mengalami perubahan drastis, di laman resmi KPU hasil rekapitulasi menunjukkan Paslon 01 tetap 22 suara. Sedangkan paslon 02 berubah menjadi 8.077 suara dan paslon 03 naik drastis menjadi 80.032 suara.
"Saya masih ingat nomor (paslon) 1 kalau tidak salah cuma dapat 22 (suara), nomor 2 dapat 77, nomor 3 dapat 36. Itu di C1," rincinya.
ADVERTISEMENT
"Tapi di C hasilnya nomor 1 alhamdulillah 22, nomor 2 8.077, dan nomor 3 80.032. Jadi kebayang itu angka itu fantastis sekali," tambahnya.
Bambang menyebut, KPU langsung melakukan klarifikasi dan revisi terhadap data tersebut. Menurutnya, masih banyak kecurangan lainnya yang tak terdeteksi.
"Tapi yang menarik begitu angka itu dikeluarkan, KPU buru-buru kemudian melakukan revisi. Nah lagi-lagi sebenarnya bisa jadi kecurangan itu tersebar, berserak dan luar biasa," ungkapnya.
"Jadi angkanya itu enggak main-main. Ini ada yang ribuan dan puluhan ribu. Enggak masuk akal, ketidakwarasan itu terjadi dalam angka," pungkasnya.