Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Sudah ada (hasil pemeriksaan), nanti sekalian disampaikan saat RDP di Senayan," ucap Kadispenal Laksamana Pertama Julius Widjojono, saat dihubungi kumparan, Kamis (4/2).
Menurut Julius, RDP seharusnya dilangsungkan kemarin. Tapi karena satu dan lain hal, RDP mundur beberapa hari ke depan.
"Harusnya kemarin, tapi mundur kisaran tanggal 7 sampai 9," ucap Julius.
Penemuan ini memang memicu polemik di masyarakat. Banyak yang menduga, alat tersebut adalah drone yang memata-matai Indonesia.
Namun, pada konferensi Pers awal Januari lalu, KSAL Laksamana Yudo Margono menjelaskan, alat ini hanya memetakan kondisi bawah laut di Indonesia.
Mulai dari jumlah ikan, hingga kadar salinitas air. Alat ini juga diduga dilepaskan oleh kapal-kapal survei, yang menjadi induk Underwater Sea Glider ini. Mereka bisa bergerak timbul tenggelam dalam waktu lama, dan mengirimkan sinyal ke satelit.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Yudo juga menugaskan kepada Pushidrosal untuk memeriksa alat ini dalam kurun waktu sebulan lamanya.