Pengamatan Hilal Awal Ramadan 1445 H Digelar Hari Ini, Berikut Prediksi Peneliti

10 Maret 2024 15:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melakukan pemantauan hilal di Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Jakarta, Selasa (11/5/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melakukan pemantauan hilal di Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Jakarta, Selasa (11/5/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Hari ini, pemerintah lewat Kemenag akan melakukan pemantauan hilal dan mengadakan sidang isbat untuk penentuan awal 1 Ramadan 1445 H, Minggu (10/3) sore.
ADVERTISEMENT
Dalam menentukan bulan baru, pemerintah lewat Kemenag bersama ormas Nahdlatul Ulama memakai metode rukyat (melihat peredaran Bulan). Metode rukyat hilal atau pengamatan Bulan sabit ini dilakukan dengan mata telanjang atau pakai teleskop yang dilengkapi kamera digital.
Hilal sendiri adalah Bulan sabit muda yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam.
Hilal merupakan bagian dari fase-fase penampakan Bulan di langit. Fase Bulan sabit muda atau yang disebut hilal itulah yang dijadikan acuan. Jika terlihat, itu berarti pertanda bergantinya bulan baru dalam kalender Islam. Artinya, metode rukyat ini sama dengan mencari hilal bulan, tapi bulan yang sangat tipis.
Tim rukyatul hilal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Gresik melakukan "rukyatul hilal" di Balai Rukyat Bukit Condrodipo, Gresik, Jawa Timur, Senin (3/6). Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Menurut perhitungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), diperkirakan hilal tak akan tampak pada Minggu (10/3), dan puasa 1 Ramadan akan dimulai Selasa (12/3).
ADVERTISEMENT
"Ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara-0,33° di Jayapura, Papua, sampai dengan 0,87°di Tua Pejat, Sumatera Barat," tulis BMKG. "Adapun ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 10,75° di Merauke, Papua, sampai dengan 13,62° di Sabang, Aceh."
Hal yang sama diungkap oleh Dr. Judhistira Aria Utama, M.Si., Kelompok Bidang Keilmuan (KBK) Fisika Antariksa dan Energi Tinggi, Program Studi Fisika (FPMIPA), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Dia menjelaskan bahwa secara astronomis, fase konjungsi (ijtimak) yang menjadi penanda selesainya satu siklus lunasi akan terjadi pada Minggu (10/3), pukul 16.02 WIB. Saat itu bertepatan dengan 29 Syakban 1445 dalam penanggalan Hijriyah yang berbasis pergerakan Bulan.
ADVERTISEMENT
“Bila pada petang hari saat Matahari terbenam, hilal dapat diamati, malam itu juga bulan Syakban akan berakhir dan berganti menjadi bulan Ramadan bertanggal 1,” kata Dr. Judhistira.
“Namun, bila hilal tidak dapat diamati, bulan Syakban akan digenapkan menjadi 30 hari, sehingga peralihan dari bulan Syakban menjadi Ramadan baru akan terjadi pada saat magrib keesokan harinya (Senin malam Selasa).”
Infografis prediksi visibilitas hilal awal Ramadan 1445 H dengan memanfaatkan salah satu model yang tersedia di dalam literatur ilmiah. Foto: Dok. Istimewa
Hasil perhitungan visibilitas hilal awal Ramadan 1445 H pada Minggu (10/3) menunjukkan bahwa Bulan hanya 5 menit berada di atas ufuk setelah terbenamnya Matahari. Selama jendela waktu ini, visibilitas hilal bernilai negatif, yang berarti hilal tidak dapat diamati kasat mata.
Di seluruh Indonesia, ketinggian Bulan antara 0,2 derajat hingga 1 derajat saat Matahari terbenam pada Minggu (10/3). Di wilayah barat Indonesia, Bulan sudah berada di atas ufuk. Namun, dengan model pengamatan kasat mata, hilal mustahil dapat diamati.
ADVERTISEMENT
Sementara pengamatan pada Senin (11/3), hilal diprediksi bernilai positif dengan ketinggian sebesar 2 derajat, sehingga bisa dilihat secara kasat mata sekitar 8 menit setelah terbenamnya Matahari.
Dengan begitu, pengamatan pada Senin (11/3) tidak lagi dalam posisi menentukan, karena pasca-terbenam Matahari 30 Syakban telah berganti menuju 1 Ramadan. Artinya, umat muslim di Indonesia baru akan melaksanakan puasa kemungkinan pada hari Selasa (12/3).
Sementara Muhammadiyah, berdasarkan ilmu hisab telah menetapkan awal Ramadan 1445 H jatuh pada 11 Maret 2024. Dengan begitu, awal Ramadan tahun ini Muhammadiyah kemungkinan akan berbeda dengan pemerintah.