Mengenal Hatusaka, Gua Vertikal Terdalam di Indonesia

14 Desember 2019 12:10 WIB
comment
19
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gua Hatusaka Manusela di Maluku Tengah Foto: Dok. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
zoom-in-whitePerbesar
Gua Hatusaka Manusela di Maluku Tengah Foto: Dok. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
ADVERTISEMENT
Dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa. Tak heran bila Indonesia dikelilingi gua-gua cantik yang juga indah. Tak hanya itu saja, di Maluku tepatnya, kamu juga bisa menemukan sebuah gua yang dianggap sebagai gua vertikal terdalam di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bernama Hatusaka, gua ini terletak di Taman Nasional Manusela, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku. Mengutip laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hatusaka diperkirakan memiliki kedalaman mencapai 424 meter.
Nama Hatusaka sendiri diambil dari berasal dari kata Hatu yang berarti batu (alam), Saka berarti pemenang.
Gua ini pertama kali dijelajahi dan dipetakan oleh tim ekspedisi gabungan yang terdiri beberapa negara yaitu Amerika, Inggris, Prancis dan Australia pada tahun 1996. Sayangnya, upaya pertama untuk mencapai dasar gua pun gagal dikarenakan terkendala beberapa faktor. Hingga akhirnya tim gabungan baru berhasil mencapai dasar gua pada upaya kedua pada tahun 1998.
Indonesia sendiri baru berhasil melakukan ekspedisi hingga dasar gua pada tanggal 6 Agustus 2018. Ekspedisi pun seringkali gagal karena adanya banjir di dalam gua tersebut.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil pengukuran terkini, kedalaman gua Hatusaka mencapai 424 meter, dengan luas ruangan mencapai 90 meter x 62 meter serta memiliki tinggi 180 meter. Saking dalamnya, kumpulan kabut yang berada di leher gua pun bisa terlihat.
Hatusaka pun mendapat peringkat sebagai gua terdalam di Indonesia. Setelah di akhir tahun 90-an hingga awal tahun 2000, sempat terjadi perdebatan di kalangan penggiat susur gua tentang predikat gua terdalam di Indonesia.
Gua Leang Pute di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Maros, Sulawesi Selatan yang mempunyai kedalaman sekitar 265 meter, kala itu disebut-sebut sebagai gua terdalam. Namun, gelar itu harus dilepaskan setelah penelitian Gua Hatusaka dipublikasikan.
Tim ini juga berhasil memutakhirkan data mengenai kedalaman total dan luas ruangan di dasar gua serta melakukan pencatatan tentang flora dan fauna serta karakter lain dari gua tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan sangking luasnya, menurut Ahmad Sya’roni, salah satu anggota Acintyacunyata Speleological Club (ASC) yang ikut dalam penjelajahan Gua Hatusaka, ia seperti berada di dalam sebuah stadion sepakbola.
“Berdiri di dasar Gua Hatusaka seperti berdiri di dalam stadion sepakbola dalam keadaan gelap gulita”, kata Ahmad Sya’roni.
Selain itu, kondisi dasar Gua Hatusaka relatif datar, dengan endapan kerikil dan pasir hampir sepertiga luas ruangannya, selebihnya berupa endapan lempung yang mengindikasikan air yang masuk ke dalam gua sempat menggenang sebelum meresap ke dalam tanah.
Uniknya, meskipun di atas gua merupakan hutan lebat namun tidak dijumpai batang-batang pohon besar di dasar gua, yang ada hanyalah serpihan-serpihan kayu berukuran kecil.
Serpihan kayu itu diduga berasal dari batang-batang kayu yang terbawa banjir yang hancur berkeping-keping menjadi serpihan kecil karena dalamnya dasar goa dan gerak turbulen air yang dahsyat di dasar gua.
ADVERTISEMENT
Dasar gua juga merupakan kawasan yang kaya akan batu gamping. Bahkan, kawasan ini memiliki potensi yang besar dalam kegiatan speleologi.