Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Kapal mewah besutan penyedia jasa pariwisata pesiar Dream Cruises, Explorer Dream, melakukan sandar perdana di Dermaga Pelabuhan Benoa, Bali. Foto: Dok. Corporate Communication PT Pelindo III](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1571487714/wrcewskbmnrw41pznkbc.jpg)
ADVERTISEMENT
Penataan ulang Pelabuhan Benoa , Bali telah melalui proses yang cukup panjang. Gonta-ganti desain penataan juga mewarnai proses tersebut. Namun, kini PT Pelindo III telah resmi merilis desain terbaru sekaligus desain final untuk Pelabuhan Benoa.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pelindo III, Doso Agung, menyatakan penataan ulang Pelabuhan Benoa ini akan memberikan nilai tambah tak hanya pada perekonomian namun juga untuk sektor pariwisata. Lalu sebenarnya apa untungnya penataan ulang Pelabuhan Benoa bagi sektor pariwisata?
Pertama, penataan ulang tersebut akan membuat daya tampung Pelabuhan Benoa semakin besar. Doso menjelaskan apabila dermaga Pelabuhan Benoa nanti telah jadi, maka kapal-kapal cruise yang bersandar di sana dapat dikelola secara lebih profesional dan para penumpang dapat didorong untuk menikmati wisata di luar kapal.
“Rata-rata kapal cruise itu bersandar antara enam hingga delapan jam. Sehingga dengan pengelolaan yang profesional, mulai dari upacara penyambutan, atraksi, transportasi ke tempat-tempat wisata menarik dan sentra souvenir di luar pelabuhan, mereka dapat menggerakkan industri pariwisata. Selama ini, kapal-kapal tersebut tidak dapat sandar dan wisatawan harus diangkut dengan kapal-kapal yang lebih kecil. Itu membuat mereka juga enggan turun ke darat menikmati indahnya Bali ,” ujar Doso dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Selasa (12/11).
Menurut Doso, sembari menunggu kapal bersandar, penumpang cruise bisa didistribusikan ke berbagai tempat wisata menarik di kabupaten dan kota-kota di Pulau Bali, sehingga akan menambah putaran roda ekonomi pariwisata.
ADVERTISEMENT
Salah satu kelebihan kapal cruise dibandingkan dengan pariwisata berbasis transportasi udara adalah kapasitas angkutnya yang besar. Apabila pesawat terbang hanya mampu mengangkut 200-300 penumpang, kapal-kapal wisata dalam sekali angkut bisa membawa 2.000 hingga 3.000 wisatawan.
“Apalagi, kami sudah mendapatkan informasi bahwa saat ini sedang dibangun kapal pesiar raksasa yang berukuran panjang 320 meter dengan 20 dek tingkat yang mampu mengangkut kurang lebih 4.000 wisatawan. Nantinya kapal semacam ini juga dapat bersandar di Pelabuhan Benoa,” ujar Doso.
Selain potensi pariwisata, menurut Doso, penyediaan logistik untuk kebutuhan kapal juga menjadi peluang bisnis yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha dan masyarakat di Bali.
“Kita bisa bayangkan, setiap kapal itu rata-rata mengangkut sekitar 2.000 wisatawan dan 1.500 kru. Selama ini kebutuhan logistik itu mereka cukupi di luar negeri, terutama Singapura. Daging, sayur mayur, buah-buahan, sampai dengan air bersih, disuplai dari Singapura. Padahal, setiap tahunnya berdasarkan catatan kami tahun 2019 saja, ada 79 kapal cruise yang bersandar di Pelabuhan Benoa,” ujarnya.
Apabila setiap kapal tersebut harus berlayar selama tiga sampai empat hari dari pelabuhan satu ke pelabuhan berikutnya, misalnya ke Malaysia, Filipina, Singapura, atau Australia, maka logistik untuk memenuhi kebutuhan makan-minum wisatawan dan kru volumenya sangat besar.
ADVERTISEMENT
Menurut Doso, potensi tersebut nantinya dapat diambil oleh Bali sebab Pelindo III juga tengah membangun cold storage raksasa. Nantinya cold storage tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kapal-kapal cruise selain juga untuk memenuhi kebutuhan industri perikanan setempat.