Di Balik Tembok Vatikan

15 Maret 2017 12:48 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Basilika St. Petrus di Vatikan. (Foto: Pixabay)
Vatikan. Negara kota kecil dalam wilayah Roma, Italia. Layaknya negara-negara Eropa lain, Vatikan punya arsitektur cantik memikat.
ADVERTISEMENT
Jangan lihat luas wilayahnya --yang cuma 44 hektare. Dengan wilayah “tak seberapa”, kekuatan Vatikan di kancah internasional tak bisa diabaikan. (Baca: )
Di sanalah pusat peradaban umat Katolik dunia. Bak Mekkah di Arab Saudi yang jadi kiblat bagi umat Islam. (Baca:)
Di balik tembok yang melingkari Vatikan, ada berbagai fakta unik yang menarik untuk diketahui. Apa saja?
Vatikan negara terkecil di dunia
Vatikan (Foto: Pixabay)
Area negara Vatikan cuma 44 hektare, dikelilingi tembok batu yang menjadi pembatas negara mini itu dengan Roma, Italia. Di dalam Vatikan, sekitar 800 orang tinggal di sana, dengan 450 orang di antaaranya berkewarganegaraan Vatikan.
ADVERTISEMENT
Basilika St. Petrus dibangun di atas katakombe atau kuburan massal umat Kristen
St Peter's Dome (Foto: Pixabay)
Basilika Santo Petrus ialah gereja Katolik utama dan di Vatikan. Bangunan ini disebut sebagai gereja terbesar, dan salah satu situs suci dalam Kekristenan.
Dahulu pada tahun 64, Kaisar Romawi, Nero, menuduh umat Kristen sebagai pihak yang memulai peperangan dengan bangsanya. Dengan kejam, Nero membunuh dan membantai umat Kristen.
Salah satu dari mereka yang dibantai dengan sadis adalah Santo Petrus, murid Yesus Kristus. Santo Petrus merupakan pemimpin Vatikan dan Paus Katolik pertama. Ia kemudian dikuburkan di Bukit Vatikan.
Pada abad ke-4, setelah Kristen diakui sebagai agama resmi di Roma, Kekaisaran Konstantin mulai membangun basilika di atas sebuah lahan yang dipercaya sebagai kuburan Santo Petrus. Itulah Basilika Santo Petrus.
ADVERTISEMENT
Selama 60 tahun, para Paus menolak untuk meninggalkan Vatikan
Para kardinal di Basilika St. Petrus (Foto: Pixabay)
Periode ketika para Paus tak mau meninggalkan Vatikan ialah tahun 1800-1900-an. Beginilah awal ceritanya...
Pada masa itu Paus bersama para kardinal memimpin Papal States, sebuah distrik besar di Italia yang berada di bawah kepemimpinan Gereja, hingga akhirnya distrik itu “diambil alih” oleh Kerajaan Italia tahun 1870.
Sempat terjadi perang dingin antara Gereja dengan pemerintahan Italia, dan Vatikan masih tetap berada di bawah kontrol Italia. Ketika itu Paus Piux IX menyatakan diri sebagai “tahanan” Italia.
Maka selama kurun waktu 60 tahun, para Paus dan kardinal menolak untuk meninggalkan Vatikan dan menolak tunduk pada kepemimpinan Italia. Bahkan saat tentara Italia berada di Basilika St. Petrus, Paus menolak untuk memberikan berkat dan tak mau muncul di balkon Basilika.
ADVERTISEMENT
Benito Mussolini mengakui kedaulatan Vatikan
Benito Mussolini (kiri) dan Hitler (kanan) (Foto: Wikimedia Commons)
Perselisihan antara pemerintahan Italia dengan Gereja Katolik berakhir tahun 1929 dengan ditandatanganinya Pakta Lateran yang berisi pernyataan bahwa Vatikan diakui sebagai negara berdaulat dan diberi kompensasi 92 juta Dolar AS yang ditujukan untuk Negara-negara Kepausan (Papal States).
Vatikan menggunakan kompensasi tersebut sebagai modal untuk kembali menabung demi simpanan negara. Mussolini, kepala pemerintahan Italia, menandatangani perjanjian tersebut atas nama Raja Italia Victor Emmanuel III.
Paus tidak tinggal di Vatikan hingga abad ke-14
Vatikan (Foto: Pixabay)
Saat Basilika Santo Petrus direkonstruksi, Paus tinggal di Kerajaan Lateran di Roma. Kepausan bahkan meninggalkan Vatikan pada tahun 1309 saat Papal States dipindahkan ke Avignon, Prancis. Ketika itu Raja Prancis Philip IV memutuskan untuk melantik kardinal asal Prancis untuk menjadi Paus.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, tujuh Paus yang berturut-turut berasal dari Prancis memimpin di Avignon, dan kepausan tidak kembali ke Roma hingga 1377, saat Kerajaan Lateran dibakar dan Vatikan mulai digunakan sebagai tempat tinggal kepausan.
Kala itu Vatikan butuh begitu banyak perbaikan akibat keruntuhan yang dialaminya. Kondisinya begitu berantakan, sampai sapi-sapi berkeliaran di area Basilika yang suci.
Paus “tidak boleh” menggunakan nama “Petrus” untuk nama kepausannya
Paus Benediktus XVI (Foto: Wikimedia Commons)
Pemilihan nama Kepausan disesuaikan dengan tokoh yang menjadi inspirasi dan dikagumi. Seperti misalnya Paus Yohanes Paulus II yang mengagumi Paus Paulus VI dan Yohanes Paulus I. Pemilihan nama juga dapat dilakukan sesuai pilihan hati untuk meneruskan misi dari Paus yang sebelumnya, seperti pemilihan nama Paus Pius XII yang terinspirasi dari Paus Piux XI --yang artinya, Paus Pius XII memilih untuk melakukan karya dan pelayanan seperti yang dilakukan oleh Paus Piux XI.
ADVERTISEMENT
Namun, terdapat sebuah aturan tak tertulis dalam perkara pemilihan nama kepausan: tidak diperkenankan menggunakan nama Petrus. Ini sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap Santo Petrus selaku Paus Katolik pertama, juga untuk menghindari komparasi antara Paus yang mengambil nama Petrus dengan Santo Petrus sendiri.
Pengawal Paus di Vatikan disewa dari Swiss
Pengawal dari Swiss untuk Kepausan. (Foto: Pixabay)
Pengawal dari Swiss yang dikenal dengan seragam warna mencolok mereka, telah melindungi para Paus dari tahun 1506. Tugas utama dari pengawal Swiss itu adalah untuk menjamin dan menjaga keselamatan Paus di manapun dan kapanpun mereka berada.
Walaupun jumlah mereka sedikit dan terlihat begitu formal, para pengawal Paus itu telah dilatih intensif dan memiliki kemampuan tinggi.
Untuk menjadi pengawal Paus, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, seperti: tinggi badan minimal 1,74 meter, laki-laki, beragama Katolik, usia sekitar 19-30 tahun, sudah mengikuti pelatihan militer khusus Swiss, dan berkewarganegaraan Swiss.
ADVERTISEMENT
Menyewa pengawal dari Swiss bukan hal istimewa. Garda Swiss atau Pasukan Pengawal Swiss memang merupakan tentara bayaran Swiss yang bertugas sebagai pengawal pribadi atau penjaga istana di berbagai tempat di Eropa sejak akhir abad ke-15 sampai sekarang.
Garda Swiss dikenal memiliki reputasi luar biasa soal kedisiplinan dan loyalitas pada para pihak yang menyewa jasa mereka.
Vatikan memiliki kantor pos dan stempel sendiri
Patung rasul di Vatikan. (Foto: Pixabay)
Sebagai negara berdaulat, meski terletak di dalam kota Roma, Vatikan memiliki sistem persuratan sendiri. Vatikan punya kantor pos dan stempelnya sendiri. Stempel itu berkode khusus Vatikan.
Sistem persuratan Vatikan bahkan banyak dipakai oleh warga Roma karena respons dan sistem yang berjalan lebih cepat dibandingkan dengan sistem persuratan Italia, negara mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Kepala pengawal di Vatikan pernah dibunuh
The Dome. (Foto: Pixabay)
Pada 4 Mei 1998, Kepala Pengawal Swiss, Alois Estermann, dibunuh di Vatikan tanpa terungkap jelas motifnya. Pernyataan resmi Vatikan menyebutkan bahwa Estermann dan sang istri, Gladys Meza Romero, dibunuh oleh rekannya sesama pengawal Swiss, Cédric Tornay.
Sehari setelah Estermann tewas, Tornay bunuh diri. Terdapat spekulasi soal hubungan sesama jenis dalam kasus ini. Tapi, hal ini tak pernah terang.
Dari berbagai sumber
Ingin tahu lebih banyak tentang Vatikan? Simak di sini