Pasang Surut Sikap Vatikan terhadap Islam

15 Maret 2017 7:34 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Vatikan (Foto: Pixabay)
Menjadi negara dengan luas wilayah terkecil di dunia --hanya 44 hektare, dan dengan populasi paling sedikit di dunia --hanya 451 orang tinggal di sana, tak membuat pengaruh Vatikan jadi kurang berarti di kancah internasional.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut karena posisi historis dan kultural Vatikan menempatkannya tak hanya sebagai negara sekaligus kota pusat keagamaan.
St Peter's Dome (Foto: Pixabay)
Takhta Suci Vatikan adalah pemilik otoritas tertinggi gereja-gereja Katolik di seluruh muka bumi. Dari situ, titah Paus sebagai pemimpin umat Katolik dunia selalu dinantikan oleh masyarakat di berbagai penjuru dunia.
Dari segala gestur dan ucapannya, patut dipahami bagaimana sikapnya terhadap berbagai isu dunia, termasuk soal Islam sebagai agama besar lain di dunia. (Baca juga:)
Sikap pemilik Takhta Paus sendiri terus berubah dari masa ke masa. Pun pandangannya terhadap Islam. (Baca juga: )
Berikut beberapa pernyataan Vatikan dari masa ke masa terkait umat Islam dan Katolik dunia.
ADVERTISEMENT
Lumen Gentium 16
Vatikan (Foto: Pixabay)
Konstitusi dogma hasil Pertemuan Dewan Vatikan Kedua, 21 November 1964.
But the plan of salvation also includes those who acknowledge the Creator, in the first place among whom are the Muslims: these profess to hold the faith of Abraham, and together with us they adore the one, merciful God, mankind’s judge on the last day.”
“Meski demikian, rencana hari penyelamatan juga akan mengikutsertakan orang-orang yang mengakui keberadaan Sang Pencipta, salah satunya adalah orang-orang Muslim: orang-orang yang percaya pada Ibrahim, bersama-sama dengan kita bahwa mereka memuja satu, Tuhan yang Maha Pengampun, hakim paling agung di hari akhir.”
John Paul II
Paus John Paul II (Foto: Wikimedia Commons)
Kepada perwakilan Muslim Filipina, 20 Februari 1981.
ADVERTISEMENT
I deliberately address you as brothers: that is certainly what we are, because we are members of the same human family, whose efforts, whether people realize it or not, tend toward God and the truth that comes from him.
“Saya menganggap Anda sebagai saudara: yang memang begitu keadaannya, karena kita adalah sama-sama anggota dari kemanusiaan, yang berusaha, entah orang menyadarinya atau tidak, bersandar kepada Tuhan dan kebenaran yang datang darinya.”
Benedict XVI
Paus Benediktus XVI (Foto: Wikimedia Commons)
Kepada perwakilan komunitas Muslim di Castel Gandolfo, 25 September 2006.
I should like to reiterate today all the esteem and the profound respect that I have for Muslim believers [...] The Church looks upon Muslims with respect. They worship the one God living and subsistent, merciful and almighty […]."
ADVERTISEMENT
“Saya akan mengutip ulang hari ini seluruh rasa hormat yang amat sangat yang saya miliki kepada pemeluk agama Islam [...] Bahwa gereja memandang Muslim dengan penuh penghormatan. Mereka menyembah satu Allah yang Maha Penyayang dan Maha Kuasa [...].”
Francis
Paus Francis (Foto: Pixabay)
Pesan untuk Muslim di seluruh dunia saat akhir Ramadhan, 10 Juli 2013.
With these sentiments, I reiterate my hope that all Christians and Muslims may be true promoters of mutual respect and friendship, in particular through education.
“Dengan segala sentimen ini, saya menekankan kembali harapan saya bahwa semua umat Kristiani dan Muslim mampu menjadi promotor rasa saling menghormati dan persahabatan, terutama dalam proses pendidikan.”
Paul John Paul II, Benediktus, dan Francis (Foto: Wikimedia Commons)
Paus tak selalu mengeluarkan kata-kata yang menyejukkan hatinya. Misalnya saja, Paus Benedict XVI, yang pada tahun 2006 mengeluarkan pernyataan kontroversial soal Islam.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah kuliah umum di Universitas Regensburg Jerman, 12 September 2006, sang Paus menyebutkan sebuah kutipan abad ke-14 tentang Islam yang dibuat oleh Manuel II Palaiologos, Kaisar Bizantium.
Show me just what Muhammad brought that was new and there you will find things only evil and inhuman, such as his command to spread by the sword the faith he preached.
“Perlihatkan padaku mana yang Muhammad lakukan merupakan hal baru, dan kamu akan menemukan hanya hal-hal jahat dan tidak manusiawi, seperti perintahnya untuk menghunuskan pedang hanya untuk menyebarkan kepercayaannya.”
Kontan, pernyataannya tersebut mendapatkan kritikan dari seluruh masyarakat dunia. Tak lama, pada 16 September 2006, Tarcisio Bertone sebagai Menteri Luar Negeri Vatikan mengeluarkan pernyataan resmi yang menjelaskan pendirian sang Paus terhadap Islam.
ADVERTISEMENT
Ia menegaskan, kalimat berupa potongan kutipan tersebut hanya digunakan sebagai konteks perkembangan sejarah di kuliah umum.
“Bapa Benediktus tidak bermaksud membuat argumen dari Kaisar Bizantium Manuel Il Paleologus sebagai argumennya sendiri. Pendirian Paus untuk dialog antaragama dan antarbudaya jelas tak terbantahkan,” ujar Bertone.
Paus Fransiskus memimpin Misa malam Natal di Vatikan (Foto: Tony Gentile/Reuters)
Apapun, dari masa ke masa, meski dalam kalimat berbeda, Paus membawa pesan senada: bahwa hubungan saling menghargai dan bersahabat antara umat Islam dan Kristen, dan dengan demikian antarmanusia di seluruh dunia, harus terus dijaga, karena kemanusiaan di atas segala perbedaan.
Ingin tahu lebih dalam tentang Vatikan? Baca di sini
ADVERTISEMENT