Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Anak Sudah Gosok Gigi, Mertua Malah Kasih Es Krim
8 April 2020 14:48 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tak jarang pola pengasuhan yang diterapkan mertua bertolak belakang dengan menantu. Menantu ingin anak disiplin, mertua malah ingin memanjakan cucunya. Bila pernah mengalaminya, Anda senasib dengan Siwi, ibu dua anak asal Yogyakarta. Simak kisahnya.
ADVERTISEMENT
—
Menurutku, membiasakan anak agar disiplin itu butuh komitmen dan harus konsisten. Bila anak mau dibiasakan A ya harus selalu A, jangan sampai ada anggota keluarga yang melakukan B.
Karenanya, aku dan suami harus sepakat bila mau membuat peraturan buat Keira dan Kion, anak-anak kami. Jangan sampai aku dan suami bertolak belakang. Sebab kalau sampai terjadi, bisa-bisa anak-anak menganggapku jadi “bad cop” dan suami jadi “good cop”. Kami harus sepihak.
Membiasakan anak-anak disiplin rasanya makin susah sejak mertua tinggal bersama kami. Sejak wabah virus corona , mereka menginap di sini karena takut tidak bisa mengunjungi cucunya bila diberlakukan karantina wilayah. Jadi, sudah hampir sebulan mama dan papa mertua menginap di rumah kami.
ADVERTISEMENT
Aku sebenarnya tidak keberatan. Senang malah, ada yang mengajak main Keira dan Kion saat aku dan suami work from home. Mama juga sesekali membantuku memasak di dapur dan beres-beres rumah.
Yang jadi masalah adalah papa sangat memanjakan anak-anak. Dia sering tidak tega bila aku mendisiplinkan mereka, termasuk soal gosok gigi sebelum tidur. Mauku, setelah gosok gigi malam, mereka tidak boleh makan lagi. Eh, malah dikasih es krim oleh papa!
“Keira, Kion, kakek baru beli es krim lho. Siapa yang mau?”
“Akuuu!” jawab anak-anak dengan nada semangat.
“Eits, Keira sama Kion kan sudah gosok gigi. Sayang kalau makan manis lagi. Besok aja ya makan es krimnya, udah malam lho ini,” sahutku.
ADVERTISEMENT
“Biar aja, namanya juga anak-anak. Biarin seneng-seneng dikit,”
“Tapi Pa, anak-anak sudah biasa disiplin lho. Habis gosok gigi langsung tidur,” jelasku, berusaha sabar
“Sekali ini aja nggak apa kan? Kasian mereka lho nggak bisa main di luar. Es krim ini gantinya,”
Aku akhirnya mengalah, meski dengan berat hati. Anak-anak kubiarkan makan es krim dengan syarat akan gosok gigi lagi setelahnya.
Terdengar sepele memang. Tapi papa membuatku kesal atas dua hal, yaitu mengajak anak-anak makan es krim dan membuat aku terlihat seperti bad cop di depan mereka. Tak heran kalau besok-besok Keira dan Kion akan lebih berpihak ke kakeknya daripada aku.
Sayangnya, hal ini tidak terjadi sekali dua kali. Papa mengajak anak-anak bermain saat waktunya belajar. Papa membolehkan mereka absen mandi sore. Papa memperpanjang durasi screen time harian anak-anak.
ADVERTISEMENT
Semua membuatku kesal. Usahaku untuk mendisiplinkan anak-anak rasanya jadi sia-sia. Ini baru hampir sebulan. Bagaimana kalau papa stay di sini sampai bulan puasa? Pusing rasanya.
Tentu aku tidak mau ribut dengan papa. Rasanya aku lebih berani berdebat dengan mama daripada papa mertua. Kalau papa sampai tersinggung, butuh waktu lama untuk baikan.
Akhirnya aku meminta bantuan suami untuk mengingatkan papa agar tidak terus-terusan memanjakan anak-anak. Toh kami mendisiplinkan mereka untuk kebaikan mereka sendiri. Semoga saja berhasil. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Siwi? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]