Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Waspada Corona, Mertua Sebar Bawang Merah di Rumah
1 April 2020 14:33 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbagai cara kita lakukan demi mencegah penularan virus corona . Mulai dari sering cuci tangan, rajin minum vitamin hingga menyemprot disinfektan. Tapi mertua dari ibu satu ini percaya bawang merah bisa jadi solusi. Berikut kisah Indri dari Tangerang Selatan.
ADVERTISEMENT
—
Ibu mertuaku termasuk emak-emak gaul yang punya banyak teman. Sebelum ada himbauan physical distancing, ada saja kegiatannya di akhir pekan. Mulai reuni teman SD, acara teman sepengajian, hingga kumpul dengan ibu-ibu komplek. Pokoknya aku kalah tenar.
Untuk menunjang komunikasi dengan teman-temannya, ibu mertuaku gabung banyak grup WhatsApp. Sepertinya ada belasan atau puluhan grup WA di handphone-nya. Sudah pensiun tapi banyak sekali yang nge-chat dia.
Sisi positifnya, ibu mertua jadi cukup sibuk untuk tidak terlalu mencampuri urusan aku dan suami. Meski kami serumah, seringnya rukun-rukun aja. Nah sisi negatifnya, mertuaku sering percaya hoaks yang tersebar di grup WhatsApp.
Yang baru-baru ini terkait wabah virus corona . Sudah dua minggu ini dia menyebar beberapa biji bawang merah di setiap sudut ruangan. Setiap dua hari, dia mengganti bawang-bawang itu dengan yang baru.
ADVERTISEMENT
“Bawang merah yang udah dikupas itu bisa menyerap virus dan bakteri di sekitarnya. Makanya Ibu taruh di setiap ruangan. Biar kita nggak ada yang kena corona,” jelasnya dengan mantap.
“Ibu tahu darimana?” tanyaku menyelidik.
“Itu dari grup WA ibu-ibu komplek. Semua juga udah nyoba. Semoga manjur aamiin,”
“Tapi Bu, belum ada penelitian yang membuktikan lho. Itu cuma hoaks deh kayaknya,”
“Ah kamu. Nggak semua harus ada penelitiannya. Bukan berarti nggak manjur. Biarin ah, kan bawang merah nggak mahal,” balas ibu mertua agak ketus.
Daripada jadi masalah besar, aku biarkan saja mertua tetap menaruh bawang merah di setiap sudut ruangan. Sayang juga sebenarnya. Bawang merah itu seharusnya bisa dipakai bikin nasi goreng, sop, dan masakan lain. Tapi ya sudahlah, pikirku.
ADVERTISEMENT
Jiwa hematku meronta-ronta begitu ibu mertua mengganti bawang merah jadi bawang bombai. Pada saat bawang bombai lagi mahal-mahalnya, sekitar Rp 250 ribu per kilo, mertua malah pakai untuk hal tidak berguna.
“Loh Bu, kok diganti jadi bawang bombai? Kan sayang lagi mahal banget,” tanyaku, berusaha tidak ngegas.
“Iya soalnya ibu-ibu di luar negeri pada pakai bawang bombai buat menyerap virus. Ini ibu dapat fotonya di grup WA. Kan nggak ada salahnya dicoba,” jelasnya.
“Tapi Bu, serius bawang bombai lagi mahal banget. Itu aku beli per biji Rp 18 ribu. Kan sayang dipakai gitu,”
“Kamu lebih milih mana, ngeluarin duit lebih buat belanja atau kena virus corona?” tanya ibu mertua dengan nada retoris.
ADVERTISEMENT
Haduuuh. Nasib deh punya mertua percaya hoaks grup WhatsApp. Bawang bombai yang aku beli buat bikin capcay pun harus aku relakan. Entah sampai kapan ibu mertua rutin menyebar bawang-bawang di sudut rumah. Yang jelas aku harus lebih banyak makan karena pura-pura sabar itu butuh tenaga ekstra. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Indri? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]