Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Terapkan Physical Distancing Tapi Mertua Ingin Dikunjungi
30 Maret 2020 10:35 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dunia sedang terguncang karena pandemi virus Corona , begitu pula hubungan menantu dan mertua . Mertua yang menuntut rutin dikunjungi, jadi ngambek karena penerapan physical distancing.
ADVERTISEMENT
Itulah yang dialami Ivo, ibu yang berusaha melindungi 2 anak dan keluarganya dari COVID-19. Simak kisahnya.
—
Sudah dua minggu ini kami membatasi diri keluar rumah. Aku dan suami work from home, anakku pun diliburkan untuk belajar dari rumah. Aku hanya keluar untuk belanja bahan makanan, itu pun hanya seminggu sekali.
Ya, kami berusaha menerapkan physical distancing. Tentu tidak mudah, apalagi kami punya anak-anak yang masih kecil. Satu berusia 6 tahun dan yang bungsu 3 tahun. Jenuh dan bosan itu pasti.
Mereka yang sangat suka main di luar, jadi super cranky karena dikurung di rumah. Susah juga menjelaskan kepada mereka bahaya virus Corona . Alhasil, aku dan suami harus nyetok cemilan bejibun dan YouTube selalu on biar anak-anak tidak rewel.
Aku tahu kondisi ini juga tak mudah bagi orang lain, termasuk mertuaku. Sudah beberapa kali dia menelepon untuk menanyakan kapan kami berkunjung. Terakhir kali kami ke rumahnya memang hampir dua bulan lalu.
ADVERTISEMENT
“Kapan main ke sini, Vo? Mama udah kangen banget sama Akbar, sama Fira. Udah dua bulan lho nggak ketemu,” tanyanya.
“Iya Ma, Akbar sama Fira juga kangen Mama. Dua minggu lalu kami udah mau ke sana, tapi pemerintah nyuruh di rumah aja biar nggak kena virus Corona. Serem banget loh itu Ma, menyebarnya cepet banget,” jelasku.
“Tapi masa karena Corona, jadi putus silaturahmi? Kan tinggal pakai masker toh selama perjalanan,” tandas ibu mertua dengan nada meremehkan.
Aku terdiam agak lama. Bingung harus menjelaskan bagaimana. Kan susah menyuruh anak-anak untuk terus pakai masker. Selama di rumah mertua pun kami tidak bisa memastikan anak-anak bertemu siapa saja. Siapa tahu tiba-tiba ada tetangga berkunjung dan dia bawa virus?
ADVERTISEMENT
“Bentar ya Ma, aku panggilkan Doni,”
Menyerahkan telepon dari mertua ke suami adalah jalan ninjaku untuk kabur. Mending anaknya sendiri yang menjelaskan daripada aku bicara sampai berbusa-busa.
Lima menit kemudian suamiku menutup telepon. Hasilnya? Orang tuanya malah ngambek. Katanya, kami egois karena tidak mau berkunjung ke rumah mereka. Lah kok gitu?
“Udah kamu jelasin belum, kalau kita nggak ke sana justru karena khawatir sama mereka? Kan siapa tahu kita bawa virus tapi nggak nunjukin gejala,”
“Ya udah lah. Tapi ya namanya juga orang tua. Belum lihat sendiri soalnya. Kalau lihat saudara sendiri kena virus Corona terus sesak napas parah, kayaknya baru paham,” jawabku suamiku sambil geleng-geleng kepala.
Kalau sudah terlanjur ngambek, ya mau gimana lagi. Padahal aku dan suami juga butuh update kabar dari orang tua kami meski tidak bisa bertemu langsung. Kami ingin sering bertanya: masih sehat semua kan? Bahan makanan cukup? Udah minum vitamin?
ADVERTISEMENT
Sebagai ganti absennya kunjungan kami, aku meminta anak-anak membuat video untuk dikirim ke mertua. Cuma untuk say hello, menanyakan kabar, dan bercerita kondisi sekarang. Aku harap video itu akan membuat mertua luluh dan nggak ngambek lagi. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Ivo? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]