Anime Jepang dan Obsesi Perjalanan Waktu

Ranny Rastati
Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN. Fokus kajiannya antara lain kajian media dan budaya pop. Email: [email protected].
Konten dari Pengguna
20 September 2022 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ranny Rastati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi relativitas waktu (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi relativitas waktu (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Saat menyaksikan anime Erased, tiba-tiba muncul sebuah pertanyaan terhadap apa yang dialami oleh karakter utamanya. "Pernahkah kamu merasa salah langkah atau melakukan kesalahan besar?"
ADVERTISEMENT
Perasaan menyesal kemudian timbul dan berbagai pertanyaan berkelebatan dalam memori, “Bagaimana jika saya melakukan hal sebaliknya? Mungkinkah keadaannya tidak akan seperti ini?”
Hati terasa hampa dan meninggalkan lubang yang dalam. Muncul keinginan untuk memutar waktu dan memperbaiki kesalahan. Timbul harapan untuk kembali ke masa lalu agar dapat mengubah masa depan. Namun, realitanya itu hanya menjadi angan-angan dan mustahil akan menjadi nyata. Setidaknya untuk saat ini.
***
Perjalanan waktu (time travel), lompatan waktu (time leap), dan mesin waktu (time machine) adalah salah satu topik populer yang diangkat oleh tayangan fiksi ilmiah. Ide bahwa manusia dapat melakukan perjalanan baik ke masa lalu maupun masa depan menjadi sebuah imajinasi yang memesona. Sebab siapapun yang memiliki kekuatan melompati waktu memiliki kekuatan untuk mengubah sejarah.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 80-an, penonton pernah dibuat terperangah oleh kisah perjalanan waktu yang diangkat oleh trilogi Back to the Future (1985, 1989, 1990). Yang menarik, trilogi tersebut memberikan argumen bahwa perpindahan antar dimensi adalah hal yang mungkin dalam sains. Bukan melulu berasal dari kekuatan gaib atau sihir.
Selain Hollywood, anime juga banyak mengangkat tema perjalanan waktu. Sebut saja anime klasik Doraemon (1979) yang datang dari masa depan untuk melindungi Nobita. Ada pula Time Travel Tondekeman! (1989), Sailor Moon (1992), dan Inuyasha (2000) yang lebih melakukan pendekatan supranatural untuk dapat melintasi ruang dan waktu.
***
Jauh sebelum kemunculan anime, kisah perjalanan waktu juga muncul dalam dongeng klasik Jepang berjudul Urashima Taro. Alkisah, Urashima Taro adalah seorang nelayan muda yang memiliki hati yang baik. Suatu hari, ia melihat sekumpulan anak kecil yang menyiksa seekor penyu. Tanpa pikir panjang, Urashima Taro menghentikan tindakan itu. Penyu malang itu lalu dikembalikan ke dalam laut.
ADVERTISEMENT
Tanpa diduga, penyu tersebut adalah jelmaan seorang putri dari Raja Naga Laut bernama Otohime. Untuk membalas budi, Urashima Taro lalu diajak untuk berkunjung ke Istana Rin Gin milik Raja Naga Laut. Sesampai di istana, Otohime mengajak Urashima Taro untuk tinggal di sana selamanya.
Setelah tinggal selama tiga hari di istana Rin Gin, Urashima Taro teringat pada ayah dan ibunya yang sudah tua. Ia ingin menegok orangtuanya selama satu hari, lalu kembali ke istana Rin Gin. Sebelum berangkat ke permukaan, Otohime memberikan sebuah kotak bernama Tamete Bako atau kotak tangan permata. Otohime berpesan agar Urashima Taro tidak membuka kotak karena ada benda berharga di dalamnya.
Sesampai di daratan, Urashima Taro terkejut karena tidak menemukan rumah dan kedua orangtuanya. Ia pun sudah tidak mengenali lingkungan rumah dan orang-orang di sana. Usut punya usut, ternyata waktu sudah berlalu selama 300 tahun. Sedih dengan kenyataan tersebut, Urashima Taro berencana untuk kembali ke istana Rin Gin. Namun sayangnya ia tidak menemukan cara kembali ke sana.
ADVERTISEMENT
Dengan kecewa, Urashima Taro memutuskan membuka Tamete Bako dengan harapan menemukan benda berharga untuk melanjutkna hidup. Naas, begitu kotak dibuka, Urashima Taro berubah menjadi seorang kakek berusia 300 tahun. Ia pun meninggal di pinggir pantai.
Kisah Urashima Taro juga diangkat dalam bentuk anime yang rilis pada tahun 1918 dan 1931. Dalam versi yang lebih modern, karakter Urashima Taro sempat diangkat ke dalam anime parodi berjudul Okami-san and Her Seven Companions (2010).
***
Dalam anime lebih kontemporer, kemampuan melakukan lompatan waktu lebih banyak dieksplorasi seperti The Girl who Leapt through Time (2006), Your Name (2016), Erased (2016), dan Tokyo Revenger (2017). Dalam anime tersebut, premis yang diangkat adalah upaya kembali ke masa lalu untuk mengubah takdir. Rasa kehilangan dan perasaan bersalah umumnya menjadi pemicu karakter utama untuk melompat waktu.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, Satoru Fujinuma dalam anime Erased yang kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan ibu dan temannya yang dibunuh. Senada dengan Erased, karakter utama dalam anime Your Name dan Tokyo Revenger pun sama-sama melakukan perjalanan waktu untuk menyelamatkan seseorang.
Sayangnya, plot tentang perjalanan waktu yang ditampilkan dalam anime cenderung mudah ditebak. Selain itu, asal mula kemampuan menjelajah waktu pun acapkali gagal dijelaskan dengan gamblang. Konsep perjalanan waktu pun seolah meninggalkan banyak lubang dalam plot.
Namun, tidak dapat dimungkiri, ada banyak pesan filosofis khas anime yang muncul dan dapat menjadi renungan. Mulai dari kasih sayang kepada orangtua, arti persahabatan, sikap pantang menyerah, mengejar impian, dan harapan terhadap kehidupan.
Pada akhirnya, anime perjalanan waktu memberikan eskapisme dari angan untuk menghapus rasa bersalah dan upaya memperbaiki kesalahan di masa lalu.
ADVERTISEMENT