Viralnya TikToker Bima Usai Kritik: Pentingnya Akselerasi Pembangunan di Lampung

Rendi Eko Budi Setiawan
Anggota Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik/LHKP, PW Muhammadiyah Lampung
Konten dari Pengguna
17 April 2023 5:48 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rendi Eko Budi Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bima Yudho, TikToker yang kritik Lampung. Foto: Instagram/@awbimax
zoom-in-whitePerbesar
Bima Yudho, TikToker yang kritik Lampung. Foto: Instagram/@awbimax
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belum lama ini Provinsi Lampung menjadi sorotan di linimasa media sosial alias viral. Pasalnya dimulai dari unggahan konten video di Instagram pada bulan Maret 2023, video tersebut adalah konten aspirasi dari masyarakat Kabupaten Lampung Tengah, mengenai persoalan infrastruktur jalan raya di Kecamatan Rumbia yang sudah lama rusak dan berlubang.
ADVERTISEMENT
Video yang dikemas secara jenaka dan menghibur tersebut di unggah oleh influencer Instagram asal Lampung miradesiana, emak_jiehh, dan abangtaun. Tidak membutuhkan waktu lama, video tersebut menjadi viral dan ditonton oleh banyak lapisan masyarakat Lampung.
Tidak berselang lama, pada bulan April 2023 Provinsi Lampung kembali viral dan menjadi percakapan yang hangat oleh banyak orang di linimasa media sosial.
Berawal dari video unggahan di media sosial TikTok oleh akun @awbimaxreborn. Dalam video pendek tersebut, Bima Yudho Saputro yang juga pemuda asal Lampung Timur memberikan aspirasi dan kritik untuk Provinsi Lampung, dalam berbagai aspek seperti infrastruktur dan pendidikan.
Pendek kata, Bima dalam unggahan videonya menyampaikan kepeduliannya terhadap Provinsi Lampung yang dirasa jauh dari perubahan atau perbaikan yang signifikan.
Kontan Video awbimaxreborn, sumber: Kumparan.com
Dua konten video yang telah viral tersebut menuai banyak tanggapan banyak orang, dalam pengamatan penulis terdapat dua tanggapan, ada yang positif dan ada yang sensitif.
ADVERTISEMENT
Khususnya video yang di unggah oleh Bima di TikTok, yang mendapat tanggapan sensitif karena dianggap menyudutkan Provinsi Lampung dan penggunaan kata yang kurang sopan.
Sedangkan tanggapan positif beranggapan bahwa apa yang disampaikan oleh Bima dalam videonya merupakan realitas yang benar dirasakan oleh masyarakat Lampung.

Memaknai Kembali Peristiwa Viralitas

Ilustrasi media sosial. Foto: Shutterstock
Penting untuk memaknai ulang viralitas yang telah terjadi di Provinsi Lampung, hal ini untuk menghindari percakapan yang menjurus pada sikap suka dan tidak suka, saya berpandangan bahwa dua viralitas tersebut adalah bagian dari aspirasi atau kritik yang positif untuk Provinsi Lampung. Jika gelombang viralitas tersebut hanya ditanggapi dengan sikap yang sensitif atau sekadar suka dan tidak suka, maka akan mengaburkan esensi munculnya video viral itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Identitas di balik dua video viral tersebut tidak lain adalah pemuda yang mempunyai akses digital, artinya jika dimaknai lebih jauh, setiap pemuda yang terhubung secara digital melalui bentuk kreativitasnya mempunyai potensi menjadi agen untuk perubahan sosial, atau kebijakan serta pembangunan yang lebih baik di Provinsi Lampung. Melalui konten video yang viral tersebut, bukan tidak mungkin dapat menjadi masukan untuk diprioritaskan dalam agenda pembangunan Provinsi Lampung.
Keterlibatan pemuda, influencer di media sosial atau kreator konten mempunyai posisi tawar yang penting untuk mempengaruhi agenda pembangunan yang akan dilaksanakan pemerintah setempat, hal ini penting untuk disadari oleh setiap individu yang terhubung secara digital.
Di kalangan masyarakat Lampung, banyak orang yang setuju tentang isi pesan dari kritikan Bima untuk Provinsi Lampung, hal ini menandakan bahwa dibalik konten video yang viral tersebut ada muatan isu publik yang mewakili masyarakat Lampung pada umumnya.
ADVERTISEMENT

Penyelenggara Pemerintahan Provinsi Lampung Harus Digital Friendly

Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi. Foto: Instagram/@arinal_djunaidi
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim atau yang akrab disapa Nunik, secara aktif menanggapi kritik melalui akun instagramnya mbak_nunik, dengan memberitahukan kemajuan proses pembangunan yang sedang berjalan, dan secara pribadi menganggap kritik yang dilakukan oleh Bima sebagai aspirasi atau masukan.
Dalam konten videonya, Bima juga mengatakan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi kurang terbuka dengan masyarakat, hal itu ditandai dengan ditutupnya fitur komentar di akun Instagramnya. Arinal Djunaidi baru membuka kembali fitur komentar di Instagramnya pada 14 April 2022, sejak banyaknya kritik di linimasa digital ditujukan kepadanya.
Sikap Arinal Djunaidi yang menutup dan membuka komentar pada akun Instagramnya merupakan gambaran bahwa Gubernur Lampung saat ini tidak Digital Friendly. Di era pesatnya media sosial saat ini telah banyak para pejabat publik memanfaatkan media sosial sebagai sarana memberikan dan bertukar informasi, lebih jauh dari itu media sosial menjadi sarana untuk pejabat mendekatkan diri dengan masyarakat bahkan berkomunikasi langsung.
ADVERTISEMENT
Namun, jika terdapat pejabat publik yang tidak memanfaatkan dengan baik media sosial yang digunakanya, bahkan terkesan tertutup atau eksklusif, artinya pejabat mengambil sikap menjaga jarak dengan masyarakatnya alias anti kritik, dan juga terkesan tidak Digital Friendly dengan menggunakan gaya kepemimpinan model lama.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau kesiapan rest area menjelang momen mudik Lebaran 2023, Jumat (12/4/2023). Foto: Dok. Istimewa
Penelitian saya pada tahun 2021 berjudul Analisis Model Komunikasi Gubernur Melalui Twitter, yang mengamati pola komunikasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang dalam kepemimpinan pemerintahan kedua Gubernur tersebut, dengan baik menggunakan media sosial khususnya Twitter sebagai model komunikasi yang Digital Friendly dalam aspek penyelenggaraan pemerintahan.
Ganjar Pranowo misalnya, melalui akun @ganjarpranowo secara aktif berkomunikasi dengan masyarakat Jawa Tengah di laman Twitternya, terkadang banyak warga yang mention Ganjar Pranowo di Twitter berupa aduan, atau keluhan pembangunan, yang hal itu langsung dijawab di kolom komentar olehnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh penggunaan tagar #jalancantik oleh masyarakat Jawa Tengah sebagai ruang digital untuk melaporkan jalan rusak atau berlubang kepada Gubernur lewat Twitter, sehingga setiap ruas jalan yang dilaporkan dengan cepat akan diperbaiki.
Model komunikasi yang Digital Friendly sangat penting diterapkan oleh setiap pejabat publik atau penyelenggara pemerintahan. Selain tuntutan zaman yang berkembang pesat, tentu akan menciptakan iklim demokrasi yang lebih baik, dan hubungan antara penyelenggara pemerintahan dan masyarakat yang terbuka dan harmonis.
Fenomena dua viralitas jalan rusak di Kecamatan Rumbia Lampung Tengah, dan pesan kritik oleh Bima Yudho Saputro, penting sebagai pembelajaran bagi pemerintah Provinsi Lampung agar lebih terbuka dan melakukan akselerasi tata kelola pembangunan Lampung yang lebih baik.
ADVERTISEMENT