Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Melawan Meme: Studi Kasus SBY vs Menteri Susi
3 Mei 2017 15:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Meme politik di Indonesia, seperti halnya politiknya sendiri, amat menarik dicermati. Ia yang pada awalnya muncul sebagai hiburan, ternyata berkembang dan memiliki fungsi-fungsi lain, terutama sebagai propaganda politik dalam kontes demokrasi dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Meme jelas efektif digunakan sebagai penggiring opini masyarakat. Meme memiliki beberapa keunggulan khusus dibandingkan cara-cara lain dalam menyampaikan dan menggiring opini publik.
Kemudahan pembuatan, kesederhanaan pesan, serta kemudahan teknologi, membuat meme menyebar amat cepat di jagat maya. Ketiadaan fungsi gatekeeper juga menyebabkan persebaran meme di media sosial sangat masif.
Meski begitu, ketiadaan fungsi yang vital di media massa juga membuat meme tak punya standar kualitas seperti halnya pendapat-pendapat politik yang dimuat di media-media tradisional seperti media cetak dan televisi.
Akibatnya, kerap kali penerimaan orang-orang yang menjadi materi objek meme, tak selucu memenya. Apalagi dengan konten meme yang tak jarang menyindir objek dengan ganas. Maka dari itu, banyak orang yang mengancam untuk menempuh jalur hukum dan menuntut para pembuat meme.
ADVERTISEMENT
Contoh yang paling spektakuler mungkin ditunjukkan oleh presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono. SBY, akhir Maret tahun lalu, terang-terangan meminta stafnya untuk mengusut meme yang mencatut foto istrinya, Ani Yudhoyono.
"Saya lakukan klarifikasi karena kemarin dalam rangkaian safari kita, Tour de Java, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba dimunculkan di sosial media, seolah-olah kita (kami) sudah punya capres dan kebetulan Ibu Ani ditulis di situ sebagai capres 2019," ucap SBY , 19 Maret 2016.
Sebelumnya, meme yang menampilkan foto Ani Yudhoyono dengan latar bendera Merah Putih ramai dibagikan di media sosial. Di situ terpampang tulisan: Ani Yudhoyono, Calon Presiden 2019. Ani yang berpose menggunakan baju Partai Demokrat digambarkan seakan pasti maju menjadi presiden di Pemilihan Presiden berikutnya.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin klarifikasi, dengarkan ini baik-baik. Karena kita terganggu, tidak ada yang terpikir sama sekali, kita sedang siang-malam melaksanakan safari tiba-tiba mendengar berita seperti itu," ucap SBY, tak terima dengan meme yang baginya kurang ajar itu.
Lucunya, beberapa hari sebelum konferensi persnya itu, salah satu administratur Partai Demokrat telah mengakui bahwa meme itu milik Partai Demokrat.
Ruhut yang merupakan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat mengatakan bahwa Ani Yudhoyono memang pantas menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.
“Rakyat kita yang sudah sangat cerdas ini, ya mereka mengatakan, 'Kalau memang Bapak enggak, ya apa salahnya Ibu Ani?' Itu rakyat yang meminta," ucap Ruhut di Jakarta, 15 Maret 2016.
ADVERTISEMENT
Respon SBY itu memang tak mengejutkan. Sebelum merespon meme itu, SBY memang dikenal sangat talkative di media sosial. Berbagai cuitannya di Twitter kerap menjadi jawaban atas kabar-kabar miring yang kerap menimpa keluarganya.
SBY juga menggunakan akun Twitter-nya sebagai medium mengeluh, terutama sebagai tanggapan atas perkembangan politik yang dianggapnya tak ramah bagi dia dan kelompok politiknya. Misalnya saja, yang berkembang dengan kalimat pembuka: “Saya bertanya pada Bapak Presiden dan Kapolri…”
Bukannya menghentikan arus serang meme terhadapnya, cuitan SBY tersebut malah menjadi meme tersendiri.
Respon SBY itu memang tak mengagetkan apabila dilihat dari sikap SBY selama ini. Namun begitu, ternyata ada metode lain dari tokoh terkemuka dalam menanggapi meme-meme yang menggoda mereka. Hal tersebut dicontohkan oleh Susi Pudjiastuti, perempuan yang menjabat sebagai menteri di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
ADVERTISEMENT
Susi sendiri kerap diterpa berbagai meme, terlebih dengan aksinya yang kerap memunculkan foto-foto menarik. Namun begitu, Susi tak sereaktif SBY. Malahan, Susi memberikan gaya baru nan segar bagaimana seorang pejabat menghadapi meme-meme semacam itu.
Alih-alih marah, Susi justru me-retweet meme-meme hasil Photoshop dirinya. Ia kerap menjawab cuitan-cuitan lucu tersebut dengan berbagai emoji yang menunjukkan apresiasinya.
Melayang.
Bertempur.
(Men)tertawa(kan).
Apakah meme-meme lucu tersebut harus ditanggapi dengan marah-marah, Bu Susi?
Bu Susi punya jawaban:
Menurutmu, lebih asyik yang mana, SBY atau Susi?
Simak pula yang berikut