Anak di Bantul Jual Isi Rumah demi Pacar, Ibu: Berulah Sejak Ayahnya Dipenjara

Konten Media Partner
24 November 2021 18:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paliyem (53), ibu yang isi rumahnya dijual oleh anaknya demi pacar di Bantul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Paliyem (53), ibu yang isi rumahnya dijual oleh anaknya demi pacar di Bantul. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Paliyem (53) warga Padukuhan Paten, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul kini hanya pasrah dengan nasib yang menimpanya. Pintu maaf masih terbuka untuk anaknya, namun ia masih ingin memberikan pelajaran kepada Dwi Rahayu Saputra, anak semata wayangnya yang telah menjual seluruh isi rumahnya.
ADVERTISEMENT
Paliyem mengungkap tabiat jelek anaknya mulai muncul ketika suaminya masuk ke penjara 3 tahun lalu. Sang suami memang sebelumnya menjalani hukuman penjara karena kasus penggelapan dan penipuan sebesar Rp 600 juta di Kapanewon Pundong.
Kala itu, anaknya bersekolah di salah satu SMK swasta yang ada di Kota Bantul. Anaknya terpaksa berhenti sekolah karena malu dengan kondisi ayahnya yang masuk penjara akibat melakukan tindak pidana penipuan dan penggelapan.
"Ya sejak bapaknya masuk penjara itu dia berulah," papar Paliyem.
Kala itu, Dwi sudah mulai berani menggadaikan sepeda motornya untuk bersenang-senang. Anaknya yang pengangguran akhirnya juga mulai berani berpacaran meskipun ibunya sering melarangnya.
Ibunya selalu berpesan agar Dwi jangan berpacaran terlebih dahulu sebelum bisa mencari uang sendiri. Namun Dwi membangkang dan tetap menjalin hubungan asmara dengan perempuan yang konon teman sepermainannya.
ADVERTISEMENT
"Lha mulai saat itu dia berani menggadaikan sepeda motornya. Nggak bisa mengambil akhirnya saya juga yang harus menebusnya," ungkap Paliyem.
Kelakuannya semakin parah semenjak ayahnya meninggal dunia 6 bulan yang lalu. Meskipun akhirnya bersedia bekerja menjadi driver ojek online, namun ternyata kelakuannya masih sama.
Bahkan sebulan lalu atau saat mulai berpacaran dengan orang yang Paliyem tidak tahu, Dwi sering berbohong. Ulah Dwi semakin parah karena berani menjual sepeda motor yang sehari-hari digunakan untuk bekerja sebagai ojek online.
"Awalnya ceweknya itu pinjam uang Rp 100 ribu. Terus katanya pinjam lagi Rp 3 juta. Itu bilangnya pinjam lho," kata Paliyem.
Selama pandemi COVID-19, Paliyem hanya menggantungkan hidupnya dari membuat rambut palsu di rumahnya. Ia sama sekali tidak pernah diberi uang oleh anaknya tersebut dari hasil ojek online. Justru hampir setiap hari anaknya meminta uang untuk Top Up.
ADVERTISEMENT
Sebulan lalu, ia mencoba peruntungannya bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga (ART). Ia memang menginap di rumah sang juragan dan tak pernah pulang. Di rumah hanya Dwi sendirian tanpa ada yang menemani
"Dia itu pernah meminta ingin ikut kerja saya. Tetapi saya bilang kalau nanti sudah bayaran 1 kali, dia akan saya ajak. Eh malah kayak gini to," keluhnya.