Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Itulah salah satu pesan dari Ibu Tien yang paling diingat Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut. Anak sulung pasangan Bu Tien-Pak Harto itu begitu mengidolakan sang ibu.
Raden Ayu Siti Hartinah, yang kemudian disapa publik dengan panggilan Ibu Tien, berpulang 21 tahun lalu pada 28 April 1996. Ia, dalam 72 tahun masa hidupnya, lebih banyak dikenal sebagai istri Soeharto, presiden kedua Republik Indonesia.
Dari pernikahannya dengan Soeharto, Bu Tien dikaruniai 6 orang anak. Dengan anak pertamalah, Mbak Tutut, kumparan (kumparan.com) berkesempatan untuk berjumpa dan berbincang tentang kenangan akan sosok sang ibu.
Berikut petikan wawancara kumparan dengan Mbak Tutut di kediaman keluarganya, Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/4).
ADVERTISEMENT
Rakyat Indonesia mengenal Bu Tien sebagai Ibu Negara yang mendampingi Soeharto. Tapi kalau sebagai ibu dalam keluarga, bagaimana sosok Bu Tien?
Sosok ibu biasa yang sayang sama keluarganya, sayang sama anak-anaknya, sayang sama suaminya, cucu-cucunya.
Ibu itu kalau liburan selalu masak untuk kami. Ibu itu hobinya memang masak. Dulu kami sering sama Bapak pergi ke pulau, beliau yang buat sambelnya. Semua pokoknya ibu deh.
Masakan apa yang suka dibuat Bu Tien?
Yang bapak suka, dan paling sering itu sayur tempe, terus sambel bawang, dan banyak lagi.
Bu Tien dikenal sebagai sosok yang ramah. Sebetulnya kalau di rumah suka marah enggak? Biasanya kalau marah kenapa?
Kalau ibu marah, iya marah. Kalau kami (anak-anaknya) salah, pasti dimarahin. Ibu kalau marah langsung, tapi selesai marah sudah langsung baik lagi.
ADVERTISEMENT
Jadi orang yang melihat suka bingung, ini ibu tadi marah enggak ya.
Mendampingi Pak Harto puluhan tahun sebagai Ibu Negara, apa Bu Tien pernah stres? Kalau misalnya Bu Tien sedang stres, suka refreshing ke mana?
Ibu itu kalau refreshing selalu sama Bapak dan keluarga. Enggak pernah sendiri, enggak pernah jalan sendiri. Enggak pernah (lalu jadi) belanja, selalu bareng Bapak.
Jadi kalau kumpul itu, kalau Bapak lagi ada acara di luar, kami suka diajak, di situlah saat kami bisa berkumpul --tugas sekaligus berkumpul dengan keluarga.
Pak Harto dikenal sebagai pemimpin yang tegas, bagaimana cara Bu Tien menaklukkan hati Pak Harto? Bapak takut enggak sama Ibu?
Bukan takut sama ibu. Beliau berdua saling mencintai saling menyayangi, jadi saling mengisi. Tidak ada itu kata orang yang bilang, apa mau ibu harus dituruti. Itu enggak ada (benar).
ADVERTISEMENT
Kalau itu baik, ya kata Bapak mari lakukan bersama. Begitupun sebaliknya. Kalau memang baik, ya ayo sama-sama.
Ibu sama Bapak kalau diskusi serius biasanya tentang apa?
Saya paham, maksudnya diskusi kenegaraan ya. Bapak tidak pernah membicarakan itu pada ibu. Itu semuanya Bapak sendiri.
Kalau berdiskusi, semua tentang keluarga. Ibu tidak pernah ikut campur dalam masalah kenegaraan. Itu memang sudah menjadi watak Ibu, tidak mau ikut campur.
Karena itu Ibu aktif sendiri di bidang sosial, seperti membangun rumah sakit, membangun Taman Mini, dan banyak hal yang kami bilang monumental.
Taman Mini kan sampai sekarang masih didatangi banyak orang, dan rasanya tempat hiburan yang paling murah ya.
ADVERTISEMENT
Apa kenangan yang paling berkesan dengan Bu Tien?
Banyak. Ibu itu perhatian sekali (sama anak-anaknya), sangat sayang sekali. Kalau dibanding dengan Bapak, Ibu lebih sering marah. Tapi ke anak-anak itu dekat sekali.
Kalau Bapak jarang marah, tapi kalau sudah marah hanya diam. Nah, kalau Bapak sudah diam, kami sudah takut semua.
Sosok orang Jawa ya (begitu). Bapak kalau sudah diam (membuat kami bertanya-tanya), kenapa ya? Kalau ibu (marah) langsung, jadi kami langsung tahu.
Apa pesan Ibu Tien ke anak-anaknya?
Itu tadi yang saya sampaikan ke anak-anak di kirab. Bahwa kamu jadi anggota masyarakat Indonesia harus bisa memberikan sumbangsih untuk negara, dan walaupun hanya setitik yang bisa kamu sumbangkan pada negara ini, jadikanlah yang setitik itu jadi bagian dari pembangunan bangsa.
ADVERTISEMENT
Itu yang selalu kami ingat. Jadi cuma setitik saja, tidak perlu susah-susah, tidak perlu banyak-banyak. Kamu tidak perlu malu walaupun cuma satu titik yang bisa kamu sumbangkan. Buatlah yang setitik itu bagian dari membangun bangsa ini.
Kirab yang dimaksud Mbak Tutut ialah Kirab Remaja Nasional --gerakan pelestarian pendidikan Pancasila yang pada masa Orde Baru pernah berjaya.
Pagi harinya sebelum wawancara dengan kumparan, Mbak Tutut mengukuhkan Dewan Pengurus Pusat Purna Pasukan Utama Kirab Remaja Nasional Periode 2017-2021.
Tiga kata untuk mendeskripsikan Bu Tien?
Ibu idolaku.
[Lihat: Potret Perjalanan Hidup Ibu Tien ]