Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ketika pertama kali berbicara di hadapan publik sebagai pelatih Juventus, Maurizio Sarri mengungkapkan bagaimana klub asal Turin itu begitu getol memburu dirinya. Menurutnya, selama berkarier belum pernah dia merasakan pendekatan seperti yang dilakukan oleh Juventus dan itulah yang membuat pria 60 tahun itu takluk.
ADVERTISEMENT
Sarri sebenarnya tidak bisa dikatakan gagal bersama Chelsea. Dia baru satu musim melatih di sana tetapi sudah bisa mempersembahkan gelar Liga Europa dan membawa mereka finis di urutan tiga Premier League. Dengan kata lain, masa depannya di Stamford Bridge sebetulnya cukup cerah. Namun, rayuan 'Si Nyonya Tua' memang terlalu menggoda.
Cara Juventus beroperasi memang seperti itu. Dalam kolomnya di ESPN, James Horncastle menjelaskan perbedaan antara Juventus dan klub-klub lain dalam memburu nama-nama incarannya. Ketika klub lain sok jual mahal, Juventus pasang muka tebal. Mereka secara intensif merayu pemain serta pelatih yang mereka inginkan. Hasilnya pun bisa dilihat sendiri.
Kemampuan Juventus mengambil hati orang-orang yang mereka inginkan ini memang tidak mengherankan. Klub ini dimiliki oleh Keluarga Agnelli yang tentunya sudah tidak asing lagi dengan praktik goda-menggoda. Bahkan, dalam prosesi penyambutan Sarri di Allianz Stadium, Presiden Juventus Andrea Agnelli masih berusaha keras untuk meyakinkan Sarri bahwa dia memang sosok dambaan.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa dilihat dalam sebuah foto yang menunjukkan Agnelli dan Sarri berangkulan di tribune Allianz Stadium. Dalam foto tersebut tampak bagaimana Agnelli memegang korek api berwarna biru. Yang menarik, foto ini adalah foto resmi hasil jepretan fotografer Juventus sendiri.
Dari situ terlihat jelas bahwa Juventus memang menerima Sarri apa adanya. Meski dikenal sebagai klub konservatif yang bahkan tidak menyukai pemain gondrong—tengok apa yang terjadi pada Federico Bernardeschi dan Mattia Perin, Juventus menunjukkan bahwa mereka tidak keberatan punya sosok perokok sebagai pelatih.
Ya, Sarri adalah seorang perokok dan itu bukan rahasia lagi. Bahkan, sosok kelahiran Napoli ini bukan perokok biasa, melainkan perokok berat. Dalam sebuah kesempatan Sarri pernah berkata bahwa dalam sehari ada 60 batang, alias tiga bungkus, rokok yang bisa dia habiskan.
ADVERTISEMENT
Rokok sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari Sarri. Dengan barang nikmat itulah dia membangun mitosnya sebagai pelatih pemberontak yang tak bisa lebih tidak peduli lagi pada norma dan aturan. Ditambah dengan kacamata, buku catatan kecil, dan espresso, rokok adalah hal yang membuat Sarri menjadi Sarri.
Namun, di dunia ini memang tidak ada yang abadi. Di tiap perjumpaan, pasti ada perpisahan. Entah kapan Sarri mulai berkenalan dengan rokok, yang jelas dalam waktu dekat ini bisa jadi mereka akan segera berpisah. Dalam jumpa pers jelang pertandingan International Champions Cup melawan Internazionale, Sarri berkata dia sedang berusaha berhenti merokok.
Memang masih ada hal-hal lain yang bisa diasosiasikan dengan Sarri, tetapi rokok adalah yang utama. Tanpa rokok, apalah artinya eksistensi dirinya? Tanpa rokok, akankah Sarri mampu melakukan apa yang selama ini dia lakukan? Tanpa rokok, Sarri tentunya tidak akan sama lagi.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, usaha Sarri ini tentu layak diapresiasi. Biar bagaimana juga, menghabiskan tiga bungkus rokok sehari bukan hal baik untuk seorang pria setua dirinya. Kini, pertanyaannya, sebagai pengganti rokok, apa yang kira-kira bisa dilakukan Sarri? kumparanBOLA punya beberapa saran untuknya.
1) Mengonsumsi Nikotin Tempel atau Tembakau Kunyah
Well, dua hal ini sudah digunakan entah berapa juta orang dalam usahanya berhenti merokok. Dengan nikotin tempel atau tembakau kunyah, setidaknya asupan nikotin yang masuk ke tubuh bisa terjaga tanpa perlu merasakan asap yang bersifat karsinogenik tersebut.
Di stadion-stadion modern, merokok memang tak lagi diperkenankan dan pada musim lalu Sarri sudah kerap terlihat menderita tanpa rokok. Di bangku cadangan Stamford Bridge dia kerap terlihat memainkan sebatang rokok yang kadang sampai dia masukkan ke mulut.
ADVERTISEMENT
Nah, dalam pertandingan menghadapi Tottenham Hotspur di Stadion Nasional Singapura lalu, Sarri sudah mulai mengonsumsi tembakau kunyah. Akan tetapi, rupanya tembakau kunyah itu belum banyak membantu karena Juventus kalah 2-3 pada pertandingan tersebut.
2) Mengisi Teka-teki Silang
Ini serius. Bagi sebagian orang, rokok adalah stimulan untuk berpikir. Menurut penelitian British American Tobacco, kandungan nikotin dalam rokok memang bisa membuat otak menjadi rileks dan mudah untuk digunakan berpikir. Artinya, Sarri boleh jadi merokok karena otaknya perlu dirangsang.
Nah, apa lagi yang bisa membuat otak terangsang kalau bukan Teka-teki Silang alias TTS? Lebih-lebih kalau buku TTS-nya ada gambar perempuan cantik seperti yang biasa dipunyai sopir-sopir bus kota itu. Sudah, jangan tanya yang seperti apa. Kami yakin Anda tahu, kok.
ADVERTISEMENT
3) Bermain Yoyo, Fidget Spinner, atau Semacamnya
Jika Anda pernah menyaksikan serial televisi 'Friends', Anda pasti familiar dengan persahabatan Joey Tribbiani dan Chandler Bing. Di sini kami harus menceritakan satu adegan dalam serial tersebut sebelum menjelaskan korelasi yoyo dengan rokok.
Suatu kali Joey yang berprofesi sebagai aktor itu hendak mengikuti audisi untuk memerankan karakter perokok. Padahal, Joey sendiri bukan seorang perokok. Alhasil, bingunglah dia. Pria Italia-Amerika itu tidak tahu bagaimana caranya merokok dengan baik dan benar.
Di tengah kebingungan itu, datanglah Chandler yang mantan perokok. Setelah Joey selesai menjelaskan duduk perkaranya, Chandler bersedia membantu. Menurut karakter yang diperankan Matthew Perry ini, Joey terlihat aneh saat merokok karena dia tidak memahami esensi dari merokok itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Chandler berpendapat bahwa rokok tidak boleh dianggap sebagai rokok. Katanya, rokok harus dianggap sebagai 'sesuatu yang memang harus berada di tangan dan tanpanya kamu akan merasa aneh'.
Nah, berangkat dari logika komedi situasi inilah kami kemudian menyarankan yoyo kepada Sarri . Intinya, sih, supaya tangan Sarri tidak menganggur. Supaya ada yang dikerjakan walaupun itu tidak ada faedahnya sekalipun.
4) Memanjatkan Doa Rosario
Oke, saran ini berangkat dari logika yang sama dengan saran memainkan yoyo tadi. Daripada tangan itu tidak terpakai, bukankah lebih baik jika digunakan untuk memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa?
Sebagai seorang pemeluk Katolik, Sarri bisa memanjatkan doa dengan rosario di tangan. Selain berpahala, aktivitas ini mungkin juga bakal membantu Sarri dalam menjalankan tugas sebagai pelatih.
ADVERTISEMENT
Dengan kekeraskepalaannya, Sarri seringkali tidak mau mengubah pendekatan bermain timnya meski situasi di lapangan sudah kacau balau. Tuhan memang tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika mereka tidak mengupayakannya sendiri tetapi, hei, apa salahnya meminta?
***
Jadi, begitulah. Berhenti merokok memang bukan persoalan mudah. Apalagi, jika yang melakukannya adalah sosok seperti Sarri. Namun, tidak ada yang mustahil. Semoga dengan saran-saran ini Sarri bisa segera lepas dari jerat tembakau dan nikotin yang telah membelenggu dirinya selama puluhan tahun itu tanpa kehilangan kecerdasan sebagai pelatih sepak bola.