Mengenal Keterampilan Sosial Anak Usia 4-7 Tahun

31 Mei 2018 4:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak bermain (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bermain (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Si kecil semakin besar, kini usianya sudah menginjak 4 tahun. Tumbuh kembang dan kemampuannya juga semakin meningkat, termasuk keterampilan sosial. Jika pada usia 1-3 tahun, anak cenderung bertumpu pada dirinya sendiri. Maka, di usia 4-7 tahun ini anak mulai mengembangkan interaksi dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Nah, apa saja yang terjadi soal keterampilan anak di usia sekolah itu? Yuk, simak selengkapnya di sini!
Aktif di luar rumah
Anak bermain (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak bermain (Foto: Thinkstock)
Anak Anda kini sedang senang mengeksplor sekitar. Ia senang beraktivitas di luar rumah, bertemu teman-teman baru, hingga senang menghabiskan waktu ke berbagai tempat yang menarik baginya.
Nah, Anda bisa menstimulasi keterampilan sosial si kecil dengan mengajaknya mencoba banyak aktivitas, mengunjungi teman dan keluarga, hingga melakukan liburan keluarga. Selain mendampingi anak belajar, bukankah Anda juga bisa bonding dengan anak serta anggota keluarga lainnya?
Mulai menjalin pertemanan
Anak-anak bermain pasir (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak bermain pasir (Foto: Pixabay)
Masuk dunia sekolah, ia tidak lagi sendiri. Ia dikelilingi oleh teman-teman sebaya dan sedang saling mencoba berteman. Di masa itu, dukunglah adaptasi anak agar lebih luwes bergaul, Moms.
ADVERTISEMENT
Anda bisa mulai dengan menanyakan aktivitas sepulang sekolah, memancing anak menceritakan teman-temannya, saling menitip salam hangat, hingga suatu kali mengundang teman-teman anak Anda ke rumah. Anda juga bisa membangun keakraban dengan teman-temannya si kecil, Moms.
Mengendalikan diri
Ilustrasi anak bermain. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bermain. (Foto: Thinkstock)
Secara emosi, mungkin saja anak masih bisa tantrum. Namun, seiring waktu ia mulai bisa mengelola emosinya. Apalagi di sekolah, ia sudah belajar ketika antre, menunggu giliran bicara atau bermain dan lainnya.
Meski begitu, jangan sampai abai mendampingi anak. Terus ajaklah ia berkomunikasi, menjelaskan apa yang ia belum pahami, dan mengajak ia berlatih bersabar.
Mulai belajar berbagi
Ilustrasi anak bersahabat (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bersahabat (Foto: Thinkstock)
Anak sudah mulai paham akan emosi dirinya, ia pun juga tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Ya, anak Anda sudah mulai menempatkan orang lain atau temannya di sisinya. Sehingga, anak sudah mulai belajar berbagi.
ADVERTISEMENT
Paculah terus keterampilan berbagi pada anak, Moms. Misalnya, suatu kali Anda membekali anak dengan makanan lebih, maka ajarkan ia untuk berbagi dengan temannya.
Permainan khayalan
Ilustrasi Anak Bermain Peran (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Bermain Peran (Foto: Pexels)
Kemampuan berpikir dan imajinasi anak kian berkembang. Itu juga berdampak pada permainan yang ia pilih. Salah satunya, ia mulai suka dengan permainan khayalan. Jangan heran, jika ia senang membayangkan piring-piring di rumah Anda sebagai UFO atau benda ajaib yang ia tonton di film favoritnya.
Bimbing dan dampingi ia agar khayalannya menjurus ke hal positif ya, Moms. Anda juga bisa terus mengasah kreativitas si kecil, misalnya dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tak terpakai seperti kerdus, untuk dijadikan pesawat terbang, mobil-mobilan, dan sebagainya.