Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Herpes: Penyebab, Cara Mencegah, hingga Mengobatinya
2 Juni 2022 19:59 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 18 Agustus 2022 13:47 WIB
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kasus, ada juga pengidap herpes yang memiliki gejala cukup parah, yakni timbulnya tekstur-tekstur berbentuk gelembung berkelompok dan pada akhirnya membuat kulit terasa terbakar.
Penyakit herpes bisa menyerang siapa pun dari segala golongan usia. Terlebih apabila orang tersebut sedang berada dalam sistem imun yang rendah.
Meski terlihat seperti bukan penyakit yang perlu dikhawatirkan, nyatanya herpes merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Itu sebabnya, pengobatan yang dilakukan hanya akan meredakan gejala-gejala herpes yang dirasakan.
Nantinya, bukan tidak mungkin herpes kembali muncul apabila ada rangsangan yang mengganggu sistem imun tubuh, seperti pikiran yang stres, lingkungan yang buruk, organ-organ yang tidak berfungsi dengan baik, hingga kondisi pasca operasi.
Ingin tau informasi lebih jelas tentang herpes? Simak penjelasannya pada artikel di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Apa Penyebab Herpes di Kulit?
Mengutip laman Ciputra Hospital, penyebab utama dari penyakit herpes adalah virus herpes simpleks. Virus ini memiliki dua tipe, yaitu virus herpes simpleks tipe I (HSV-1) atau herpes oral dan virus herpes simpleks tipe II (HSV-2)
atau herpes genital.
Berikut perbedaan dua virus tersebut, seperti yang dikutip dari World Health Organization.
1. HSV-1
HSV-1 merupakan kepanjangan dari Herpes Simplex Virus Type 1 atau sering disebut dengan herpes oral. Umumnya, virus ini menyerang area mulut atau bibir. Virus herpes oral diawali dengan sariawan mulut atau luka lepuh pada bibir.
Penularan virus ini terjadi karena seseorang yang melakukan kontak langsung dengan orang yang sedang mengidap herpes. Menurut WHO, pada tahun 2012 sekitar 3,7 juta orang di seluruh dunia (67% dari populasi dunia) yang berusia di bawah 50 tahun terinfeksi HSV-1.
ADVERTISEMENT
2. HSV-2
Sementara itu, HSV-2 merupakan kepanjangan dari Herpes Simplex Virus Type 2 atau sering disebut dengan herpes genital. Penyakit ini sering menyerang alat kelamin, seperti vagina pada wanita, penis pada pria, dubur, hingga selengkangan.
Menyadur laporan dari Journal of Infectious Diseases terbitan 15 Agustus 2006, para peneliti dari Universitas Washington di Seattle, AS, herpes yang disebabkan oleh virus ini tergolong sebagai maslaah global karena tingginya angka infeksi.
Kondisi yang membuat penyakit herpes tidak bisa sembuh adalah jenis virusnya. Virus ini termasuk ke dalam virus DNA yang mudah tertular dari satu orang ke orang lainnya dan akan bertahan di dalam tubuh selama bertahun-tahun.
Selain virus herpes simpleks, ada banyak jenis-jenis virus lain yang menyebabkan atau memicu munculnya penyakit herpes. Beberapa virus tersebut adalah virus herpes manusia 6 hingga 8, virus varicella zoster, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Namun, dari banyaknya virus-virus yang menyebabkan herpes, virus varicella zoster yang patut harus diwaspadai. Hal ini karena virus yang menyebabkan munculnya penyakit cacar air ini dapat membuat seseorang kesulitan menggerakkan tubuhnya.
Meski demikian, penyebaran virus varicella zoster ini tidak seganas cacar air asalkan para pengidapnya menjaga atau menghindari menyentuh dan menggaruk bisul, ruam, dan sering mencuci tangan.
Apakah Herpes itu Penyakit Berbahaya?
Seperti yang disebutkan sebelumnya, herpes termasuk penyakit yang berbahaya karena tidak bisa sembuh. Hal ini karena penyakit herpes bisa bertahan selama bertahun-tahun bahkan seumur hidup.
Penyakit herpes juga bisa dialami oleh segala golongan, mulai dari anak-anak hingga ibu hamil sekalipun. Menyadur laman WebMD, herpes yang biasanya diidap oleh ibu hamil adalah herpes genital.
ADVERTISEMENT
Bahaya atau tidaknya penyakit herpes pada ibu hamil dapat dilihat dari kapan pertama kalinya calon ibu terinfeksi herpes. Apabila calon ibu mengidap herpes genital sebelum hamil, kemungkinan bayi akan terinfeksi sangat rendah.
Sementara itu, risiko bayi terinfeksi herpes genital sangat tinggi sekitar 30-50 persen apabila ibu baru terinfeksi virus ini di akhir kehamilan. Walau begitu, ada baiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan lebih lanjut di dokter kandungan.
Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kambuhnya penyakit herpes. Salah satunya adalah mengonsumsi obat-obatan yang sudah diresepkan oleh dokter.
Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Herpes?
Untuk mengurangi penyebaran virus herpes , ada berbagai cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah mengurangi hubungan intim atau menggunakan alat pengaman, seperti kondom. Supaya lebih memahami, berikut penjelasannya seperti yang dikutip dari Mayo Clinic.
ADVERTISEMENT
1. Menggunakan alat pengaman
Salah satu cara efektif untuk mencegah penyakit herpes adalah menggunakan kondom ketika berhubungan intim. Pastikan untuk menggunakan kondom sebelum penis menyentuh vagina, mulut, atau anus.
2. Mengurangi berganti-ganti pasangan
Selanjutnya adalah mengurangi berganti-ganti pasangan ketika melakukan hubungan intim. Apabila memiliki banyak pasangan, risiko untuk terjangkit virus menjadi lebih tinggi dan dapat menyebarkannya ke orang lain.
3. Menghindari berhubungan intim dengan orang yang memiliki luka di area kelamin
Salah satu penyebaran penyakit herpes adalah melalui luka-luka yang terbuka. Oleh karena itu, hindari untuk berhubungan intim dengan orang yang memiliki luka di area kelamin. Itu sebabnya, gunakan alat pengaman untuk mencegah penularan herpes melalui luka-luka yang terbuka.
Bagaimana Cara Mengobati Penyakit Herpes?
Selain melakukan pencegahan, pengidap herpes juga harus melakukan berbagai macam pengobatan untuk mengurangi gejala-gejala yang dialami. Setelah melakukan pengobatan, berapa lama penyakit herpes bisa sembuh ? Berikut informasinya seperti yang dikutip dari berbagai sumber.
ADVERTISEMENT
1. Mengonsumsi obat-obatan
Dalam buku Farmakologi karangan Joyce L. Kee, salah satu obat yang dapat dikonsumsi adalah acyclovir 200 mg per oral lima kali sehari selama 7 sampai 10 hari yang dipakai untuk infeksi primer. Selain obat berjenis acyclovir, pengidap herpes juga bisa mengonsumsi jenis obat lainnya, seperti famciclovir dan valacyclovir.
2. Rutin mengonsumsi sayur-sayuran
Menyadur laman Healthline, selain obat-obatan, pengidap herpes juga harus rutin mengonsumsi sayur-sayuran. Sayuran yang bisa dikonsumsi adalah sayuran yang mengandung antioksidan, vitamin C, bioflavonoid, dan karotenoid yang tinggi. Contoh sayurannya adalah kangkung, bayam, kol, hingga tomat.
3. Gunakan baking soda di area yang gatal
Salah satu gejala dari penyakit herpes adalah gatal-gatal. Untuk mengurangi rasa gatal tersebut, pengidap herpes bisa melakukan pengobatan dengan menggunakan baking soda.
Caranya cukup mudah dengan mengoleskan baking soda di area yang gatal. Untuk terhindari benda-benda yang kotor, pengidap herpes disarankan untuk mengoleskannya dengan menggunakan kapas baru.
ADVERTISEMENT
4. Oleskan minyak zaitun di luka-luka yang terinfeksi
Minyak zaitun merupakan bahan yang cukup familiar untuk melembabkan area kulit. Selain melembabkan, minyak zaitun ternyata bisa dimanfaatkan untuk mengobati atau mengurangi gejala dari penyakit herpes.
Caranya cukup mudah, yaitu siapkan minyak zaitun yang sudah dipanaskan, kemudian tambahkan minyak lavender. Seusai dipanaskan, minyak zaitun yang dingin dioleskan ke seluruh bagian tubuh, termasuk yang mengalami infeksi.
(JA)