Di Ambang Perpisahan dengan Sirkuit Brno, 'Rumah' MotoGP Ceko

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
3 Agustus 2019 10:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sirkuit Brno Foto: MotoGP
zoom-in-whitePerbesar
Sirkuit Brno Foto: MotoGP
ADVERTISEMENT
Karel Abraham mengeluh. Pebalap kelahiran Brno, Republik Ceko, yang sudah cukup senior di Kejuaraan Dunia MotoGP itu mengungkapkan bahwa 2019 bisa jadi tahun terakhir kejuaraan balap motor paling bergengsi di dunia itu digelar di atas sirkuit milik ayahnya tersebut.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, selain mengandalkan sponsor dan dana swasta, penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Brno (Automotodrom Brno) selama ini juga mendapat dukungan dana dari pemerintah. Masalahnya, kini Pemerintah Wilayah Moravia Selatan--wilayah Brno berada--lewat Gubernur Bohumil Simek menyatakan anggaran subsidi untuk sirkuit dipotong, dari yang tadinya 65 juta Koruna Ceko (CZK) menjadi 39 juta Koruna Ceko.
(1 Koruna Ceko = 0,039 Euro; 1 Koruna Ceko = 0,035 Poundsterling; 1 Koruna Ceko = Rp 613,98; per 21:09 UTC, 2 Agustus 2019)
Kala mendung menggelayuti Brno. Foto: Situs Resmi Sirkuit Brno.
“Saya berpikir bahwa akan ada semacam bantuan. Jadi, saya harus mengatakan bahwa itu adalah keputusasaan, dan mereka yang telah memutuskan cara ini telah melukai tidak hanya finansial Republik Ceko, tetapi juga Moravia Selatan dan motorsport," kata Direktur Eksekutif dan Ketua Dewan Direksi Automotodrom Brno, Ivana Ulmanová.
ADVERTISEMENT
Ivana juga mengungkapkan, Dorna Sports--selaku pihak penyelenggara MotoGP--kecewa dengan Republik Ceko. Opsi perpanjangan kontrak hampir mustahil.
"Dorna mengatakan bahwa sayangnya, Republik Ceko adalah salah satu mitra terburuk yang mereka miliki, dan bahwa mereka bahkan tidak mempertimbangkan untuk memperpanjang kontrak saat ini, karena pembayaran yang sayangnya tidak seperti yang mereka bayangkan ketika negara mempresentasikannya di tangan dominasi Grand Prix," lanjutnya.
Momen selebrasi pebalap tuan rumah, Jakub Kornfeil, meraih podium ketiga di Brno. Foto: Situs Resmi Sirkuit Brno.
Polemik anggaran Sirkuit Brno untuk penyelenggaraan MotoGP bukan baru tahun ini saja terjadi. Tahun lalu, misalnya, dilaporkan media lokal, Sport.cz, total biaya balapan adalah sekitar CZK 170 juta.
Pemerintah Wilayah Moravia Selatan memberi CZK 20 juta, Pemerintah Kota Brno CZK 10 juta, CZK 70 juta dari tiket, dan negara memberi CZK 39 juta. Masih kurang CZK 31 juta, bagaimana?
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Moravia Selatan menambahkan lebih dari CZK 9 juta, Brno CZK 5 juta, dan sisanya dari Kementerian Pendidikan. Khusus tahun 2019, pihak pemerintah wilayah dan kota meningkatkan dukungannya. Namun, mereka tidak bisa menjanjikan lebih untuk tahun depan, meski kontrak Sirkuit Brno dengan MotoGP berakhir 2020, atau masih ada setahun lagi.
Tidak menutup kemungkinan bahwa tahun depan memang sudah tidak akan ada lagi balapan MotoGP di Sirkuit Brno, sirkuit kebanggaan publik Ceko, yang menyimpan kenangan bagi Valentino Rossi dan pebalap lainnya, termasuk Karel Abraham, Jakub Kornfeil, dan Filip Salac yang akan kehilangan home race.
Sirkuit dengan Sejarah Panjang
Layout Sirkuit Brno (1930-1937). Foto: Situs Resmi Sirkuit Brno.
Jika melihat perkembangan Sirkuit Brno dari masa ke masa, sebetulnya sirkuit ini punya sejarah yang tidak bisa diremehkan. Awalnya, pertama kali dibangun, Sirkuit Brno belum semegah sekarang, melainkan mengusung konsep sirkuit jalanan yang sangat panjang, bahkan satu lapnya saja 29,1 kilometer.
ADVERTISEMENT
Sejarah bermula pada musim semi tahun 1930. Saat itu, dibangunlah sirkuit dengan tentunya membabat beberapa hektare lahan hutan yang terletak di belakang kota metropolis yang saat itu sedang tumbuh, Brno. Lokasinya dekat dengan Desa Popuvky, yang terletak 10 kilometer di luar Brno.
Tenggatnya, sirkuit itu harus selesai pada musim gugur tahun yang sama. Salah satu orang yang amat setuju dengan pembangunan sirkuit ini adalah pebalap perempuan legendaris Cekoslowakia, Eliška Junková--pebalap perempuan pertama di dunia yang memenangkan Grand Prix.
Eliska Junkova. Foto: Wikimedia Commons
Ketika telah rampung, sirkuit itu dinamai Sirkuit Masaryk--diambil dari nama Tomas Masaryk, Presiden pertama negara Cekoslowakia, salah satu tokoh yang paling dihormati. Ya, dulu Republik Ceko dan Slowakia itu satu negara, dan Masaryk adalah founding father-nya.
ADVERTISEMENT
Sosoknya bahkan disamakan dengan George Washington, Presiden Amerika Serikat yang pertama. Dari dulu hingga mereka berpisah pada 1 Januari 1993, warga kedua negara tetap menghormati Tomas Masaryk sebagai simbol demokrasi.
Bahkan, saat balapan pertama kali digelar pada tahun 1930, nama ajangnya pun bertajuk Grand Prix Masaryk--pada 1935 berubah jadi Grand Prix Cekoslowakia. Ya, sekali lagi, sebagai penghormatan kepada pria yang menjabat Presiden Cekoslowakia dari 1918 sampai 1935 itu. Balapan pertama di sana, bukan kendaraan roda dua, melainkan mobil roda empat.
Tomas Garrigue Masaryk. Foto: Wikimedia Commons
Sejarah mencatat, balapan pertama itu dilangsungkan pada 28 September 1930, atau bertepatan dengan The Day of Saint Wenceslas--peringatan tanggal kematian Saint Wenceslas, bangsawan ternama Bohemia. Saat itu, balapan hanya diikuti oleh pebalap dari Italia dan Jerman. Mereka beradu cepat dalam balapan yang melawan putaran jarum jam.
ADVERTISEMENT
Pebalap Jerman, Hans Joachim von Morgen, yang mengendarai Bugatti tercatat sebagai pemenang perdana. Tazio Nuvolari, pebalap Alfa Romeo, yang disebut punya taktik canggih tak mampu mengalahkannya. Pada tahun-tahun berikutnya, barulah pebalap dari negara lain turut berpartisipasi, seperti Louis Chiron, pebalap asal Monako yang mendominasi balapan di Brno dari 1931 hingga 1933.
Kemudian, balapan di Brno itu sempat terputus pada periode 1938-1948. Sebab, Perang Dunia II sedang berkecamuk. Barulah pada 1949, balapan mobil kembali dihelat, dengan jarak sirkuit yang dipangkas menjadi hanya 17,8 kilometer. Konsep balapan pun, yang tadinya melawan arah jarum jam, menjadi senada dengan jarum jam--hingga sekarang.
Layout Sirkuit Brno (1949-1963). Foto: Situs Resmi Sirkuit Brno.
Pebalap Inggris, Peter Whitehead, berhasil memacu Ferrari-nya untuk memastikan diri menjadi yang tercepat di balapan sepanjang 20 lap tersebut. Pebalap Prancis, Philippe Etancelin; dan pebalap Italia, Franco Cortese; masing-masing finis kedua dan ketiga dalam balapan yang dihadiri kurang lebih 40.000 penonton itu.
ADVERTISEMENT
Namun, tragis bagi kompatriot Cortese, Giuseppe Farina, yang harus mengalami kecelakaan hebat di lap kedua. Mobil Maserati yang dikendarainya terbang keluar lintasan dan menewaskan dua penonton, sementara Farina sendiri selamat. Setahun berselang, tidak balapan mobil untuk sementara ditiadakan di Brno.
Awal Mula MotoGP di Brno
Trio Spanyol (kiri-ke-kanan), pemenang podium MotoGP Ceko 2017: Pedrosa, Marquez, Vinales. Foto: Situs Resmi Sirkuit Brno.
Sejak tahun 1950, Brno lebih akrab dengan balap motor roda dua. Ada empat kelas yang dilombakan: 125 cc, 250 cc, 350 cc, dan 500 cc. Namun, masih belum terdaftar resmi dalam Kejuaraan Dunia MotoGP.
Walau begitu, pebalap-pebalap ternama pada masanya tetap tertarik untuk unjuk kebolehan di Brno pada periode 1950-an. Sebut saja Ernst Degner, Gary Hocking, hingga Jim Redman. Tak jarang, mereka jadi pemenang, meski pebalap lokal, seperti František Bartoš dan František Šťastný, juga kerap berada di podium teratas.
Layout Sirkuit Brno (1964-1974). Foto: Situs Resmi Sirkuit Brno.
Debut Brno jadi tuan rumah Kejuaraan MotoGP adalah pada tahun 1965. Tepat setahun sebelumnya, panjang sirkuit dipangkas lagi menjadi hanya 13,9 kilometer. Selain empat kelas yang tadi disebutkan, tercatat hingga 1982 juga digelar lomba kelas 50 cc sebanyak enam kali.
Potret Sirkuit Brno di masa lalu. Foto: MotoGP
Ini adalah era di mana Giacomo Agostini (4 kali menang di 500 cc; 3 kali menang di 350 cc) dan Mike Hailwood (3 kali menang di 500 cc; 2 kali menang di 350 cc; 1 kali di 250 cc) menunjukkan dominasinya. Selain mereka, ada juga nama Phil Read (2 kali menang di 500 cc; 3 kali menang di 250 cc; 1 kali di 125 cc).
Layout Sirkuit Brno (1975-1986). Foto: Situs Resmi Sirkuit Brno.
Pada tahun 1975, sirkuit diperpendek lagi menjadi hanya 10,9 kilometer. Dominasi berganti di akhir 1970-an. Dari 1978-1982 tidak ada balapan 500 cc. Kelas yang paling bergengsi menjadi 250 cc dan 350 cc, di mana pebalap Afrika Selatan, Kork Ballington, menjuarai lomba pada 1978 dan 1979. Dua tahun berikutnya, dominasi jadi milik pebalap Jerman, Anton Mang.
ADVERTISEMENT
Era Modern
Sirkuit Brno di kala senja. Foto: Situs Resmi Sirkuit Brno.
Untuk sementara, dari 1983-1986, Sirkuit Brno sempat hilang dari kalender Kejuaraan Dunia MotoGP. Pihak MotoGP semakin memperketat standar keamanan sirkuit. Sirkuit Brno gagal memenuhi standar itu.
Akhirnya, dibuatlah sirkuit baru, yang lebih modern dan permanen. Pengerjaan dimulai tahun 1985. Lokasinya berbeda dengan posisi terakhir sirkuit di tahun 1982. Sebenarnya, tak jauh dari bagian trek asli tahun 1930. Meski begitu, ribuan pohon di hutan sekitar harus ditebang dan ditanam kembali di tempat lain, dan mempertahankan banyak lansekap yang diperlukan.
Layout Sirkuit Brno (1987-sekarang). Foto: Situs Resmi Sirkuit Brno.
Usai sirkuit permanen itu rampung, akhirnya MotoGP kembali ke Ceko pada tahun 1987. Sirkuit Brno yang baru--yang kita kenal hingga hari ini--memiliki panjang 5,4 kilometer untuk satu lapnya. Terdiri dari 14 tikungan: 8 kanan, 6 kiri. Arah putarannya tetap searah jarum jam.
ADVERTISEMENT
Sejak 1987 hingga saat ini, tercatat hanya ada satu perubahan berarti: Pada tahun 1996, bagian pit entry direvisi. Sudah itu saja. Dan hanya pada tahun 1992 saja Sirkuit Brno modern hilang dari kalender MotoGP. Penyebabnya, tak lain salah satunya adalah gejolak politik negara Cekoslowakia. Sejak tahun 1993, Brno ditetapkan sebagai bagian negara Republik Ceko.
Sirkuit Brno menyimpan banyak kenangan untuk Valentino Rossi (7 kemenangan). Foto: Situs Resmi Sirkuit Brno.
Kini, Sirkuit Brno terancam hilang lagi dari kalender balap Kejuaraan MotoGP. Jika tahun pada 1980-an hilang karena faktor keamanan, pada 1990-an hilang karena faktor politik, kini di era milenium baru ancamannya adalah faktor uang.
Well, setiap masa memiliki depresinya sendiri-sendiri yang berdampak pada eksistensi Sirkuit Brno di kalender balap MotoGP. Sirkuit Brno berhasil bangkit dari persoalan keamanan dan politik, ada solusinya. Namun bagaimana dengan persoalan uang? Adakah solusinya?
ADVERTISEMENT