Pertamina Siap Penuhi Ajakan Bahlil Bahas Penurunan Impor LPG

19 Agustus 2024 20:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serah terima jabatan Menteri Investasi/Kepala BKPM dari Bahlil Lahadalia ke Rosan Roeslani. Foto: Argya D. Maheswara/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Serah terima jabatan Menteri Investasi/Kepala BKPM dari Bahlil Lahadalia ke Rosan Roeslani. Foto: Argya D. Maheswara/Kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pertamina (Persero) menjawab permintaan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ingin menurunkan impor LPG dengan strategi hilirisasi.
ADVERTISEMENT
Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro, mengatakan setelah Serah Terima Jabatan (Sertijab) Bahlil sebagai Menteri ESDM, Direktur Utama Pertamina sudah mengkondisikan timnya untuk melaksanakan arahan peningkatan produksi nasional, pemanfaatan gas stranded, dan peningkatan produksi LPG nasional.
"Itu akan kita tindak lanjuti, kita siap untuk duduk bersama dengan Pak Menteri mencari solusi untuk peningkatan produksi tersebut," ungkapnya saat ditemui di Mandarin Oriental Jakarta, Senin (19/8).
Namun, Wiko membenarkan bahwa Indonesia masih bisa memproduksi bahan baku LPG, Propane (C3) dan Butane (C4) meski porsinya masih sedikit dan belum bisa memenuhi kebutuhan domestik.
Sumber bahan baku LPG tersebut, kata dia, baik itu dari sumber gas alam langsung atau natural gas yang mengandung C3 dan C4 di beberapa lapangan hulu migas yang masih bisa dimaksimalkan Pertamina untuk produksi LPG.
ADVERTISEMENT
Sumber kedua yakni sebagai bagian dari salah satu produk kilang Pertamina. Wiko mengakui potensinya tidak lebih besar dari impor kendati dia enggan membeberkan lebih lanjut berapa besar potensi yang sudah teridentifikasi Pertamina.
"Kemampuan produksi nasional memang masih jauh di bawah demand domestik, oleh sebab itu kita harus memikirkan bersama-sama bagaimana mengalihkan ataupun mencari alternatif pasokan bahan bakar gas lainnya," ungkap Wiko.
Pertamina, lanjut Wiko, ingin menggencarkan penggunaan jaringan gas (jargas) rumah tangga sebagai pengganti konsumsi LPG, serta penyaluran gas melalui pipa transmisi dan distribusi untuk industri.
Adapun terkait potensi harga produksi LPG di dalam negeri bisa lebih murah, Wiko juga berharap bisa dibahas lebih lanjut bersama pemerintah.
"Itu harus duduk bersama untuk itu, untuk memformulasikan itu, kita siap," pungkas Wiko.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Bahlil berencana rapat bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) membahas strategi menekan impor LPG dengan hilirisasi LPG.
Bahlil berkomitmen untuk melanjutkan program strategis di sektor hulu migas. Dia memastikan akan meningkatkan optimalisasi lifting minyak dan gas bumi dalam kurun waktu 2 bulan jabatannya.
Pasalnya, kata dia, Indonesia semakin bergantung pada impor migas terutama untuk memproduksi LPG. Dia memastikan akan ada stimulus untuk meningkatkan daya saing produksi migas di Indonesia.
Untuk hal tersebut, Bahlil meminta kepada Kepala Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto untuk menyiapkan data untuk menindaklanjuti penurunan impor gas.
"Saya minta betul data untuk menindaklanjuti apa yang disampaikan ke Pak Arifin terhadap impor gas kita yang terlalu banyak C3 dan C4, di mana saja arahan pak Presiden Prabowo dan Pak Jokowi segera kita bangun hilirisasi LPG," ujar Bahlil dalam sambutannya usai Sertijab, Senin (19/8).
ADVERTISEMENT
Melalui hilirisasi LPG ini, Bahlil juga berharap agar daya saing produksi bahan baku LPG C3 (Propane) dan C4 (butane) di dalam negeri bisa lebih tinggi dari impor. Untuk itu, dia akan rapat kembali bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
"Nah nanti Dirut Pertamina, jangan harga LPG dalam negeri lebih murah banyak sekali daripada impor, enggak bener nih! Ini tugas saya yang harus saya selesaikan dalam waktu 2 bulan," tegas Bahlil.