Saat FA Menghalang-halangi Popularitas Sepak Bola Wanita di Inggris

12 Juni 2023 11:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo FA (Football Association). Foto: thefa
zoom-in-whitePerbesar
Logo FA (Football Association). Foto: thefa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepak bola wanita di Inggris sudah menggeliat sejak akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Kelahiran sepak bola wanita di tanah Britania Raya diprakarsai oleh Nettie Honeyball, yang ceritanya bisa kalian simak di tulisan ini.
ADVERTISEMENT
Honeyball tak sendirian, ia bersama Florence Dixie membentuk sebuah tim sepak bola wanita bernama British Ladies Football Club (BLFC). Tujuan awal didirikannya tim tersebut untuk mengakomodasi talenta sepak bola wanita di daratan Inggris Raya.
Di sisi lain, pembentukan klub tersebut juga sebagai alat protes atas diskriminasi yang menerpa kaum hawa pada abad ke-18. Kala itu, klub yang mereka dirikan mulai bermain sepak bola dengan perlengkapan pria pada umumnya seperti mengenakan sepatu bot, kaus, dan celana.
Sayangnya, British Ladies Football Club tak bertahan lama. Klub yang pertama kali mengadakan pertandingan pada 23 Maret 1895 itu harus menghentikan aktivitasnya di dunia “Si Kulit Bundar” pada awal Perang Dunia Pertama. Berhentinya BLFC karena para perempuan harus bekerja di pabrik selama perang dunia berlangsung.
ADVERTISEMENT
Tiga tahun berselang, tepatnya pada 1917 berdirilah sebuah tim wanita asal Inggris bernama Dick, Kerr Ladies FC. Klub yang didirikan oleh perusahaan Dick, Kerr & Co ini bermain melawan tim wanita di berbagai negeri guna mengumpulkan uang untuk prajurit yang cedera selama dan setelah perang dunia.
British Ladies Football Club, Tim Perempuan Pertama di Dunia Foto: Wikimedia Commons

FA Hambat Perkembangan Sepak Bola Wanita di Inggris

Dalam kurun waktu 20 tahun, sepak bola wanita di Inggris perlahan mulai berkembang. Tim seperti Dick, Kerr Ladies FC kerap mengadakan pertandingan persahabatan melawan tim dari negara-negara lain dengan berbagai misi.
Namun, di tengah pesatnya perkembangan sepak bola wanita di Inggris, pada 5 Desember 1921, FA (Asosiasi Sepak Bola Inggris) ujug-ujug melarang perempuan untuk bermain sepak bola. FA menilai fisik wanita tidak cocok untuk bermain sepak bola.
ADVERTISEMENT
Larangan tersebut pun berimbas pada klub-klub wanita yang berdiri di Inggris. Mereka dilarang bermain di lapangan yang berada di bawah naungan FA selaku federasi sepak bola di Inggris.
Padahal, pada tahun tersebut Dick, Kerr Ladies FC mampu menggelar 67 pertandingan di Inggris dan mampu menarik penonton hingga 900.000 orang. Bahkan, tim tersebut pun sempat melakukan tur internasional ke berbagai negara dan menghadapi klub pria.
Akan tetapi, larangan FA itu tak berdampak besar terhadap Dick, Kerr Ladies FC. Sebab, mereka memiliki beberapa lapangan alternatif untuk berlatih dan menggelar pertandingan sendiri. Namun demikian, pada akhirnya tim itu pun harus bubar pada 1965.
Aturan FA yang melarang kegiatan sepak bola wanita berlangsung selama hampir 50 tahun. Dan dalam kurun waktu tersebut, klub pria, pemain dan wasit kerap diperingatkan dan diancam sanksi apabila membantu sepak bola wanita, bahkan ketika pertandingan yang dimainkan adalah untuk amal.
ADVERTISEMENT
Pelarangan FA itu pun berdampak besar bagi perkembangan sepak bola wanita di Inggris. Mata rantai serta geliat sepak bola perempuan di Britania Raya seolah sirna imbas aturan tersebut.
Setidaknya perlu waktu hampir setengah abad agar sepak bola wanita Inggris kembali ke permukaan. Momentumnya terjadi saat Piala Dunia Inggris 1966. Tiga tahun berselang, dibentuklah Women's Football Association (WFA) meski butuh waktu dua tahun untuk diakui UEFA. Barulah pada tahun 1979 WFA benar-benar diakui keberadaannya oleh FA.
Sepak bola wanita di Inggris baru kembali menggeliat usai diakuinya WFA oleh FA. Pada 1979, untuk pertama kalinya ada kompetisi resmi sepak bola perempuan di Inggris dengan nama Mitre Challenge Trophy.
Pesatnya perkembangan sepak bola wanita akhirnya membuat FA tergiur. Pada 1993, FA mengambil alih peran WFA untuk menjalankan liga wanita. Kemudian, FA pun menggulirkan Women's Premier League guna menggantikan Women's National League yang dinilai belum profesional.
Ilustrasi Women's Super League. Foto: JUSTIN TALLIS / AFP

Sepak Bola Wanita Inggris di Era Modern

Beberapa tahun setelah FA mengambil alih peran WFA, sepak bola di Inggris tampak mulai mendapat sorotan lebih. Pada tahun 2002, sepak bola adalah olahraga terkemuka dengan partisipasi perempuan dan anak perempuan.
ADVERTISEMENT
Lalu, Inggris juga didaulat menjadi tuan rumah Kejuaraan Wanita UEFA pada 2005. Kala itu, tercatat 29.000 orang hadir untuk menonton langsung acara pembukaan.
Sementara itu, dari sisi kompetisi, sepak bola wanita di Inggris juga semakin matang. Pada 2010 silam, dibentuklah Liga Super Wanita (Women's Super League) yang diikuti oleh klub-klub sepak bola wanita di Inggris.
WSL pun dioperasikan langsung oleh FA dan dimulai pada bulan April 2011. Liga ini adalah liga tingkat teratas menggantikan Liga Utama Wanita Nasional. Lalu, pada 2014 FA memperkenalkan FA WSL 2 yang merupakan divisi kedua di bawah FA WSL 1. Kompetisi tersebut bertahan hingga musim 2017/18, FA WSL 2 berubah nama menjadi Kejuaraan Wanita FA.
ADVERTISEMENT